Impor Rektor, DPR: Lebih Baik Libatkan Diaspora

Hetifah Sjaifudian menyebut impor rektor yang dilakukan Menristekdikti tidaklah relevan. Lebih baik menjaring SDM diaspora Indonesia.
Anggota DPR dapil Kalimantan Timur (Kaltim), Hetifah Sjaifudian. (Foto: Instagram/@hetifah)

Jakarta - Anggota komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian menyebut impor rektor yang dilakukan Menristekdikti Mohamad Nasir tidaklah relevan. Sebab sumber daya manusia Indonesia tidak kurang jika hanya untuk menjadi rektor.

"Apa sebab kualitas perguruan tinggi kita tidak bisa menyamai negara-negara lain yang lebih maju, apakah karena kekurangan dukungan atau kekurangan SDM rektor sehingga harus mengimpornya dari luar negeri," kata Hetifah, Rabu, 28 Agustus 2019.

Menurut dia, mendatangkan rektor asing untuk memimpin kampus di Indonesia, tidak bisa serta merta menjamin kualitas pendidikan langsung meningkat. Justru, jika komponen pendukung tidak ditingkatkan akan sia-sia.

Kami tetap berharap kebijakan ini dimatangkan dan dikaji ulang.

"Selama dukungan-dukungan lain seperti kondisi mahasiswanya, sarana prasarana, tenaga dosen dan kependidikan, manajemen tata kelola diperbaiki tentu pergantian rektor saja tidak jadi jaminan. Malahan rektor asing akan frustasi bekerja dalam kondisi yang seperti itu," ujarnya.

Hetifah meminta rektor asing sementara waktu ditempatkan pada kampus swasta. Agar jika ada perubahan bisa dijadikan contoh ke depannya.

"Selama dipraktikkan bukan di (perguruan tinggi negeri berbadan hukum) PTNBH tapi di (perguruan tinggi) PT swasta dan PT non rangking dulu mungkin masih bisa diterima dan pengalamannya dijadikan best practice," kata alumnus National University of Singapore itu.

Hetifah menekankan agar Menristekdikti mengkaji ulang kebijakan itu agar tidak salah sasaran. Dalam waktu dekat, pihaknya akan memanggil Menristekdikti.

"Kami tetap berharap kebijakan ini dimatangkan dan dikaji ulang. Kami (komisi X) sudah agendakan rapat minggu depan sekaligus membahas anggaran 2020," kata dia.

Lebih lanjut, Hetifah menyarankan dari pada harus menggunakan tenaga asing, lebih baik menjaring anak negeri yang saat ini berkarier di luar negeri.

"Lebih baik libatkan para Diaspora Indonesia yang saat ini sudah berkiprah di pelbagai perguruan tinggi atau lembaga riset di luar negeri," ujarnya.

Sebelumnya, Menristekdikti Mohamad Nasir telah mengenalkan rektor asing pertama yang didatangkan untuk memimpin Universitas Siber Asia asal Korea Selatan Jang Youn Cho. Ia berharap kehadiran rektor asing bisa memacu kualitas pendidikan tinggi di Indonesia.

Menurut Nasir, Universitas Siber Asia ini merupakan kerja sama Universitas Nasional Jakarta dengan Hankuk University of Foreign Studies Korea.

"Di mana rektor tadi punya pengalaman memimpin perguruan tinggi. Satu pernah memimpin perguruan tinggi di Hankuk University, Korea Selatan dan pernah di Amerika dan sekarang dia menjadi rektor di Universitas Siber Asia ini," kata Nasir di sela Pembukaan Kegiatan Ilmiah dan Rakornas Inovasi 2019 di Hotel Grand Inna Bali Beach, Sanur, Bali, Senin, 26 Agustus 2019.

Berita terkait
DPR Belum Diajak Bicara Rektor Asing di Indonesia
Mendatangkan rektor asing ke Indonesia belum pernah dibahas dengan DPR secara rinci.
Komisi X DPR Kutuk Guru Murid Pesta Seks di Serang
Wakil Ketua Komisi X DPR RI Abdul Fikri Faqih mengutuk kasus asusila pesta seks libatkan 3 guru dengan 3 siswi SMP di sekolah.
0
Kesengsaraan dalam Kehidupan Pekerja Migran di Arab Saudi
Puluhan ribu migran Ethiopia proses dideportasi dari Arab Saudi, mereka cerita tentang penahanan berbulan-bulan dalam kondisi menyedihkan