ICW Soroti Potensi Korupsi di BNPB, Pos Doni Monardo

Staf Divisi Investigasi Indonesia Corruption Watch (ICW), Wana Alamsyah menyoroti potensi korupsi di BNPB, yang diketuai Letjen TNI Doni Monardo.
Staf Divisi Investigasi Indonesia Corruption Watch (ICW), Wana Alamsyah menyoroti potensi korupsi di BNPB, yang diketuai Letjen TNI Doni Monardo. (Foto: BNPB),

Jakarta - Staf Divisi Investigasi Indonesia Corruption Watch (ICW), Wana Alamsyah melihat ada potensi korupsi dilakukan pihak tertentu untuk memanfaatkan dana Covid-19, karena pemerintahnya saja tidak membuka transparan soal alokasi anggaran. 

Contohnya, ujar Wana, hingga kini ia belum dapat menemukan secara rinci, berapa total alokasi anggaran alat kesehatan (alkes) yang dibeli pemerintah menggunakan dana Rp 87,5 triliun. 

Kami mengkhawatirkan ada juga para pihak yang menggunakan kesempatan ini, terutama konteks pengadaan.

Sebab, begitu ia melakukan pengecekan melalui website Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), malah menyiarkan informasi angka-angka pendistribusian alkes ke seluruh daerah, tidak ada keterangan detail anggaran yang telah digelontorkan.

Baca juga: Terawan Agus Putranto Menghilang, Doni Monardo Makin Dominan

"Kalau kita cek di website-nya BNPB, itu hanya menyampaikan informasi yang sifatnya normatif begitu. Tetapi kemudian informasi tersebut itu tidak diselaraskan atau tidak disampaikan secara spesifik berapa anggaran yang sudah terserap," kata Wana kepada Tagar, Kamis, 6 November 2020.

Dia menjelaskan, ada beberapa komponen yang harus diketahui publik, puluhan triliun anggaran tersebut diperuntukkan tuk membeli kebutuhan alat kesehatan di dalam negeri, bayar insentif tenaga medis, hingga pemberian uang duka bagi korban yang meninggal akibat virus menular itu. 

Belum lagi jika bicara tentang reagen PCR atau polymerase chain reaction. Kata Wana, ini semua berkaitan dengan pengadaan barang, yang berpotensi terjadi praktik korupsi di dalamnya. 

Dia menyarankan, semestinya pemerintah dapat mengimbangi dengan transparansi data anggaran Covid-19 yang sudah terpakai, agar publik tidak berpikir ataupun menduga yang macam-macam.

Baca juga: Doni Monardo Beri Panduan Tak Jelas ke Satgas Covid-19 Daerah

"Ada berapa banyak reagen PCR yang dibeli, berapa jumlahnya, siapa pemenangnya. Jangan sampai saat kedaruratan pandemi ini, kami mengkhawatirkan ada juga para pihak yang menggunakan kesempatan ini, terutama konteks pengadaan," ucapnya. 

"Banyak modusnya, yang setidaknya sudah kami cermati begitu sejak lama. Bukan hanya dalam konteks pandemi saja," ujar dia lagi.

Wana menekankan, di saat tersedia anggaran gemuk dalam situasi darurat pandemi ini, ia pastikan, otomatis terbuka pula potensi korupsi. Namun, ICW hingga kini belum menemukan dugaan penyelewengan yang dimaksud, karena ketidakterbukaan informasi anggaran secara terperinci yang belum dibuka pemerintah.

"Ya memang di dalam konteks saat ini banyak potensi korupsi. Kami menyebutnya potensi begitu, karena sampai saat ini kami belum menemukan ada satu kasus yang berkaitan dengan kasus Covid-19. Meskipun memang ada beberapa kasus yang sedang diselidiki oleh kepolisian, tapi memang belum masuk di tingkat penyidikan begitu," kata Staf Divisi Investigasi Indonesia Corruption Watch (ICW), Wana Alamsyah. []

Berita terkait
Epidemiolog UI: Tidak Masuk Akal Doni Monardo Urusi Kesehatan
Pakar epidemiologi Universitas Indonesia Pandu Riono menilai Kepala BNPB Doni Monardo tidak masuk akal urusi masalah kesehatan selama pandemi
PA 212 Minta Doni Monardo Suntik Vaksin Corona Duluan
Wakil Sekretaris Jenderal PA 212 Novel Bamukmin meminta Kepala BNPB Doni Monardo mencoba vaksin corona, sebelum ada vaksinasi massal.
Doni Monardo Bingung dengan Anggaran Covid-19 dan Permainan Politik
Pengamat politik Universitas Al-Azhar Ujang Komarudin menyoroti kinerja Doni Monardo bingung dengan anggaran Covid-19 dan permainan politik.
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.