Horor Gerhana Matahari Zaman Orde Baru

Hari ini 26 Desember 2019 di beberapa wilayah Indonesia mengalami gerhana matahari cincin. Sesuatu yang menjadi horor pada zaman orde baru.
Petugas memperlihatkan peralatan teleskop untuk melihat fenomena gerhana matahari kepada pengunjung di Observatorium Ilmu Falak Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) di Medan, Sumatera Utara, Kamis, 19 Desember 2019. (Foto: Antara/Septianda Perdana)

Semarang - Hari ini 26 Desember 2019 di beberapa wilayah Indonesia mengalami fenomena alam berupa gerhana matahari cincin. Dampak gerhana matahari cincin tidak se’mencekam’ gerhana matahari total yang pernah dialami seluruh wilayah Indonesia pada 1983, dan membawa cerita menarik saat itu.

Gerhana matahari cincin adalah kejadian terhalangnya hampir semua bagian tengah piringan matahari oleh piringan bulan. Saat puncak gerhana, matahari yang terlihat dari bumi akan tampak seperti cincin. Fenomena gerhana matahari terdiri dari lima fase, yaitu fase kontak awal, kontak kedua, puncak gerhana, kontak ketiga, dan kontak akhir gerhana.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada Rabu, 25 Desember 2019 menyatakan pada awak media terdapat 25 kota atau kabupaten di 7 provinsi yang mengalami gerhana matahari cincin.

Berikut ini wilayah di 7 provinsi tersebut beserta waktu kejadian.

1. Aceh (Sinabang 11.55 WIB, Singkil 12.00 WIB)

2. Sumatera Utara (Sibolga, Pandan, Tarutung 12.04 WIB; Padang Sidempuan, Sipirok 12.06 WIB; Gunung Tua 12.07 WIB, Sibuhuan 12.08 WIB)

3. Riau (Pasir Pengaraian 12.10 WIB, Dumai 12.14 WIB, Bengkali dan Siak Sri Indrapura 12.16 WIB; Selat Panjang 12.19 WIB)

4. Kepulauan Riau (Tanjung Pinang 12.26 WIB, Tanjung Balai Karimun 12.21 WIB, Batam 12.24 WIB, Bandar Seri Bentan 12.26 WIB)

5. Kalimantan Barat (Mempawah dan Singkawang 12.42 WIB, Sambas 12.43 WIB, Bengkayang 12.42 WIB, Putussibau 12.55 WIB)

6. Kalimantan Timur (Tanjungredep 13.10 WIB)

7. Kalimantan Utara (Tanjungselor 13.10 WIB)

Jadi tidak semua wilayah di Indonesia mengalami gerhana matahari cincin tersebut.

Gerhana matahari cincinGerhana matahari cincin. (FOto: Pixabay)

Peristiwa Mencekam Gerhana Matahari Total 1983

Setiap tiba gerhana matahari, masyarakat Indonesia yang mengalami akan selalu diingatkan kejadian gerhana matahari total yang terjadi di seluruh wilayah Indonesia pada 1983. Dampak sosial dari fenomena alam itu lebih dahsyat daripada kejadian alamnya.

Gerhana matahari total adalah kejadian terhalangnya seluruh bagian matahari oleh bulan sehingga membuat wilayah yang biasanya diterangi matahari menjadi gelap gulita. Pada saat itu wilayah yang diterangi matahari adalah seluruh wilayah Indonesia dan negara sekitar.

Akibat kurangnya informasi dan minimnya keinginan untuk menyerap pengetahuan, fenomena gerhana matahari total 1983 dianggap sebagai bencana besar, daripada fenomena peristiwa alam istimewa dan langka. Alasan itu membuat Pemerintah Indonesia melarang keras rakyatnya untuk menyaksikan gerhana tersebut.

Media-media nasional saat itu memberitakan Presiden Soeharto sebagai orang nomor satu di Indonesia, juga melarang keluarga besarnya untuk keluar rumah. Kabar itu disampaikan anak keempat Presiden Soeharto, Siti Hediyati atau yang lebih dikenal dengan panggilan Mbak Titik. "Kita di rumah saja. Karena katanya kan bahaya kalau melihat itu," katanya.

Kabar dari Mbak Titik itu menjadi pemicu bagi ratusan juta masyarakat Indonesia melewatkan fenomena alam yang sangat langka itu begitu saja. Mereka memilih bersembunyi di rumah dan memilih menyaksikan hanya dari stasiun televisi Nasional yang saat itu baru TVRI (Televisi Republik Indonesia).

Sebenarnya apa yang membuat gerhana matahari total bisa begitu ditakuti saat itu?

Menurut Kepala Lapan, Thomas Djamaluddin, bahwa rakyat Indonesia dibodohi dengan cara ditakut-takuti kalau melihat gerhana, mata mereka akan menjadi buta.

Bahkan di beberapa wilayah, masyarakat bertindak ekstrem dengan menutup seluruh jendela rumah. Seakan matahari memancarkan radiasi berbahaya. Kengerian tak berhenti di situ. Di salah satu daerah di Indonesia, masyarakatnya menutup mata hewan-hewan penghuni kebun binatang agar mereka tidak buta.

Seiring waktu masyarakat menjadi sadar mereka hanya dibodohi oleh pemerintah. Apalagi saat mereka tahu banyak turis mancanegara dan ilmuwan datang ke Indonesia untuk menyaksikan gerhana matahari total itu secara langsung.

Protes Pemerintah Orde Baru

Sebagian masyarakat Indonesia kecewa dengan imbauan yang diartikan sebagai larangan untuk menyaksikan gerhana matahari total pada 1983. Mereka protes, menganggap pemerintah bertindak terlalu represif dengan mengatur warganya untuk melihat hal langka, yang bisa jadi hanya terjadi sekali seumur hidup.

Protes itu menjadi semacam eskalasi kekecewaan terhadap pemerintah yang sudah berjalan selama 17 tahun sejak 1966. Sebelumnya telah terjadi protes pada pemerintah orde baru terkait mega proyek Taman Mini Indonesia Indah dan Peristiwa Malari 1975. Setelah protes gerhana itu, terjadi peristiwa bentrok Tanjung Priok 1984 yang memakan banyak korban.

Puncak protes terhadap pemerintah Soeharto terjadi pada 1997 saat mahasiswa dan elemen masyarakat turun ke jalan dalam gerakan bernama reformasi untuk menumbangkan pemerintah orde baru yang sudah berkuasa selama 32 tahun. []

Baca juga:

Berita terkait
Wilayah Terbaik Lihat Gerhana Matahari Terakhir 2019
Gerhana matahari terakhir di tahun 2019 bakal terjadi pada Kamis, 26 Desember 2019 besok.
Gerhana Matahari Lintasi Aceh 500 Kacamata Disiapkan
Gerhana matahari akan menyapa seluruh Aceh pada Kamis, 26 Desember 2019 besok.
MUI Jatim Ajak Warga Gelar Salat Gerhana Matahari
MUI Jawa Timur mengatakan jika terjadi gerhana, sudah menjadi Sunah untuk melakukan Salat gerhana matahaari.
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.