Hipotesis Ridwan Saidi Soal Kerajaan Sriwijaya

Budayawan Betawi Ridwan Saidi menuai kritikan dari berbagai pakar sejarah terkait pernyataannya tentang Kerajaan Sriwijaya.
Budayawan Betawi Ridwan Saidi (Foto: indopolitika.com)

Jakarta - Budayawan Betawi Ridwan Saidi enggan berkomentar menanggapi hipotesisnya yang menuai banyak kritikan dari masyarakat. Ia mengaku heran dengan viralnya video diskusi saat ia menyebut Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan fiktif. 

Pria berkopiah itu mengaku, hipotesisnya yang jadi sorotan setelah diunggah kanal YouTube Macan Idealis, sesungguhnya sudah pernah dia sampaikan dalam buku yang ia tulis, Rekonstruksi Sejarah Indonesia dan Kedatangan Islam

Dikutip dari katalog daring Perpustakaan Nasional RI, buku tersebut sudah diterbitkan beberapa kali. Cetakan ketiganya yang dirilis Yayasan Renaissance pada 2016 lalu, tersimpan tiga jilid di Gedung Perpustakaan Nasional, Jakarta

Jika merujuk pada sejarah berdirinya Nusantara, pasti berkaitan dengan perjuangan para pahlawan. 

Selain perjuangan para pahlawan, tentunya kerajaan-kerajaan yang ada di Indonesia juga memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan sejarah hingga saat ini. Salah satu kerajaan maritim terbesar yang tercatat dalam sejarah adalah Kerajaan Sriwijaya. 

Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan Melayu yang berada di Pulau Sumatera yang memiliki pengaruh besar terhadap peradaban di Tanah Air. 

Nama kerajaan ini ditengarai berasal dari Bahasa Sansekerta. Sri memiliki makna cahaya, sementara Wijaya memiliki arti kemenangan. Apabila digabungkan, arti nama kerajaan ini berarti kemenangan yang bercahaya.

Daerah kekuasaan Kerajaan Sriwijaya pada abad ke-7 meliputi Kamboja, Thailand, Semenanjung Malaya, bahkan hingga Pulau Jawa pun diduduki pasukan Kerajaan Sriwijaya. Bahkan, kekuatan Sriwijaya konon dikenal hingga mancanegara.

Hal ini dapat dibuktikan dengan keberadaan berbagai sisa peradaban Kerajaan Sriwijaya di Sumatera Selatan. Para pedagang dari Arab dan Cina pun pernah berdagang di Sriwijaya, karena letaknya strategis dalam jalur perdagangan. 

Melansir pemberitaan media India, kerajaan di India juga pernah bekerja sama dengan kerajaan Sriwijaya pada tempo dulu.

Jelas ngawur, sebuah temuan harus diuji oleh forum ilmuan sebidang agar ada pengakuan, tidak bisa asal berpendapat.

Sebelumnya, tokoh senior Betawi ini menyatakan dengan tegas bahwa Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan dongeng. 

Ia menganggap Sriwijaya hanya sekelompok bajak laut.

Hal tersebut diterangkan Ridwan dalam dua video yang diunggah akun YouTube Macan Idealis pada 23 Agustus 2019 dan 25 Agustus 2019.

Menurut dia, kerajaan Sriwijaya hanya dongeng, tidak ada jejaknya di Nusantara. 

“Sriwijaya itu kan kerajaan fiktif, kita enggak sebut dah. Itu bajak laut,” kata Ridwan dalam video pertama berdurasi 15 menit yang sudah ditonton 300.311 kali.

Dalam pantauan Tagar, pada Rabu, 28 Agustus 2019, video kedua Ridwan Saidi yang menyinggung kerajaan Sriwijaya fiktif dengan durasi 20 menit, telah ditonton 129.713 kali. 

Menanggapi hal tersebut, Ketua Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) Sumatera Selatan Farida Wargadalem menyatakan, hipotesis budayawan Betawi Ridwan Saidi yang menjelaskan bahwa kerajaan Sriwijaya hanya fiktif, tidak dapat diterima. 

Pria berambut putih itu, menurut Farida, hanya bertutur sembarang kata. 

"Jelas ngawur, sebuah temuan harus diuji oleh forum ilmuan sebidang agar ada pengakuan, tidak bisa asal berpendapat," kata Farida Wargadalem dilansir Antara, Senin, 26 Agustus 2019. 

Ia menilai Ridwan Saidi tidak memiliki kapasitas untuk berpendapat mengenai keabsahan Kerajaan Sriwijaya, karena dia bukan orang yang tepat untuk menjawab ilmu pengetahuan sejarah

"Apakah setiap pendapat orang yang tidak jelas keahliannya menjadi sebuah pembenaran? Jika demikian maka tutup saja perguruan tinggi atau kajian-kajian khusus bidang sejarah," tutur Farida. 

Ia berharap masyarakat tetap berpegang pada hasil kajian para arkeolog dan sejarawan yang telah menggali bukti-bukti sejarah, serta tidak percaya begitu saja terhadap pernyataan yang tidak memiliki landasan ilmiah, mengingat literasi sejarah masyarakat Indonesia masih rendah. 

Sementara arkeolog dari Balai Arkeologi Sumatera Selatan Retno Purwati menjelaskan, bukti berdirinya Kerajaan Sriwijaya karena terdapat peninggalan 22 prasasti di Palembang, Sumatera Selatan.

Salah satu sisa peninggalan Kerajaan Sriwijaya, lanjutnya, dapat dilihat dalam Prasasti Kedukan Bukit.

Ia menerangkan, Sriwijaya merupakan Kerajaan Maritim terbesar yang nomaden.

"Sriwijaya adalah Kerajaan Maritim terbesar yang berpindah-pindah, bukan berbentuk sebuah negara seperti yang banyak orang bayangkan, dan sering membuat orang ngawur saat mengatakan Sriwijaya itu tidak ada," kata Retno. []

Baca juga: Ridwan Saidi Budayawan Betawi yang Sering Bikin Heboh

Berita terkait
Ridwan Saidi Anggap Kerajaan Sriwijaya Sekadar Dongeng
Budayawan Betawi Ridwan Saidi melontarkan pernyataan kontroversial dengan menyebut Kerajaan Sriwijaya hanya dongeng fiktif.
Kritik Ma'ruf Amin, Ridwan Saidi Kena Semprot Nusron Wahid
Ridwan Saidi melontarkan ucapan kontroversial untuk Ma'ruf Amin, Nusron tak terima.
Video: Ditegur Nusron Wahid, Ridwan Saidi Cabut Pernyataan
Budayawan Betawi, Ridwan Saidi melontarkan ucapan kontroversial yang ditujukan pada cawapres nomor urut 01 Ma'ruf Amin saat menjadi pembicara di acara Indonesia Lawyers Club, Selasa (19/3) malam.
0
AS Mulai Terapkan Larangan Impor Barang dari Xinjiang
AS terapkan larangan impor barang produksi dari wilayah Xinjiang, China, kini mulai diberlakukan dengan alasan ada genosida di sana