Hujan Keluhan Anies Baswedan Lebarkan Trotoar Jakarta

Anies Baswedan klaim lebarkan trotoar sudah berdasarkan kebutuhan warga Jakarta. Namun, hujan keluhan mengiringi kebijakan itu.
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan di Lapangan Monas di Jakarta Pusat, Sabtu 1 Juni 2019. (Foto: Antara/Susylo Asmalyah)

Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membuat konsep terbaru soal revitalisasi trotoar di Jalan Cikini Raya- Jalan Kramat Raya. Ia mengklaim perluasan trotoar sudah berdasarkan kebutuhan masyarakat Ibu Kota. Maka itu pihaknya telah mendesain kiranya trotoar akan bermaslahat bagi pejalan kaki, penyandang disabilitas, dan pengguna sepeda.

Namun kebijakan tersebut menuai pro kontra dari masyarakat. Salah satunya adalah Suwandi, tukang ojek yang kerap mangkal di wilayah Cikini. Ia menilai, Anies merupakan tipikal gubernur yang jarang bersosialisasi dengan warga terdampak. Sebab, apabila ada kebijakan baru yang tengah digenjot Pemprov DKI ia nilai akan keluar secara mendadak.

Seperti halnya dalam revitalisasi trotoar di Cikini. Suwandi mengaku terkejut, karena dalam sebulan ini dia tidak mendengar imbauan dari Pemprov DKI mengenai perluasan trotoar. Suwandi baru mengetahui konsep ini setelah ia melihat keberadaan sejumlah kendaraan alat berat yang memakan badan jalan di Jalan Cikini. 

Padahal, kata dia, ruas jalan di lokasi tempat ia mengkal sehari-hari ini tergolong tidak lebar, hanya cukup untuk 3 lajur mobil. Dengan adanya revitalisasi yang memakan badan jalan, maka kian menambah titik macet di wilayah Jakarta Pusat.

"Ini hampir sebulan pekerjaan (revitalisasi) dan ini sangat mengganggu, warga resah. Dengan jalan dipersempit jadi kemacetan luar biasa di sini dan tentu banyak merugikan masyarakat. Bahkan saya juga dengar banyak orang ngantor di wilayah sini mulai mengeluhkan, Cikini kok jadi macet parah," kata pria berusia 60 tahun ini saat ditemui Tagar, Rabu, 24 Juli 2019.

Penampakan Trotoar 75 Miliar Anies BaswedanRevitalisasi pelebaran trotoar Jalan Cikini Raya -Jalan Kramat Raya yang menelan dana Rp 75 miliar. (Foto: Tagar/Gemilang Isromi Nuari) 

Suwandi menentang konsep yang Anies tawarkan soal peluasan jalur khusus pejalan kaki. Sebab, volume mobil yang melewati Cikini menurutnya tergolong padat, jadi jangan sampai statusnya naik menjadi macet. Ia menilai, seharusnya Anies membatasi kendaraan roda empat dahulu, sebelum membuat kebijakan baru soal peluasan trotoar. 

Hal ini menurutnya akan menjadi pembangunan yang sia-sia, sebab pada nantinya bakal menimbulkan akar kemacetan yang kian panjang dengan menyempitnya lajur. Ia mengaku pesimis terhadap gagasan mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu.

"Saya kurang setuju karena efeknya luar biasa. Biasanya 3 jalur dirubah 2 jalur. Ya makin parah macetnya. Setiap hari macet terus. Pagi, siang dan sore macetnya kok jadi begini,” keluhnya.

Suwandi mengaku, dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 kemarin tertarik mencoblos pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno karena pada masa kampanye menawarkan program-program yang pro terhadap rakyat kecil. Namun setahun lebih Anies menjabat sebagai Gubernur DKI, kata Suwandi, ia nilai tidak memenuhi ekspektasinya.

"Anies saya rasa sejauh ini belum memberi kontribusi positif bagi Jakarta, malah bagusan yang udah-udah (Ahok, Djarot, Foke). Jujur kemarin saya nyoblos Anies dan saya merasa kecewa kalau begini, karena tidak sesuai dengan janji saat kampanye. Reklamasi tuh dilanjutkan, rumah dp nol malah dikasih rusun. Saya kecewa, sudah dipilih tidak tepati janji," ucap dia, kesal. 

Pelebaran trotoar di sejumlah wilayah di Jakarta, menurut dia, bukan solusi untuk mengatasi masalah kemacetan di Ibu Kota, justru sebaliknya akan memperparah kemacetan di beberapa titik lokasi.

"Saya dengar anggaran trotoar  (Rp) 75 miliar, terlalu bengkak, luar biasa anggarannya dan kalau saya lihat proyek ini kan tidak seberapa. Artinya, kurang sesuai dengan anggaran sebesar itu, pekerjaan pembangunan ini biasa-biasa saja menurut saya, cuman begini," kata dia.

Dalam pembangunannya, pengamat tata kota Universitas Trisakti Nirwono Yoga menyebut Anies Baswedan hanya memperhatikan estetika permukaan trotoar saja. Dia dinilai memalingkan muka terkait integrasi jaringan lain, seperti saluran air dan jaringan utilitas terpadu di bawah trotoar.

