Hati Bahagia Kunci Sembuh Warga Pati dari Covid-19

Surkasih, wanita asal Kudus menceritakan kisahnya saat sembuh dari virus Corona, menurutnya hati bahagia adalah kunci dirinya bisa sembuh.
Sukarsih saat di Pendopo Kabupaten Kudus. (Foto: Tagar/Nila Niswatul Chusna)

Kudus - Tidak pernah terbesit sedikitpun di hati, Sukarsih, 29 tahun, jika dirinya akan menjadi Orang Tanpa Gejala (OTG) pertama terkonfirmasi positif virus Corona di Kabupaten Kudus. Syok, adalah ekspresi pertama yang diluapkan Sukarsih saat mengetahui kenyataan itu, Jumat, 3 April 2020. Namun, keyakinan kuat serta hati bahagianya sukses hantarkan Sukarsih raih kesembuhan.

Kepada Tagar, warga Kabupaten Pati itu berkenan membagi kisahnya selama menjalani perawatan Covid-19 di RS Mardirahayu Kudus. Menurut dia, perjuangannya belasan hari melawan Covid-19 tidak semenakutkan interpretasi masyarakat saat mendengar kata isolasi.

Kita memang harus waspada dan tidak boleh lengah, karena virus ini tidak terlihat. Tetapi kita juga tidak perlu panik dan takut. Kita jalani saja apa yang diimbau oleh Pemerintah.

"16 hari saya diisolasi. Di sana, saya mendapatkan dukungan semangat dan bantuan dari para tenaga medis. Mereka yang jadi penguat saya untuk sembuh," kata Sukarsih, dalam Konferensi Pers di Pendopo Kabupaten Kudus, Kamis, 9 April 2020.

Wanita berparas ayu berambut hitam legam itu mengungkap, kisah pertamanya dengan virus Corona dimulai pada Rabu, 25 Maret 2020. Kala itu, nyeri haid dan diare membuat tubuhnya lemas tak berdaya hingga ia harus mendapatkan perawatan intensif di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS Mardirahayu.

Baca juga: Tiga Tempat Karantina Pemudik di Kudus Siap Sepekan

Pekerjaanya sebagai tenaga medis dengan riwayat tugas di ruang isolasi Covid-19 serta status Orang Dalam Pemantauan (ODP) yang disandangnya. Menjadikan Sukarsih mendapatkan perawatan khusus di ruang IGD.

Di ruang khusus itu hanya berisikan satu bed. Tanpa keluarga ataupun rekan yang boleh datang menunggu atau menjenguk. Setiap hari, hanya dokter dan perawat dengan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap yang datang menghampiri, menayakan kondisi dan menyuntikkan semangat kesembuhan kepadanya.

Beberapa hari di rawat di tempat tersebut, gejala Covid-19 seperti batuk tidak berdahak dan sesak napas mulai dirasakan Sukarsih. "Saat digunakan ke kamar mandi dada terasa sesak," katanya.

Hingga Jumat, 27 Maret 2020 dokter mengarahkan dia untuk menjalani ST Scan Thorax. Dari hasil ST Scan Thorax diketahui kondisi Sukarsih mengarah ke Covid-19 dan membuat dia harus menjalani isolasi.

Baca juga: Kondisi 2 Pasien Positif Corona di Kudus Membaik

"Hari itu, saya ditetapkan sebagai Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan dipindahkan ke ruang isolasi," ujar dia.

Keesokan harinya, Sabtu, 28 Maret 2020, Sukarsih berkesempatan menjalani rapid test dengan hasil menunjukkan positif mengarah ke Covid-19. Hasil ini membuat pikirannya berkecambuk. Panjatan doa dan dukungan dari keluarga serta tenaga medis di RS Mardirahayu menjadi satu-satunya sumber kekuatannya waktu itu.

Di hari yang sama, dia melakukan pengambilan sampel lendir tenggorok yang mana spesimennya akan dibawa ke Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Bapelitbangkes), Jakarta untuk diuji. "Swab tahap pertama saya di tanggal 28 dan 29 Maret 2020," kisahnya.

Lama menunggu, Jumat, 3 April 2020 hasil swab Sukarsih akhirnya keluar juga. Dua spesimen lendir tenggorok miliknya dinyatakan positif Covid-19 oleh Bapelitbangkes. Pikirannya kian tak karuan, tapi harapan kesembuhan terus dikobarkannya.

"Saya pasti sembuh. Saya sudah tidak timbul gejala lagi. Saya tidak batuk dan sesak napas lagi. Saya pasti sembuh," kata-kata pengobar semangat kesembuhan itu terus digumamkan Sukarsih.

Video Call dan chatting WhatsApp dengan rekan serta keluarga menjadi santapan semangatnya selama menjalani masa isolasi. Dari ponsel pitarnya itu, kebahagiaan hati kembali dia rengkuh.

Pada tanggal 4 dan 5 April 2020, dia kembali menjalani swab tahap ke dua. Dan pada Rabu, 8 April 2020 hasil swab menunjukkan negatif dan dia dinyatakan sembuh. Virus asal Wuhan, China itu pun dinyatakan telah mengilang seutuhnya dari tubuh Sukarsih.

"Saya sembuh dan saya tidak menularkan virus Corona ke orang lain," tegasnya dengan ekspresi begitu bahagia.

Terkai kontak penularan Covid-19 yang didapatkannya. Sukarsih mengungkap 14 hari sebelum dia dinyatakan terkonfrimasi positif Covid-19, dirinya pernah mendatangi sebuah acara hajatan yang dipadati banyak orang. "Entah dari situ, atau mana saya tidak tahu," kata dia.

Baca juga: 79 OTG Corona Kudus dan Pati Dirapid Test Ulang

Perjalannya menjadi pasien isolasi Covid-19, menyadarkan dia akan pentingnya social distancing dan physical distancing yang digaungkan Pemerintah selama ini. Mengurangi aktivitas di luar rumah, menjalankan pola hidup bersih dan sehat, menggunakan masker saat aktivitas di luar rumah dan rajin cuci tangan menjadi pesan yang disampaikannya pada masyarakat.

"Kita memang harus waspada dan tidak boleh lengah, karena virus ini tidak terlihat. Tetapi kita juga tidak perlu panik dan takut. Kita jalani saja apa yang diimbau oleh Pemerintah," tuturnya.

Kepada rekan sejawatnya yang ditetapkan sebagai Pasien Dalam Pengawasan (PDP). Sukarsih berpesan agar mereka tetap menjalani masa-masa isolasi dengan semangat sembuh yang membara dan hati bahagia. "Karena hati bahagia adalah kunci kesembuhan," tutup dia. []

Berita terkait
Situasi Sebaran Kasus Covid-19 di Kudus Jawa Tengah
Situasi kasus Covid-19 di Kudus, Jawa Tengah, hingga Minggu pagi, 12 April 2020. Ada yang masih dalam perawatan, ada yang sembuh, boleh pulang.
PDP Asal Kandangmas Kudus Meninggal di Rumah
PDP asal Kandangmas Kudus meninggal dunia di rumah. Sempat dirawat di rumah sakit dengan gejala mirip terkena virus corona.
Update Corona Kudus: 4 Positif, Satu Meninggal Dunia
Dua pasien baru positif virus corona menambah daftar kasus Covid-19 di Kudus menjadi empat orang. Satu di antaranya meninggal dunia.
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.