HMI Demo KPU dan Polres Siantar

Puluhan massa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Pematangsiantar-Simalungun, Sumatera Utara melakukan aksi demo di KPU
HMI melakukan aksi di depan kantor KPU Pematangsiantar. (Foto: Tagar/Fernandho Pasaribu)

Pematangsiantar - Puluhan massa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Pematangsiantar-Simalungun, Sumatera Utara melakukan aksi demo di KPU Kota Pematangsiantar, Senin 27 Mei 2019.

Aksi demo dilakukan dengan long march dari Lapangan Haji Adam Malik menuju kantor KPU Jalan Porsea, Kota Pematangsiantar.

Koordinator aksi Fajar Pratama dalam orasinya menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya kurang lebih 600 anggota KPPS dan demonstran yang ikut melaksanakan aksi pada 22-23 Mei di Jakarta.

"Kami turut berbelasungkawa terhadap yang terjadi di Indonesia saat ini, kepada KPPS kita, pejuang-pejuang demokrasi kita. KPPS harusnya mempunyai surat sehat tapi nyatanya 600-an telah mati," katanya di depan para komisioner KPU Kota Pematangsiantar dan puluhan anggota kepolisian.

Menurut dia, aksi mereka lakukan sebagai bentuk kepedulian terhadap sistem demokrasi dan meminta tanggung jawab moral atas pesta demokrasi saat ini.

"Kami mempertanyakan bagaiman profesionalisme dan akuntabel dari penyelenggara pemilu seperti KPU. Setelah terselenggaranya pemilu, politik nasional dan keadaan masyarakat sangat memprihatinkan," cetusnya.

Mereka kemudian menyampaikan beberapa poin tuntutan kepada KPU RI dan Polri, di antaranya meminta usut tuntas dugaan kecurangan Pemilu 2019.

Disebutkan, banyak perbedaan hasil situng dengan hasil hitung manual KPU, menjadi indikasi kecurangan. Karena menurut HMI dalam UU No 7 Tahun 2017 tentang Pemilu telah tercantum tentang prinsip KPU dalam menjalankan tugas.

"Dengan adanya amanat dari undang-undang ini seharusnya petugas atau penyelenggara pemilu tidak salah input data karena sudah dituntut profesional dan akuntabel. Apabila tidak sanggup menjalankan tugas untuk mundur dari jabatannya agar tidak berdampak bagi hancurnya demokrasi di negara ini," kata Fajar.

HMI juga meminta agar Situng KPU segera ditutup karena sudah ditetapkan oleh Bawaslu bahwa itu melanggar aturan dan tidak sesuai dengan fakta-fakta yang sebenarnya.

Mereka juga mempertanyakan banyaknya petugas penyelenggara yang gugur. "Apa yang salah dengan sistem yang dijalankan ini sehingga merenggut korban begitu banyak korban," teriak Fajar.

HMI juga mempertanyakan sikap aparat yang dinilai cenderung represif di mana saat pengamanan aksi 22 Mei sampai ada korban jiwa.

Menanggapi tuntutan itu, Ketua KPU Pematangsiantar Daniel Sibarani dan Komisioner KPU Gina Ginting menyebut KPU sudah bekerja secara profesional.

"KPU Siantar sudah melaksanakan pemilu secara profesional dan akuntabel. Kita jamin bahwa segala masukan dari masyarakat, segala keberatan dari saksi, segala rekomendasi dari Bawaslu itu kita tampung dan kita upayakan transparan mungkin," katanya.

Soal anggota KPPS yang meninggal, telah dilakukan rekam medis dan kronologis akibat kejadian. "Kita sudah mengumpulkan kronologis, sudah melaporkan rekam medik. Tinggal kita tunggu hasilnya penelitian data-data yang sudah kita sampaikan," ungkapnya.

Terkait situng, Gina menjelaskan bahwa di Kota Pematangsiantar tidak ada perbedaan situng dengan hasil hitung manual.

"Di Kota Siantar, situng tidak ada perbedaan sama sekali dan sama. Untuk di luar daerah itu sudah ada proses untuk diberhentikan," tambahnya.

Daniel kemudian mengimbau HMI segera melaporkan jika menemukan indikasi kecurangan di Kota Pematangsiantar.

"Walaupun kami katakan pemilu kami jalankan dengan integritas. Tapi, mana tahu ada teman-teman menemukan ada indikasi kecurangan kami mempersilakan teman-teman mahasiswa melakukan proses yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Boleh mengadukan ke Bawaslu atau ke Mahkamah Konstitusi atau melalui jalur pidana," katanya.

Selesai melakukan aksi di depan kantor KPU, massa HMI melakukan aksi di depan Polres Kota Pematangsiantar.

Massa menuntut kepolisian segera menangkap pelaku yang menyebabkan kematian demonstran di Jakarta pada 22-23 Mei kemarin.

Meskipun tidak dihadiri Kapolres AKBP Heribertus Ompusunggu, anggota kepolisian yang ada di depan polres menyambut massa HMI.

Kabag OPS Biston Situmorang mengatakan akan menyampaikan aspirasi mahasiswa dan segera memberitahu ke Kapolres Pematangsiantar.

"Apa yang disampaikan pada hari ini akan kami sampaikan kepada pimpinan kami. Kami sangat hormati rekan-rekan saat menyampaikan aspirasinya kepada kami," ucapnya.[]

Baca juga:

Berita terkait
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.