Jakarta - Gojek telah membuat keputusan yang membuat publik heboh. Sebanyak 400 karyawan mendapatkan kabar pemutusan hubungan kerja (PHK). Perusahaan startup itu harus menutup dua layanan, yakni GoLife dan GoFood Festival.
Meski melakukan PHK masal, Gojek tetap memberikan sejumlah bantuan kepada karyawannya tersebut. Kejadian ini tidak hanya menimpa Gojek, beberapa perusahaan startup mengalami hal yang serupa.
Berikut Tagar rangkumkan sejumlah perusahaan startup yang terdampak pandemi virus Corona, memutuskan PHK, dan sampai menutup bisnis.
1. Traveloka
Perusahaan Traveloka dikabarkan telah memutuskan untuk merumahkan 10 persen karyawannya atau sekitar 100 orang pekerja. Keputusan yang terjadi akibat dari larangan berpergian yang berlaku sejak Maret 2020, membuat permintaan berpergian turun secara signifikan.
2. Grab Asia
Sebelum Gojek menyampaikan kabar PHK, perusahaan ride-hailing asal Singapura, Grab, terlebih dahulu merumahkan 360 karyawan di Asia Tenggara yang berdampak pada karyawan di Indonesia.
Pemangkasan karyawan ini imbas dari pandemi yang terjadi di berbagai dunia. Selain PHK, Grab juga merampingkan operasional perusahaan dengan menghentikan sejumlah proyek non-esensial karena adanya tantangan ekonomi di tengah pandemi.
3. Airy
Airy secara resmi telah menghentikan operasional secara permanen akibat terdampak pandemi virus Corona. Menurut mereka, wabah ini telah mengancam seluruh sektor bisnis, khususnya pariwisata.
Airy mengatakan adanya penurunan signifikan serta pengurangan tenaga kerja. Startup pemesanan penginapan itu ditutup permanen sejak 31 Mei 2020.
4. OYO
OYO Hotels memutuskan untuk PHK masal 5.000 karyawannya di beberapa negara. Jaringan hotel budget itu terkena dampak pandemi virus Corona yang menyerang bisnis pariwisata serta penginapan sejak akhir tahun lalu.
5. Iflix
Perusahaan penyedia layanan video on-demand (VoD) iFlix memilih untuk memutuskan hubungan kerja dengan karyawan. Selain dikarenakan pandemi Corona, iFilix harus membayarkan utang yang jatuh tempo.
Meski selama pandemi ini transaksi streaming film naik drastis, namun industri VoD mengungkapkan adanya tamparan besar terhadap industri tersebut.
Sejak 2014, iFlix telah mengumpulkan dana US$ 300 juta (Rp 4.7 triliun). Perusahaan ini dibantu oleh, Fidelity International, Yoshimoto Kogyo, JTBC, hingga MNC Group.
6. STOQO
STOQO Teknologi Indonesia merupakan platform online yang menyediakan bahan-bahan segar ke gerai makanan. Bisnis yang berdiri sejak 2017 itu dikabarkan mengalami penurunan pendapatan secara drastis, hingga tidak memungkinkan lagi untuk melanjutkan bisnis.