Surabaya - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menegaskan tidak akan membuka keran impor bawang merah, meski saat ini harga bawang impor mengalami kenaikan jelang perayaan Natal dan Tahun Baru.
Khofifah menilai ada hal yang lebih penting dibandingkan membuka keran impor, yakni dengan melakukan stok bahan pokok di Jawa Timur.
"Meskipun naik harganya saya tetap tidak mengizinkan impor bawang merah ke Jatim," tegasnya saat sidak di Pasar Tambah Rejo, Surabaya, Selasa 24 Desember 2019.
Ketua Umum Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) itu menjamin stok bahan pokok di Jawa Timur aman. Ia pun mengaku sudah mengetahui penyebab naiknya harga bawang merah berdasarkan keterangan dari para pedagang, khususnya di Pasar Tambah Rejo, Surabaya.
Meskipun naik harganya saya tetap tidak mengizinkan impor bawang merah ke Jatim.
Mantan Menteri Sosial ini mengaku kenaikan harga akibat turunnya suplai bawang merah, akibat memasuki musim hujan.
"Permintaan masyarakat di momen Natal dan Tahun Baru meningkat, tapi suplai menurun. Sehingga naik harganya," tuturnya.
Untuk mencukupi kebutuhan, bawang merah tetap didatangkan dari Nganjuk maupun Probolinggo. Jika dirasa diperlukan untuk memenuhi kebutuhan, Pemprov Jatim bisa mendatangkan bawang merah dari Brebes, Jawa Tengah.
"Sekali lagi saya tekankan, meskipun ada kenaikan harga bawang merah, saya tetap tidak mengizinkan impor bawang merah masuk ke Jawa Timur," tegasnya.
Selain bawang merah, Khofifah melihat harga sejumlah bahan pokok lain cenderung stabil. Hanya saja telur yang mengalami kenaikan Rp1.000- Rp2.000 per kilogram. []