"Tidak tertutup kemungkinan ke depan trotoar akan dibongkar untuk perbaikan atau pengembangan kapasitas jaringan utilitas yang dilakukan secara bergantian, tanpa henti sepanjang tahun," kata Nirwono.

Penampakan Trotoar 75 Miliar Anies BaswedanRevitalisasi pelebaran trotoar Jalan Cikini Raya -Kramat Raya yang menelan dana Rp 75 miliar. (Foto: Tagar/Gemilang Isromi Nuari) 

Namun lain halnya dengan Romi. Mahasiswa yang menimba Ilmu Komunikasi di perguruan tinggi swasta di wilayah Salemba setuju terhadap konsep revitalisasi trotoar yang ditawarkan Gubernur Anies. Menurutnya, dalam hal ini Indonesia tiada salahnya harus mulai menyontoh Singapura atau Jepang. Di mana banyak ruang eksplorasi bagi pejalan kaki dan pesepeda.  

"Saya merasakan, nantinya akan bagus juga. Karena saya bekerja tidak terlalu jauh dari sini kan. Maka, setelah trotoar dilebarkan, dampaknya akan bagus juga bagi pejalan kaki. Agak lebar jalannya, asal jangan disalahgunakan untuk berdagang," ujar Romi.

Romi menyarankan, dengan diluaskan jalur pejalan kaki, maka perlu dibuat aturan tegas yang setimpal, agar sepeda motor tidak melanggar dengan menaiki trotoar tatkala macet melanda. Hal ini menurutnya, harus diterapkan. Jika berbicara mengenai jalur khusus pejalan kaki, maka di situ pejalan kaki memiliki hak-hak yang tak boleh dilanggar oleh pengendara roda dua.

"Itu hal biasa banget di Jakarta. Padahal kita sudah punya hak dong punya jalur jalan kaki. Tapi faktanya masih banyak motor menerobos trotoar, itu artinya mereka tidak menghormati pejalan kaki. Kan motor dan mobil sudah punya jalur sendiri," kata dia.

Romi mengaku tidak heran dengan kemacetan yang mengular dari Tugu Tani hingga Salemba. Ia paham betul, lalu lintas di sana memang semrawut, terlebih jika petang hari tiba.

"Kalau macetnya menurut saya, jalur sini memang jalur macet, langganan macet tiap sore. Bahkan sebelum dilebarin memang sudah macet," ujar dia.

Meskipun demikian, ia merasa kecewa karena tidak mendapatkan sosialisasi soal revitalisasi trotoar dari Anies. "Saya belum dapat info tiba-tiba kok trotoar sudah diluaskan. Saya belum dengar ini. Seharusnya ada pemberitahuan dulu dong ke masyarakat. Enggak bisa tiba-tiba gitu," ujar dia.

Sementara itu Mursyid, pedagang roti yang biasa menjajakan dagangan di depan Gedung Kesenian Jakarta, sudah mengetahui soal pelebaran trotoar dan hal tersebut membuat dia cengang, karena Mursyid tidak juga mendapat sosialisasi dari kelurahan atau Pemprov DKI terkait hal ini. 

"Tiba-tiba saja (trotoar) dibongkar. Sudah satu bulan peluasan trotoar. Panjang peluasan ini dari Kantor Pos sampai Binaria," kata dia.

Pria berusia 70 tahun itu mengaku pasrah terhadap kebijakan pemerintah. Oleh sebab itu ia sangat berharap kepada Gubernur Anies untuk bijaksana melindungi rakyat kecil seperti dia. 

"Ya bagaimanalah caranya gubernur yang sekarang Anies, asal lapak berdagang saya tidak digusur," ujar dia.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan revitalisasi trotoar bukan untuk membuat kemacetan di jalanan Ibu Kota. Revitalisasi itu menurutnya untuk mendorong masyarakat agar berjalan kaki.

Selain Jalan Cikini-Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat revitalisasi juga dilaksanakan di lima kota administratif. Seperti halnya di Kemang Jakarta Selatan, Sunter Jakarta Utara, hingga Jatinegara Jakarta Timur.

"Jadi justru kita ingin mendorong lebih banyak menggunakan jalan kaki," kata Anies Baswedan gedung DPRD DKI Jakarta, Senin, 22 Juli 2019.

Anies menyatakan ke depannya urutan pengguna jalan yang utama yakni untuk pejalan kaki. Selanjutnya untuk pengguna sepeda dan kendaraan bebas emisi, kendaraan umum serta kendaraan pribadi.

"Dan ukuran ke depan malah urutan bangunnya begini satu untuk pejalan kaki, dua untuk sepeda dan kendaraan bebas emisi, tiga kendaraan umum dan empat kendaraan pribadi," kata dia.

Meski trotoar lebar, Anies tak khawatir jika nanti nya bakal diserang oleh pedagang kaki lima (PKL). Anies menyatakan bakal membuat peraturan dan menempatkan petugas di atas trotoar tersebut. "Ya nanti dipakai petugas supaya enggak salah gunakan," kata dia.

Baca juga: 

Berita terkait
0
Elon Musk Sebut Pabrik Mobil Baru Tesla Rugi Miliaran Dolar
Pabrik mobil baru Tesla di Texas dan Berlin alami "kerugian miliaran dolar" di saat dua pabrik kesulitan untuk meningkatkan jumlah produksi