Harapan Presiden Jokowi saat Vaksinasi Massal di Yogyakarta

Berikut harapan Presiden Jokowi saat meninjau langsung pelaksanaan vaksinasi massal di Kota Yogyakarta, Senin, 1 Maret 2021.
Presiden Jokowi saat meninjau vaksinasi massal di Kota Yogyakarta, Senin, 1 Maret 2021. (Foto: Humas Pemda DIY)

Yogyakarta - Presiden Joko Widodo memantau langsung pelaksanaan vaksinasi massal di Kota Yogyakarta, Senin, 1 Maret 2021. Vaksinasi dipusatkan di Benteng Vredeberg dengan peserta pedagang Pasar Beringharjo dan komunitas Malioboro seperti pedagang kaki lima, penjaga toko hingga tukang becak kayuh dan kusir andong.

Jokowi mengapresiasi pelaksanaan vaksinasi berjalan lancar dan baik. "Saya melihat proses vaksinasi yang dilakukan untuk para pedagang Pasar Beringharjo komunitas Malioboro sampai Alun-alun Utara Yogyakarta berjalan lancar. Totalnya ada 19.900 jiwa," katanya.

Baca Juga:

Orang nomor satu di Tanah Air ini berharap jumlah peserta vaksin massal di Kota Yogyakarta sebanyak 19.900 jiwa tersebut segera bisa diselesaikan. Vaksinasi berlangsung selama enam hari, terhitung 1-6 Maret. "Saya harapkan segera diselesaikan, sehingga ekonomi bisa pulih kembali, bangkit kembali, sektor pariwisata di Yogyakarta menggeliat kembali dan menumbuhkan ekonomi," ungkap Jokowi.

Sehingga ekonomi bisa pulih kembali, bangkit kembali, sektor pariwisata di Yogyakarta menggeliat kembali dan menumbuhkan ekonomi.

Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti mengatakan, pelakasanan vaksinasi ini bagian dari progarm nasonal. Kota Yogyakarta sebagai ibukota provinsi bekerja sama dengan Kemenkes dan Pemerintah DIY dalam pelaksanaan vaksinasi ini. "Ini sangat bermanfaat, memberi perlindungan kepada diri sendiri dan orang lain," katanya.

Menurut dia, peserta vaksinasi ini bukan berarti ber-KTP Kota Yogyakarta saja, namun mereka yang beraktivitas di Kota Yogyakarta. "Jumlah penduduk di Kota Jogja hanya 450 ribu jiwa, sedangkan yang beraktiviitas di Kota Jogja mencapai 1,5 juta orang," ungkapnya.

PPKM Mikro Tetap Berlaku

Haryadi menegaskan, vaksinasi ini benar-benar gratis, tidak ada biaya apa pun. "Pungutan-pungutan tidak ada. Butuh cepat, bayar itu tidak ada. Sekarang yang butuh itu negara atau pemerintah agar warganya sehat dan penyebaran corona menurun," ungkapnya.

Dia mengungkapkan, mereka didahulukan menerima vaksin di Kota Yogyakarta karena aktivitasnya banyak bersentuhan dengan orang banyak. Mereka perlu mmendapat perlindungan dari virus. "Mereka yang beraktivitas di Kota Jogja itu berhak divaksin. Mereka didahulukan karena aktivitas mereka sering bertemu dengan orang lain, berdagang bertemu dengan banyak orang. Itu perlu proteksi untuk melindungi diri," ungkapnya.

Baca Juga:

Haryadi menegaskan, meski vaksinasi massal sudah dilakukan di Kota Yogyakarta, bukan berarti PPKM Mikro dicabut. "PPKM Mikro tetap berlaku, namun secara psikologi dan kesehatan mereka sudah terproteksi," kata dia.

Ketua Paguyuban Becak Wisata Kayuh Istimewa Paimin, 68 tahun, mengaku senang menjadi bagian dari program nasional vaksinasi massal ini. Dia mengaku tidak ada efek apa pun. "Saya berharap teman-teman juga diikutsertakan semua, kami ini kan termasuk pelaku wisata juga, mmenbawa wisatawan yang berkunjung di Yogyakarta baik mancanegara atau domestik," ungkapnya. []

Berita terkait
Harlah NU Jokowi Mohon Dukungan Sukseskan Vaksinasi Covid-19
Presiden Jokowi juga mengucapkan terima kasih kepada keluarga besar NU di seluruh nusantara.
Vaksinasi Besar-besaran untuk Pemulihan Perekonomian Bantul
Bupati Bantul Abdul Halim Muslih menegaskan akan melakukan vaksinasi besar-besaran untuk pemulihan perekonomian di Bumi Projotamansari.
Presiden Jokowi akan Pantau Vaksinasi Massal di Yogyakarta
Presiden Jokowi rencananya memantau pelaksanaan vaksinasi massal di Kota Yogyakarta dan cek pemakaian GeNose C19 di Stasiun Tugu.
0
Anak Elon Musk Mau Mengganti Nama
Anak CEO Tesla dan SpaceX, Elon Musk, telah mengajukan permintaan untuk mengubah namanya sesuai dengan identitas gender barunya