Jakarta - Politisi Partai Demokrat Ferdinand Hutahean tidak setuju atas hasil survei Indo Barometer yang menyatakan Presiden Joko Widodo atau Jokowi lebih disukai masyarakat Indonesia ketimbang Presiden pertama RI Soekarno. Diketahui Presiden RI ke-2 Soeharto punya angka tertinggi.
"Survei apa ini? Masa orang zaman sekarang ditanya suka Soekarno atau tidak? Bagaimana mereka mau jawab? Kenal Soekarno saja tidak," cuit Ferdinand di akun Twitter-nya, Minggu, 23 Februari 2020.
Ini survei makin tak bisa dipertanggung jawabkan secara ilmiah
Baca juga: Rakyat Tak Suka Jokowi-Ma'ruf Cabut Subsidi Listrik
Menurut Ferdinand survei tersebut tidak adil. Musababnya, responden di dalam survei belum tentu pernah mengalami masa kepemimpinan presiden Soekarno, apalagi bertatap muka.
"Kalau mau fair, survei warga pada eranya masing-masing, jangan dicampur. Ini survei makin tak bisa dipertanggung jawabkan secara ilmiah," cuit Ferdinand.
Sebelumnya, Lembaga Survei Indo Barometer menggelar diskusi 'Mencari Pemimpin Road to Capres dan Parpol 2024'. Indo Barometer terlebih dahulu merilis hasil survei kepuasan masyarakat terhadap tujuh Presiden Indonesia yang pernah memimpin.
Dari hasil survei yang dirilis Indo Barometer itu, Jokowi unggul dengan 23,4 persen, lebih tinggi dibandingkan Sang Proklamator Soekarno 23,3 persen, dan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) 14,4 persen.
Namun, di urutan pertama ada Suharto dengan tingkat kesukaan masyarakat yang mencapai 23,8 persen.
"Suharto dapat dianggap sebagai presiden paling lengkap dalam sejarah Indoneia," kata Qodari dalam jumpa pers di Jakarta, Minggu, 23 Februari 2020.
Baca juga: Anies Baswedan Lawan Kuat Prabowo di Pilpres 2024
Sementara, di bawah SBY ada nama Presiden ketiga BJ Habibie dengan perolehan 8,3 persen, disusul Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid 5,5 persen.
Sedangkan Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri berada di posisi paling buncit dengan perolehan 1,2 persen.
Survei dilakukan Indo Barometer 9-15 Januari 2020 kepada 1.200 responden. Survei menggunakan metode multistage random sampling dengan tingkat kesalahan atau margin of error mencapai 2,83 persen. []