Jakarta - Huawei mengaku harus kehilangan penghasilannya hingga 12 miliar dolar AS akibat larang penggunaan layanan Google pada perangkat mereka. Pada awal 2019, Pemerintah Amerika Serikat (AS) resmi memasukkan Huawei ke daftar hitamnya karena adanya perang dagang antara China-AS.
Dilansir dari GSM Arena, Kamis, 2 April 2020, Ketua Rotating Huawei Eric Xu menyatakan tahun ini mereka memiliki proyeksi sejumlah 135 miliar dolar AS. Namun, perusahaan mengaku masih memiliki kekurangan untuk mencapai angka tersebut, terlebih adanya sanksi yang diberikan Pemerintah AS kepada raksasa teknologi China ini.
"Sebagian besar kekurangan datang dari konsumen Huawei, yang sepanjang 2019 menyumbang 54 persen dari total penjualan. Bisnis konsumen Huaweilah yang paling terluka," kata Xu.
Produk-produk elektronik Huawei pada 2019 berhasil menghasilkan pendapatan penjualan sebesar 66,93 miliar dolar AS. Angka itu tidak mencapai target yang ditetapkan perusahaan yang berada di angka sekitar 77 miliar dolar AS.
Baca juga: Alasan Ponsel Huawei Tidak Bisa Pakai Google
Setelah mendapatkan larangan penggunaan layanan Google dari Pemerintah AS, seluruh produk Huawei tidak lagi memiliki layanan aplikasi Google. Namun Huawei tidak tinggal diam, mereka membuat platform pengembang aplikasi sendiri bernama Huawei Mobile Service (HMS). Meskipun masih memasuki tahap awal, namun platform ini diharapkan dapat menggantikan peran Google di seluruh perangkat Huawei.[]
Baca juga: Huawei Luncurkan Mobile Service Pengganti Play Store