Jakarta - Politikus Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean mengaku senang dengan ditangkapnya koruptor kelas kakap Djoko Tjandra. Namun, ia menyayangkan koruptor seperti Harun Masiku hingga saat ini belum ditemukan jejaknya.
"Harun Masiku buron KPK atas penyuapan kepada Komisioner KPU memang bagai hilang ditelan bumi. Masiku yang menjadi saksi kunci atas perkara tersebut hingga saat ini tidak jelas rimbanya dimana," ujarnya saat dihubungi Tagar, Sabtu, 1 Agustus 2020 malam.
Tomy Soeharto juga dulu sembunyi dimana-mana akhirnya bisa ditangkap juga. Masa seorang Masiku yang bukan siapa-siapa tak bisa ditangkap?
Baca juga: Usul Warganet ke Mahfud dan Jokowi Soal Harun Masiku
Diketahui, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Harun bersama tiga orang lainnya sebagai tersangka dalam kasus dugaan suap terkait penetapan anggota DPR-RI terpilih tahun 2019-2024. Ketiga tersangka lainnya yakni eks Komisioner KPU Wahyu Setiawan, eks anggota Bawaslu Agustiani Tio Fridelina, dan pihak swasta Saeful.
Ferdinand menyoroti pihak KPK yang seolah mendiamkan pemburuan Harun Masiku. Padahal, kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu merupakan saksi kunci dari kasus suap tersebut.
"Publik jadi bertanya-tanya ada apa sesungguhnya yang terjadi? Jangan-jangan Masiku sudah benar-benar tidak ada alias tak bernyawa lagi. Karena kalau masih bernyawa, Polri pasti bisa mencari dan menangkapnya," katanya.
Direktur Eksekutif Energy Watch Indonesia (EWI) itu menilai Harun Masiku bukanlah buronan tingkat atas. Dia membandingkan buron sekelas anak mantan presiden kedua, Tommy Soeharto bisa ditangkap dari pelariannya pada 2001.
"Tomy Soeharto juga dulu sembunyi dimana-mana akhirnya bisa ditangkap juga. Masa seorang Masiku yang bukan siapa-siapa tak bisa ditangkap? Saya tidak melihat KPK serius menyelesaikan masalah ini," ujar dia.
Baca juga: Ferdinand: Saya Tak Pernah Temukan Orang Jawa Lemah!
Dia pesimistis aparat penegak hukum dapat menyelesaikan kasus Harun Masiku hingga tuntas. Dia berkeyakinan, kasus suap tersebut hanya bisa diungkap jika pejabat KPK bukan lagi Firli Bahuri Cs.
"Saya menduga kasus ini akan berakhir begitu saja kecuali berganti penguasa, berganti KPK. Jadi saya lihat ini sudah kesengajaan dibiarkan begitu saja oleh KPK," tuturnya. []