Idul Adha: Apa Itu Hari Tasyrik?

Umat muslim di Indonesia merayakan Idul Adha pada Minggu, 11 Agustus 2019. Lantas, apa hubungan antara Idul Adha dan Hari Tasyrik?
Tenda para peziarah muslim di Mina dekat Mekkah. (Foto: Reuters/Zohra Bensemra)

Jakarta - Setiap tahun umat Islam merayakan Idul Adha pada tanggal 10 Dzulhijjah. Selama tiga hari berturut-turut, sunah berkurban masih bisa dilakukan pada 11, 12, 13 bulan yang sama. Ketiga hari itu disebut dengan hari tasyrik.

Pertanyaannya, apa itu hari tasyrik?

Dari Nubaisyah Al Hudzali, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,

أَيَّامُ التَّشْرِيقِ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ

“Hari-hari tasyrik adalah hari makan dan minum.” (HR. Muslim no. 1141)

Hari tasyrik adalah tiga hari setelah Idul Adha (hari nahr). (Lihat Al Iqna’, 1: 412).

Imam Nawawi ra berkata, 

“Hari tasyrik adalah tiga hari setelah Idul Adha (yaitu 11, 12, 13 Dzulhijjah). Disebut tasyrik karena tasyrik itu berarti mendendeng atau menjemur daging qurban di terik matahari. Dalam hadits disebutkan, hari tasyrik adalah hari untuk memperbanyak dzikir yaitu takbir dan lainnya.” (Syarh Shahih Muslim, 8: 18).

Nah itulah kenapa disebut hari tasyrik, maksudnya adalah menjemur daging kurban di terik matahari karena di masa Rasulullah tidak ada pendingin atau freezer seperti saat ini. Yang ada biar daging itu awet, daging tersebut dijemur atau didendeng.

Kalau hari tasyrik disebut hari makan dan minum berarti ketika itu tidak dibolehkan untuk berpuasa apa pun di hari-hari tersebut (11, 12, 13 Dzulhijjah). Inilah pendapat yang lebih dikuatkan dalam mazhab Syafi’i.

Senada, Guru besar fikih Islam Universitas al-Azhar, Kairo Mesir, Abdurrahman el-Adawy, menjelaskan kata tasyrik berasal dari kata syaraqa, berarti terbit yang dikonotasikan dan identik dengan sang surya. Selama tiga hari ini, konon pada awal masyarakat Arab Islam, konon memotong-motong tipis daging hewan kurban untuk dijemur agar awet, biasanya dibuat dendeng.

Adawy menerangkan, ketiga hari ini adalah merupakan tiga hari yang berbilang, seperti tertuang dalam surah al-Baqarah ayat 203. Ada juga yang menyebut, bahwa hari tasyrik karena pelaksanaan salat Idul Adha berlangsung saat matahari terbit sementara ketiga hari itu, secara berturut-turut lekat pada 10 Dzulhijjah. Ada juga yang berpendapat, disebut tasyrik lantaran hewan kurban tidak disembelih hingga terbit matahari.

Adawy menerangkan, ketiga hari ini adalah merupakan tiga hari yang berbilang, seperti tertuang dalam surah al-Baqarah ayat 203. 

وَاذْكُرُوا اللَّهَ فِي أَيَّامٍ مَعْدُودَاتٍ ۚ فَمَنْ تَعَجَّلَ فِي يَوْمَيْنِ فَلَا إِثْمَ عَلَيْهِ وَمَنْ تَأَخَّرَ فَلَا إِثْمَ عَلَيْهِ ۚ لِمَنِ اتَّقَىٰ ۗ وَاتَّقُوا اللَّهَ وَاعْلَمُوا أَنَّكُمْ إِلَيْهِ تُحْشَرُونَ 

"Dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah dalam beberapa hari yang berbilang. Barangsiapa yang ingin cepat berangkat (dari Mina) sesudah dua hari, maka tiada dosa baginya. Dan barangsiapa yang ingin menangguhkan (keberangkatannya dari dua hari itu), maka tidak ada dosa pula baginya, bagi orang yang bertakwa. Dan bertakwalah kepada Allah, dan ketahuilah, bahwa kamu akan dikumpulkan kepada-Nya,"

Pada hari tasyrik, jamaah haji menginap di Mina (mabit). Mereka mabit pada malam 11 Dzulhijjah, barangsiapa yang terburu-buru, maka boleh meninggalkan Mina setelah melempar jumrah di waktu siang pada 12 Dzulhijjah, dan barang siapa yang tidak terburu-buru, maka diperkenankan untuk tetap mabit di Mina, dan meninggalkan kawasan itu pada waktu siang 13 Dzulhijah. []

Baca juga:

Berita terkait
0
Penduduk Asli Pertama Amerika Jadi Bendahara Negara AS
Niat Presiden Joe Biden untuk menunjuk Marilynn “Lynn” Malerba sebagai bendahara negara, yang pertama dalam sejarah Amerika Serikat (AS)