Jember - Serangan ular kobra ke warga kembali terjadi beberapa wilayah Kabupaten Jember. Diduga, ular kobra menyerang warga karena habitatnya terganggu.
Komandan Mako Damkar Jember Suharto mengatakan serangan ular kobra dikarenakan habitat ular yang awalnya terdapat di gumuk atau bukit pasir beralih fungsi menjadi wilayah perumahan.
"Kita tahu wilayah yang menjadi serangan ular ini dulunya adalah gumuk yang menjadi habitat ular jenis kobra ini. Nah dimungkinkan, karena gumuknya berubah jadi perumahan, akhirnya tempat tinggalnya terganggu," kata Suharto saat dikonfirmasi wartawan, Senin, 9 Desember 2019.
Menurut Suharto, wilayah Kecamatan Kaliwates terdapat banyak gumuk yang sudah mulai hilang. Oleh sebab itu, serangan ular kobra yang diduga karena adanya alih fungsi lahan tersebut menjadi pertimbangan.
Kita tahu wilayah yang menjadi serangan ular ini dulunya adalah gumuk yang menjadi habitat ular jenis kobra ini.
"Semoga menjadi perhatian, agar kita bisa menjaga keseimbangan alam," tegasnya.
Lebih lanjut Suharto menjelaskan, selain habitatnya terganggu, penyebab lain dari munculnya serangan ular kobra ini adalah dampak anomali cuaca, yaitu perubahan iklim dari musim kemarau ke musim penghujan.
Ia berharap adanya fenomena serangan ular kobra ini menjadi pertimbangan untuk tidak mengganggu ekosistem ular kobra.
Seperti diketahui, serangan ular kobra di wilayah perumahan warga sempat meresahkan warga Jember. Bahkan serangan ular itu tidak hanya beberapa ekor saja, tapi sampai puluhan ekor.
Terakhir serangan ular itu terjadi di Masjid Jami' Al Baitul Amin di wilayah tengah kota Jember. []