Hadapi Resesi Ekonomi, Jateng Fokus Sektor Strategis

Jawa Tengah (Jateng) bersiap menghadapi resesi ekonomi. Salah satunya dengan fokus memberi stimulus ke sektor-sektor strategis.
Gubernur Ganjar Pranowo menyatakan Jawa Tengah bersiap diri menghadapi ancaman resesi ekonomi. Salah satunya dengan memberi stimulus ke sektor-sektor strategis. (Foto: Humas Pemprov Jateng)

Semarang - Ancaman resesi ekonomi di tengah masa pandemi Covid-19 berada di depan mata. Menghadapi hal itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo terus menyiapkan langkah untuk mendorong bangkitnya ekonomi. 

Salah satunya dengan fokus menggairahkan sektor-sektor strategis agar geliat usaha mikro, kecil dan menengah bisa bangkit. Seperti memberikan stimulus-stimulus ekonomi dan mendorong masyarakat untuk membeli produk dalam negeri.

APBD dan APBN yang kita miliki dikerahkan untuk mendorong ke sana. Sekarang kami harus lebih hati-hati, lebih strategis lagi untuk memilih sektor yang kami bantu.

Ganjar mengakui geliat ekonomi saat ini memang sedang goncang dan perlu disiapkan langkah antisipasi. Peran usaha kecil mikro, kecil dan menangah saat ini menjadi penting untuk membangkitkan ekonomi.

"Kami siapkan agar bisa bangkit. Maka pemerintah sebagai stimulator dan dinamisator dalam beberapa hal bisa menjadi offtaker karena regulasi memungkinkan," katanya, Senin, 31 Agustus 2020. 

Ganjar menjelaskan, di Jawa Tengah sendiri sudah dilakukan pemetaan terkait sektor-sektor yang perlu mendapat dorongan dan pertolongan. Melibatkan para ahli dan pemangku kepentingan, sektor teratas yang perlu segera diperhatikan adalah pariwisata, transportasi, dan perhotelan. Dari penanganan sektor prioritas ini nanti akan berkembang ke bisnis lain.

"Ini urutannya, nanti sampai kepada bisnis terkait memang perlu mendapatkan rescue. Mudah mudahan nanti kita bisa melalui kesulitan ekonomi ini dengan baik. APBD dan APBN yang kita miliki dikerahkan untuk mendorong ke sana. Sekarang kami harus lebih hati-hati, lebih strategis lagi untuk memilih sektor yang kami bantu," tutur dia.

Pemetaan kebutuhan juga menjadi sangat penting guna mendorong produksi dalam negeri. Juga bantuan sosial perlu banyak digelontorkan ke masyarakat dalam menghadapi situasi pandemi. Di sisi lain, kesadaran masyarakat untuk membeli produk kawan sendiri dan produk dalam negeri perlu ditingkatkan.

"Kami dorong ke sana. Kalau sudah tahu kebutuhan dalam negeri berapa saja, yuk kita buat, kita produksi sendiri, kemudian kita jual dan kita penuhi kebutuhan dalam negeri sendiri," ujar dia. 

Baca juga: 

Langkah lain yang disiapkan adalah dorongan untuk menciptakan dan menumbuhkan entrepreneur-entreprenuer baru. Langkah ini sekaligus untuk menjawab persoalan kebutuhan pekerjaan dengan solusi menciptakan pekerjaan.

Sebelumnya, Menkopolhukam Mahfud MD menyampaikan bahwa Indonesia hampir dipastikan masuk resesi bulan depan. Resesi tersebut diakibatkan adanya penurunan pertumbuhan ekonomi sampai minus. Ia mengimbau masyarakat tidak panik karena resesi bukanlah krisis ekonomi. []

Berita terkait
Mahfud Md Terangkan Perbedaan Resesi dengan Krisis
Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud Md menyatakan resesi dan krisis adalah dua hal berbeda.
Ma'ruf Prediksi Resesi Ekonomi Mengintai Indonesia
Ekonom UMY Yogyakarta memprediksi resesi ekonomi mengintai Indonesia pada 2021. Ekonomi Indonesia bisa tumbuh jika vaksin corona sudah disebar.
Diambang Resesi, Luhut: Indonesia Harus Kerja Keras
Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan meminta semua pihak optimistis meski Indonesia diprediksi alami resesi.
0
Serangan ke Suharso Monoarfa Upaya Politik Lemahkan PPP
Ahmad Rijal Ilyas menyebut munculnya serangan yang ditujukan kepada Suharso Manoarfa merupakan upaya politik untuk melemahkan PPP.