Gus Halim: Masa Depan Desa di Tangan Milenial dan Gen Z

Gen Z dan Milenial sebagai generasi dengan persentase paling banyak memegang peranan penting untuk memastikan arah pembangunan desa ke depannya.
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar. (Foto: Tagar/Kemendes)

Jakarta - Usia produktif yang mendominasi struktur kependudukan di Tanah Air saat ini harus dijadikan momentum untuk mengakselerasi kemandirian desa. Gen Z dan Milenial sebagai generasi dengan persentase paling banyak memegang peranan penting untuk memastikan arah pembangunan desa menjadi lebih maksimal.

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar mengatakan, bonus demografi atau surplus usia produktif tersebut ibarat dua sisi mata pisau. 

Apabila banyaknya usia produktif dikelola dengan tepat, maka sangat bermanfaat untuk negara. Tetapi sebaliknya, jika salah urus maka bisa menjadi bumerang bagi bangsa.


Kalau nyambung dan kemudian ada kiprah yang bagus, menjadi pegiat desa yang kompeten dan berpengalaman, pada saatnya nanti akan ada yang namanya beasiswa Rencana Pembelajaran Lampau bagi pegiat desa.


"Maka harapan saya adalah kader-kader IPPNU betul-betul bisa membersamai desa dalam upaya percepatan kemandirian desa. Sehingga keberadaan kader-kader IPPNU di desa betul-betul menjadi bagian penting dari proses pembangunan desa," kata Gus Halim dalam Latihan Pelatih Nasional (LATPELNAS) Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) di Balai Besar Latihan Masyarakat Kemendes PDTT Jakarta, pada Kamis, 10 Maret 2022.

Indonesia saat ini diketahui menjadi negara dengan jumlah penduduk terbanyak nomor 4 di dunia setelah China, India, dan Amerika Serikat. Dari hasil sensus penduduk yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS), terdapat 270,2 juta jiwa di Indonesia. 

Total penduduk didominasi oleh generasi Z (kelahiran 1997-2012) sebesar 27,94 persen atau 74,93 juta jiwa; milenial (1981-1996) sebesar 25,87 persen atau 69,38 juta jiwa; dan generasi X (1965-1980) sebesar 21,87 persen atau 58,65 juta jiwa.

Dalam kesempatan tersebut, Gus Halim mengajak kader-kader IPPNU untuk terlibat lebih aktif dalam upaya percepatan kemandirian desa. Ia mengingatkan, kader-kader IPPNU tidak lupa menyisipkan materi tentang pembangunan dan pemberdayaan desa dalam setiap kegiatan untuk menjadi pegiat desa. 

Menurutnya, keberadaan kader-kader IPPNU di desa akan menjadi bagian penting dalam proses pembangunan desa.

“Kalau nyambung dan kemudian ada kiprah yang bagus, menjadi pegiat desa yang kompeten dan berpengalaman, pada saatnya nanti akan ada yang namanya beasiswa Rencana Pembelajaran Lampau bagi pegiat desa,” ujarnya.

Mendes mengatakan, anggota IPPNU masuk dalam kategori generasi Z. Ciri Gen Z adalah kelompok usia yang produktif, kreatif, tapi relatif labil. Oleh karena itu, Gus Halim mengajak seluruh pegiat organisasi kepemudaan, utamanya IPPNU untuk menyiapkan diri dalam menghadapi tantangan yang tidak mudah tersebut.

"Karena dia (generasi Z) ada pada dunia yang sangat tidak menentu, dan didominasi oleh media sosial. Sehingga sering kali saya melihat misalnya kader-kader NU itu rujukannya Quran, Hadits, Ijma’, Qiyas, Medsos. Dulu kan berhenti pada Ijma, Qiyas," pungkas Gus Halim. []

Berita terkait
Gus Halim: Transmigrasi Berubah, Pengelolaan Lahan akan Bersasis Teknologi dan Dikelola Bersama
Pemerintah kini terus mematangkan metode baru sekaligus mengubah persepsi lama tersebut dengan memastikan para transmigran lebih berdaya.
Gus Halim: Kawasan Transmigrasi Harus Segera di Sulap Jadi Pusat Ekonomi Baru
Mendes Abdul Halim Iskandar terus mendorong revitalisasi kawasan transmigrasi untuk menciptakan pusat-pusat perekonomian baru. Simak ulasannya.
Gus Halim: Desa Masih Jadi Poros Pemulihan Ekonomi Nasional Pascapandemi
Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar menegaskan kinerja perekonomian perdesaan masih menjadi penyangga ekonomi nasional terutama pascapandemi.
0
Gempa di Afghanistan Akibatkan 1.000 Orang Lebih Tewas
Gempa kuat di kawasan pegunungan di bagian tenggara Afghanistan telah menewaskan lebih dari 1.000 orang dan mencederai ratusan lainnya