Untuk Indonesia

Ijtima Dunia di Gowa, Lihat Sejarah Corona di Iran dan Malaysia

Sedikitnya 400 warga negara asing telah hadir di ijtima dunia di Gowa. Apa mereka tidak belajar bagaimana corona mengganas di Iran dan Malaysia?
Peserta Ijtima Asia 2020 dari berbagai negara berdatangan di Gowa, Sulawesi Selatan, Rabu 18 Maret 2020. Ijtima digelar 19-22 Maret 2020. (Foto: Dok Tagar/Afrilian Cahaya Putri)

Oleh: Tomi Lebang*

Kota Qom di Iran, 150-an kilometer dari Teheran, sudah lama dikenal dunia sebagai kota suci kaum Syiah. Di kota ini terdapat makam Fatimah al-Ma'sum, saudari Imam Ali, yang begitu disucikan. Jutaan penganut syiah datang ke sana setiap tahunnya untuk berziarah.

Dari kota ini pulalah, dari berkumpulnya begitu banyak manusia, penyebaran virus corona di Iran tak terkendali. Korban terbesar virus corona di luar China adalah di Iran -- mayoritas di kota Qom yang berpenduduk sejuta orang.

Sedikitnya 400 warga negara asing telah hadir, dari Pakistan, India, Malaysia, Arab Saudi, Bangladesh, Thailand, sampai Filipina.

Di Malaysia, lonjakan angka penyebaran virus corona terjadi setelah acara besar ijtima tahunan Jamaah Tablig yang diselenggarakan di Masjid Jamek Sri Petaling, Kuala Lumpur. Acara itu berlangsung empat hari dari tanggal 28 Februari sampai 3 Maret 2020. Yang hadir sedikitnya 16.000 orang dari berbagai negara, termasuk 696 orang dari Indonesia.

Pada 15 Maret 2020, pemerintah Malaysia mengumumkan 190 kasus baru virus corona, lonjakan terbesar dalam sehari. “Sebagian besar kasus baru ini terkait dengan kluster yang melibatkan pertemuan ijtima tablig di Masjid Jamek Sri Petaling,” kata Menteri Kesehatan Malaysia, Datuk Seri Dr Adham Baba.

Saudara-saudara yang budiman. Hari ini kita dengar, jamaah tablig yang sama menggelar acara dunia di Indonesia. Ijtima Dunia Zona Asia 2020 digelar di kawasan Pakatto, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.

Sedikitnya 400 warga negara asing telah hadir, dari Pakistan, India, Malaysia, Arab Saudi, Bangladesh, Thailand, sampai Filipina. Dari Indonesia, ribuan datang dari 30-an provinsi. Mereka ditampung di tenda-tenda di sebuah lapangan terbuka.

Apakah mereka yang hadir ini tahu berbahayanya kerumunan orang di tengah merebaknya virus corona di dunia? Dari video yang beredar, mereka sangat tahu.

Sungguh, saya tidak tahu bagaimana hendak mengomentari atau menyebut kelakuan orang-orang ini. Saya kehabisan kata-kata.

Saya hanya menyelipkan doa dan harapan untuk keluarga, sanak saudara, dan rakyat Sulawesi Selatan, semoga mereka terlindung dari marabahaya. Yang dibawa oleh manusia-manusia tiada kepedulian. Yang hanya memikirkan diri sendiri. Yang memikirkan kenikmatan surganya sendiri.

*Penulis adalah mantan jurnalis Tempo

Baca juga:

Berita terkait
Cegah Corona, Pemkab Gowa Tolak Ijtima Dunia 2020
Pemerintah Kabupaten Gowa menolak memberi izin penyelenggaraan Ijtima Dunia 2020 Zona Asia, karena virus corona.
113 Orang di Iran Meninggal karena Virus Corona
Dalam 24 jam terakhir pada hari Minggu, 15 Maret 2020, tercatat 113 koban meninggal dunia di Iran
Malaysia Lockdown, Pasien Virus Corona Naik Signifikan
Meningkatnya jumlah penderita virus corona COVID-19, akhirnya Perdana Menteri Tan Sri Muhyiddin Yassin menetapkan lockdown
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.