Jakarta - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi ditetapkan KPK sebagai tersangka baru dalam kasus dugaan suap dana hibah Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Tahun 2018 dari Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora).
Imam diduga menerima Rp 26,5 miliar bagian dari commitment fee atas pengurusan proposal hibah yang diajukan KONI ke Kemenpora.
Di usianya yang baru 41 tahun, Imam Nahrawi tergolong Menpora muda di Kabinet Indonesia Kerja Jilid I. Dia dilantik Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi menteri pada 27 Oktober 2014.
Imam 'kecil' tumbuh dan berkembang di kota kelahirannya di Bangkalan, Madura, Jawa Timur (Jatim). Dia dibesarkan keluarga besar yang dekat dengan Nahdlatul Ulama (NU).
SDN Bandung, SMPN Konang, hingga Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Bangkalan berhasil ditamatkan. Cita-citanya yang tinggi, kemudian menuntut Imam untuk hijrah ke Surabaya pada tahun 1998.
Di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel ketertarikannya akan berorganisasi mulai tumbuh. Sembari mengenyam bangku kuliah, Imam menjadi anggota Senat Mahasiswa Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel periode 1994-1995, dan didaulat menjadi Ketua Umum Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jatim di usia 24 tahun.
Pada tahun 2017, Imam yang lulus dari Fakultas Tarbiyah, Jurusan Pendidikan Bahasa Arab UIN Sunan Ampel Surabaya pada tahun 1998 melanjutkan jenjang pendidikannya ke Pascasarjana Magister Kebijakan Publik Universitas Padjajaran Bandung. Di tahun yang sama, Imam mendapatkan gelar Doktor Honoris Causa dari kampusnya di Surabaya.
Namun, bila menelisik karier politik pria kelahiran 8 Juli 1973 ini, dimulai ketika masuk menjadi anggota lantas menjabat sebagai Sekretariat Jenderal DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) pada tahun 1999. Di PKB, kemampuan politik Imam diasah dan berkembang cepat.
Di Pemilihan Umum (Pemilu) 2004, Imam mencoba peruntungannya menjadi wakil rakyat. Kepiawaiannya meyakinkan masyarakat di daerah pemilihan Jatim membuatnya melenggang menjadi anggota DPR dari PKB.
Kariernya makin moncer, pada tahun 2008 Imam didaulat menjadi Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PKB. Setahun berlalu, Imam yang mencalonkan diri menjadi anggota DPR berhasil masuk kembali untuk periode 2009–2014. Imam berada di Komisi VII DPR menaungi bidang agama, sosial, dan pemberdayaan perempuan.
Di akhir masa baktinya sebagai wakil rakyat, Imam kembali ikut memeriahkan pesta demokrasi pada tahun 2014. Namun, kali ini berbeda, dia berada di belakang pasangan calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Kemenangan Jokowi-Kalla dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 membuat pasangan itu tak lupa dengan Imam yang menjabat sebagai Wakil Ketua Timnas Badan Pemenangan. Imam didapuk menjadi Menteri Pemuda dan Olahraga periode 2014-2019.
Meneruskan tugas-tugas Menpora sebelumnya Roy Suryo, pria yang gemar tenis meja dan olahraga pacuan kuda ini langsung dihadapkan dengan perencanaan tuan rumah acara olahraga empat tahunan negara-negara di Asia, Asian Games 2018.
Ketika mengemban tugas sebagai Menpora, untuk pertama kalinya Imam melantik 136 pegawai Kemenpora berkostum olahraga di Lapangan Kemenpora pada Jumat 19 Mei 2019.
Pendidikan:
1. SDN Bandung-Bangkalan
2. SMPN Konang-Bangkalan
3. MAN Bangkalan
4. IAIN Sunan Ampel Surabaya
Pengalaman Organisasi:
1. Ketua Umum PMII Cabang Surabaya
2. Ketua Umum PMII Koordinator Cabang Jawa Timur
3. Ketua Umum Dewan Koordinasi Wilayah Garda Bangsa Jawa Timur
4. Ketua Umum Dewan Koordinasi Nasional Garda Bangsa
5. Ketua DPW PKB Jawa Timar
6. Sekretaris Jenderal DPP PKB
Pengalaman Kerja:
1. Anggota DPR/MPR RI 2004-2009
2. Anggota DPR/MPR RI 2009-Sekarang
3. Direktur Intervisi Surabaya, 1997-Sekarang
4. Direktur CV Hidayah Sidoarjo, 2000-Sekarang.