Jakarta - Harga minyak dunia menguat pada akhir perdagangan Senin, 1 November 2021 karena ekspektasi permintaan yang kuat. Kenaikan harga minyak juga terjadi karena keyakinan bahwa kelompok produsen utama tidak akan membuka keran terlalu cepat untuk membantu mengembalikan kerugian awal yang disebabkan oleh pelepasan cadangan bahan bakar oleh konsumen energi dunia nomor satu China.
Untuk pengiriman Desember 2021, minyak mentah berjangka Brent menguat 99 sen atau 1,1 persen, menjadi berakhir di 84,71 dolar AS per barel setelah mencapai terendah sesi di 83,03 dolar AS. Sempat jatuh ke 82,74 dolar AS, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS terangkat 84 sen atau 0,6 persen, menjadi ditutup di 84,05 dolar AS per barel, setelah sebelumnya jatuh ke 82,74 dolar AS.
Jajak pendapat Reuters menunjukkan bahwa harga minyak diperkirakan akan bertahan mendekati 80 dolar AS pada akhir tahun. Persediaan yang terbatas dan tagihan gas yang lebih tinggi mendorong peralihan ke minyak mentah untuk digunakan sebagai bahan bakar pembangkit listrik.
Meskipun ada permintaan untuk lebih banyak minyak dari konsumen utama,.Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutu yang dipimpin oleh Rusia, atau OPEC Plus, tetap berpegang pada peningkatan produksi bulanan bertahap sebesar 400.000 barel per hari (bph),
Pada Oktober 2021, peningkatan produksi minyak OPEC tidak mencapai kenaikan yang direncanakan berdasarkan kesepakatan dengan sekutu, berdasarkan temuan survei Reuters, hal itu terjadi karena pemadaman paksa di beberapa produsen kecil mengimbangi pasokan yang lebih tinggi dari Arab Saudi dan Irak.
OPEC Plus yang akan bertemu pada Kamis, 4 November 2021 untuk membahas rencana produksi minyak mentah. OPEC Plus secara bertahap mengurangi rekor pengurangan produksi yang dibuat tahun lalu. []
Baca Juga
- Latihan Militer Gabungan Indonesia dan Amerika untuk Politik Kawasan
- 3 Juta Dosis Vaksin Covid-19 Moderna Bantuan Amerika Untuk Indonesia
- Indonesia dan Amerika Bangun Pusat Maritim Strategis di Batam
- Amerika Kucurkan Bantuan Senilai Rp 1,1 Triliun untuk Indonesia