Hasrat Komersial Anies Baswedan di Revitalisasi TIM

Revitalisasi pusat kesenian Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta dinilai mengedepankan hasrat dari sisi komersial.
Plaza Ismail Marzuki di Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta Pusat.(Foto: Dok Taman Ismail Marzuki Jakarta)

Jakarta - Budayawan sekaligus penulis Marzuki Radhar Panca Dahana menilai revitalisasi pusat kesenian Taman Ismail Marzuki (TIM) yang digaungkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengedepankan hasrat komersial.

Karena kebudayaan itu bukan cost. Kebudayaan itu investasi.

Seniman yang aktif di TIM itu tidak setuju dengan rencana dibangunnya hotel bintang lima di pusat kesenian Jakarta yang dibangun eks Gubernur DKI Ali Sadikin itu. Terlebih, seniman sebagai stakeholder di TIM tidak dilibatkan lebih jauh.

"Iya dianggap sebagai cost center melulu, duit doang. Mereka bikin jalan keluar yang keliru. Nah ini makanya seperti kami bilang mau revitalisasi apapun boleh saja tapi ajak bicara seniman sebagai stakeholder utama dari TIM itu," kata Radhar kepada Antara pada Selasa 26 November 2019.

Taman Ismail Marzuki (TIM)Konstruksi pembangunan revitalisasi pusat kesenian Taman Ismail Marzuki (TIM) tahap 1, Jakarta Pusat, Selasa (26/11/2019). (Foto: Antara/ Livia Kristianti)

Menurut Radar, pembangunan hotel bintang lima tidak sejalan dengan visi TIM sebagai lokasi untuk seniman tumbuh dan besar. Sejatinya TIM merupakan wadah bagi para seniman untuk berekspresi.

"Karena kebudayaan itu bukan cost. Kebudayaan itu investasi. Selama ini pendekatannya kesenian itu seolah-olah buang duit gitu. Itu keliru besar," katanya.

Radar menjelaskan, investasi kebudayaan adalah investasi dari segi imateriil. Nilainya tidak dapat dibandingkan dengan keuntungan biaya sewa hotel yang dijanjikan oleh Jakpro selaku pembangun revitalisasi TIM.

"Ukurannya berbeda, ukurannya bagaimana kita membuat manusia yang berintegritas. Punya kepribadian, tidak korup, tidak bohong, tidak manipulatif dan lain lain," katanya.

Sebab itu, kata Radhar, seluruh seniman yang aktif dan bergerak di TIM menolak keras revitalisasi TIM yang dikomandoi Anies Baswedan lewat Jakpro dan pengelola TIM. Bentuk penolakan pun terbentuk dalam Pernyataan Cikini.

Hingga saat ini, kata Radhar yang juga ketua seniman TIM, pihaknya tak pernah diajak berdiskusi oleh Jakpro maupun Anies Baswedan terkait pembangunan hotel bintang lima yang direncanakan bernama Wisma TIM.

"Jakpro itu hanya ngomong sama beberapa orang, yang beberapa orang yang tidak mewakili dan merepresentasi seniman di Jakarta. Mereka merepresentasi kepentingan mereka pribadi ya kan," tutur Radhar.

Berita terkait
Jokowi akan Bangun Pusat Riset Wadah Ribuan Peneliti
Presiden Jokowi akan membangun pusat riset dan inovasi. Tenaga ahli diperkirakan puluhan ribu peneliti. Di mana Jokowi akan membangun?
Gusur-gusuran Jokowi Ahok dan Anies Baswedan
Serangkaian penggusuran di Jakarta yang pernah terjadi pada era Jokowi, Ahok, dan Anies Baswedan.
Korban Penggusuran Merasa Dibohongi Anies Baswedan
Warga korban penggusuran di Jalan Sunter Agung Perkasa VIII, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara, kecewa dengan janji kampanye Anies Baswedan.