Samosir - Ijazah salah satu kandidat calon Wakil Bupati Samosir, Sumatera Utara, dipersoalkan kelompok masyarakat.
Ijazah SMA milik Martua Sitanggang, pasangan dari Vandiko Gultom disebut palsu hingga dilaporkan ke Bawaslu setempat.
Pelapor adalah Tunggul Sitanggang dari Aliansi Pemuda dan Masyarakat Peduli Demokrasi Samosir. Laporannya nomor: 01/LP/PB/Kab/02.21/IX/2020.
Laporan ini sendiri sudah diterima dan dipelajari Bawaslu setempat. Kesimpulannya tidak ditindaklanjuti karena ketiadaan unsur pelanggaran pidana pemilihan.
"Laporan yang diberikan tidak memenuhi unsur-unsur pelanggaran pidana pemilihan," beber Koordinator Divisi Hukum, Penindakan Pelanggaran dan Penyelesaian Sengketa Bawaslu Samosir, Robintang Naibaho pada Jumat, 18 September 2020.
Hal itu dipekuat Ketua Bawaslu Samosir, Anggiat Sinaga. Dia mengatakan, pihaknya telah mengeluarkan surat pemberitahuan soal laporan dugaan ijazah palsu bakal calon wakil bupati.
etua Bawaslu Samosir Anggiat Sinaga. (Foto: Facebook Anggiat Sinaga)
"Terkait laporan Tunggul Sitanggang sudah kami umumkan. Setelah kami teliti dan verifikasi semua, tidak bisa ditindaklanjuti. Karena tidak memenuhi unsur-unsur pidana pemilihan," katanya dihubungi Sabtu, 19 September 2020.
KPU Samosir telah melakukan klarifikasi ke SMAN 1 Jambi. Hasilnya valid
Anggiat kemudian mengingatkan bahwa pelapor dalam hal ini Tunggul Sitanggang, tidak bisa banding dengan laporan yang sama.
Demo ke KPU
Terkait kasus ini, pada Kamis, 17 September 2020, kelompok masyarakat melakukan aksi ke kantor KPU Samosir di Jalan Ria Ni Ate, Pangururan.
Massa aksi dipimpin Karter Sitanggang, mengaku dari Aliansi Pemuda dan Masyarakat Peduli Demokrasi Samosir.
Karter menilai KPU Samosir tidak netral dalam Pilkada Samosir. Mereka menyebut ijazah salah satu kandidat diduga palsu.
"Diduga ijazah SMA Martua Sitanggang dipalsukan," kata Karter.
Ketua KPU Samosir, Ika Roulina menerima aksi massa dan melakukan dialog di ruangan rapat kantornya.
Di sana Karter mempertanyakan dasar KPU Samosir menyebut ijazah Martua Sitanggang sudah valid.
"Yang kami klarifikasi kepada Ketua KPU Samosir adalah, atas dasar apa mengatakan valid. Kenapa ibu berani mengatakan valid ijazah ini, apakah sudah pleno," kata Karter.
Ika menjelaskan bahwa mereka telah melakukan klarifikasi ke sekolah asal di mana ijazah dikeluarkan, yakni SMA Negeri 1 Jambi.
"KPU Samosir telah melakukan klarifikasi ke SMAN 1 Jambi. Hasilnya valid. Hasil apa yang valid, hasil klarifikasi kami," tukas Ika.
Jawaban itu dirasa tidak memuaskan Karter hingga kemudian dia dan sejumlah temannya memilih walk out dari pertemuan.
"Kami sudah jelaskan, semua pekerjaan sudah kami lakukan. Nah, sudah kami verifikasi syarat calon. Jadi, hasilnya itu nanti kami berikan ke masyarakat," tukas Ika.[]
