Harga Minyak Anjlok Karena OPEC+ Tunda KTT

Sebuah pernyataan yang mengumumkan adanya penundaan rencana KTT hingga Kamis dari KTT 13 anggota OPEC pimpinan Arab Saudi
ILUSTRASI - Harga BBM (dalam pound sterling) di layar pompa bensin Tesco di Camberley, sebelah barat London, Inggris, 22 November 2023. (Foto: voaindonesia.com/Adrian DENNIS/AFP)

TAGAR.id - Harga minyak anjlok, Rabu (22/11-2023) setelah OPEC+ memundurkan KTT, sementara harga saham di negara-negara Eropa dan Amerika Serikat (AS) naik karena harapan berakhirnya siklus kenaikan suku bunga Federal Reserve.

Sentimen pasar yang positif juga menerima dorongan parsial setelah Israel dan Palestina mengumumkan kesepakatan yang setidaknya memungkinkan 50 sandera dan sejumlah tahanan Palestina dibebaskan, di samping menawarkan gencata senjata empat hari bagi warga Gaza setelah terjadi perang selama beberapa pekan.

Sebuah pernyataan yang mengumumkan adanya penundaan rencana KTT hingga Kamis dari KTT 13 anggota OPEC pimpinan Arab Saudi dan 10 mitra mereka yang dipimpin oleh Rusia tidak memberikan alasan bagi penundaan itu.

Negara-negara ekportir minyak akan memutuskan kebijakan terkait produksi mereka, di tengah anjloknya harga minyak mentah dan permintaan yang lemah karena ekonomi China pasca COVID yang tersendat dan Eropa serta Amerika Serikat masih terus memerangi inflasi. Strategi produksi oleh OPEC+ saat ini, dengan sembilan anggotanya di bawah pimpinan Arab Saudi, untuk memangkas produksi pada bulan-bulan terakhir guna meningkatkan harga, telah gagal menciptakan pemulihan yang langgeng.

logo opec di winaLogo Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) di luar kantor pusat OPEC di Wina, Austria, 3 Maret 2022. (Foto: voaindonesia.com/AP/Lisa Leutner)

Harga minyak, yang telah diperdagangkan pada harga cukup rendah, anjlok sehingga terjadi kerugian sekitar sekitar 4,6 persen, dengan kontrak minyak mentah internasional utama, Brent, jatuh kembali ke harga di bawah AS $80 per barel.

Beberapa analis mengacu pada perselisihan antara eksportir minyak utama Arab Saudi, yang telah melakukan lobi untuk memangkas produksi untuk menaikkan harga, dan Rusia.

Belum lama ini, Menteri Energi Arab Saudi menyalahkan para spekulan terkait penurunan harga minyak, dan bukan permintaan yang menurun, dan ini menunjukkan bahwa mereka kemungkinan akan melanjutkan kebijakan pembatasan produksi, kata analis dari Commerszbank, Carsten Fritsch.

Pada sisi yang lain, Deputi Perdana Menteri Rusia, Alexander Novak mengatakan pada Rabu, bahwa harga minyak saat ini secara obyektif merefleksikan situasi masa kini, dan bahwa pasar telah seimbang, menurut kantor berita Rusia. (ns/jm)/AFP/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Arab Saudi dan OPEC+ Sepakat Pangkas Produksi Minyak
Riyadh memastikan akan memotong volume produksi sebesar 500.000 barel per hari (bph) dari Mei hingga akhir 2023
0
Harga Minyak Anjlok Karena OPEC+ Tunda KTT
Sebuah pernyataan yang mengumumkan adanya penundaan rencana KTT hingga Kamis dari KTT 13 anggota OPEC pimpinan Arab Saudi