Imbas Corona, Pendapatan Ojol Merosot, Berantam Sama Istri

Merebaknya virus corona berimbas kepada kehidupan driver ojek online (ojol). Hingga keributan dengan istri tak dapat dihindari.
Driver ojek online (ojol) mangkal di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan, Rabu, 18 Maret 2020. (Foto: Tagar/R Fathan)

Jakarta - Merebaknya virus corona atau Covid-19 berimbas pada berbagai tatanan profesi masyarakat. Driver ojek online (ojol) mengaku mengalami penurunan omzet lantaran sepinya permintaan pengguna.

Seorang pengemudi ojol, Rozak, 42 tahun menuturkan, imbas mewabahnya Covid-19 membuat dia hanya berpenghasilan Rp 50 ribu perhari. Padahal biasanya, Rozak mampu mengantongi lebih dari dua kali lipat dari jumlah tersebut.

"Ya pasti merosot jauh lah. Hari biasa paling minim aja bisa cepe (Rp 100 ribu), kalau sekarang si Rp 50 ribu, berantam mulu sama bini (istri) kadang-kadang," ujar Rozak saat ditemui Tagar di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan, Rabu, 18 Maret 2020.

Sangat terasa sih, karena makin ke sini juga karyawan, anak sekolah, pada libur.

Baca juga: Kerja di Rumah, Karyawan Gojek Optimis Corona Kandas

Senada dengan Rozak, pengemudi ojol lainnya bernama Nicholas Siahaan, 49 tahun juga menyebut Covid-19 membuat pendapatannya merosot. Menurut dia, jumlah permintaan pengguna turun sampai 50 persen akibat mewabahnya virus corona.

"Sangat terasa sih, karena makin ke sini juga karyawan, anak sekolah, pada libur. Otomatis penumpang juga jadi tambah jarang," ujar Nicholas yang ditemui di kawasan Sudirman Central Business Districk, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Rabu, 18 Maret 2020.

Kendati begitu, Nicholas memaklumi hal tersebut lantaran menganggap Covid-19 sebagai musibah. Namun, dia meminta pemerintah membuat kebijakan yang lebih tepat terkait penanganan virus tersebut.

"Saran kita sih pemerintah seefektif mungkin lah ya. Diseleksi lagi, kantor-kantor juga jangan terlalu ketat. Kalau karyawan kan ga kerja satu dua hari saja, udah otomatis di bulan depan ada gaji, kalau kita kan gak ada. Ya dampaknya seperti itu," tuturnya.

Hingga Kamis, 18 Maret 2020, kasus positif corona di Indonesia menjadi 227 orang. Bertambah 55 orang sejak diumumkan juru bicara pemerintah untuk virus corona Achmad Yurianto pada Selasa sore, 17 Maret 2020. Dari jumlah tersebut, 19 dinyatakan meninggal dunia. Sementara 9 orang telah sembuh setelah menjalani dua kali tes corona.

Pemerintah juga telah menetapkan status bencana nasional non-alam terkait Covid-19. Bahkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga membuat kebijakan beraktivitas produktif di rumah guna menekan penyebaran virus corona.

"Kebijakan belajar dari rumah, bekerja dari rumah, dan ibadah di rumah perlu terus digencarkan untuk mengurangi pengurangan penyebaran Covid-19," ujar Jokowi dalam konferensi pers di Istana Bogor, Jawa Barat, Senin, 16 Maret 2020. []

Berita terkait
Ada Protokoler Corona saat Pemilihan Wagub Jakarta
DPRD DKI mengaku telah mempersiapkan protokoler corona saat pemilihan wakil gubernur (Wagub) DKI Jakarta.
Hadapi Corona, Bareskrim Ancam Penimbun Bahan Pokok
Kabareskrim ancam penimbun bahan pokok yang memanfaatkan momentum di tengah merebaknya wabah virus corona.
7 Tips Cegah Cemas dan Panik Hadapi Wabah Corona
Psikolog memberikan 7 tips guna meminimalisir kepanikan dan kecemasan masyarakat terkait virus Corona.
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.