Subulussalam - Rita Afni seorang guru kontrak atau guru honor di Pemkot Subulussalam, Aceh menerima gaji sebesar Rp 800 ribu per bulan.
Namun dia dan puluhan guru kontrak lainnya sudah tiga bulan tak menerima gaji, sejak Maret 2019. Baru Januari dan Februari dibayarkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Subulussalam.
Mendekati hari Lebaran, kebutuhan meningkat. Mereka butuh gaji itu. Karena tak kunjung ada penjelasan dari dinas, dia dan teman guru kontrak lainnya mendatangi Wali Kota Subulussalam pada Rabu 29 Mei 2019 kemarin.
Penuturan Rita, selalu saja mereka harus main desak-desak sebelum kemudian gaji dibayarkan.
"Kami tidak tahu permasalahan ini, dari kelalaian pihak instansi mana. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan mengatakan sudah diajukan, sementara Dinas Keuangan mengatakan kas kosong alias tidak ada uang," kata guru yang mengaku sudah berbakti sejak 2000 silam.
Merespons ini, Ketua Majelis Pendidikan Daerah (MPD) Kota Subulussalam Jaminuddin mendesak wali kota segera mengevaluasi kinerja Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Subulussalam Irwan. Karena dinilai tak sanggup mengurus gaji guru kontrak.
Dia menyayangkan puluhan guru kontrak, terpaksa ke kantor wali kota pada Rabu kemarin, guna mengadu soal gaji mereka belum dibayarkan.
"Sangat disayangkan, karena nyaris setiap tahun masalah ini tak becus diurus Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Subulussalam," kata Jaminuddin, Kamis 30 Mei 2019.
Menurut Jaminuddin, ada yang salah di dinas yang mengurusi pendidikan dan kebudayaan itu. Dia merekomendasi agar kepala dinas dievaluasi.
"Guru-guru kita yang mulia ini selalu saja melakukan aksi demo yang terkesan merusak nama baik Kota Subulussalam. Hal ini sangat merugikan nama baik daerah dan tentunya harus dievaluasi pimpinannya supaya dinas tersebut becus mengurus para guru kita," tegasnya.
Terpisah Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Irwan mengatakan, terkait gaji guru kontrak, pihaknya sudah berupaya mengajukan ke Bagian Keuangan Pemkot Subulussalam.
"Yang berkewenangan mengeluarkan dana itu pihak keuangan, kami sudah berupaya mengajukan," kilahnya. []
Baca juga:
- Kisah Perjuangan Guru Honorer Lewati Jembatan Rusak Demi Mengajar, Lihat Videonya
- Septinus Arui, Guru Tanpa Gaji di Hutan Papua
