Bandung - Insiden bentrokan di Cianjur yang melibatkan sejumlah organisasi mahasiswa dengan aparat kepolisian pada Kamis kemarin dan menelan tiga korban anggota kepolisian dengan luka bakar yang cukup serius, memantik banyak tanggapan dari masyarakat.
Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) juga ikut angkat bicara terkait kejadian tersebut. David Marpaung selaku Korwil 3 GMKI mengecam keras tindakan para mahasiswa yang melakukan aksi brutal.
"Saya David Marpaung Korwil 3 GMKI mengecam tindakan anarkisme yang atas nama apapun oleh oknum mahasiswa," tegas David.
David menyampaikan ikut berduka bagi para aparat kepolisian yang menjadi korban, dan berharap segera diberikan kesehatan kembali dan bisa menjalankan tugas.
Bukan untuk Membinasakan
Terkait aksi mahasiswa yang mengatasnamakan "Cipayung Plus", David mengingatkan bahwa Cipayung Plus merupakan aliansi yang diinisiasi oleh lima organisasi lintas agama sekitar tahun 70-an.
Keberhasilan aksi bukanlah ketika kita berhasil menabrak aturan dengan sikap anarkisme dan premanisme
Setelah itu ada penambahan beberapa organisasi seperti Hikmabudhi, KMHDI, IMM dan KAMMI sehingga disebut Cipayung Plus.
"Jadi kalau ada aksi di luar itu, yang mengatasnamakan Cipayung atau Cipayung Plus dengan adanya penambahan organisasi lain di luar itu, tentu saja namanya bukan Cipayung atau Cipayung Plus. Tapi bisa menggunakan aliansi "dadakan" yang sifatnya insidentil," tukasnya.
Kemudian, kata David, organisasi pada dasarnya membentuk karakter dan etika yang humanis, bukan membinasakan manusia lain atas nama dasar perjuangan apapun.
Itu sebabnya, dalam manajeman aksi perlu ada kalkulasi yang diperhatikan dan diperhitungkan matang- matang, sehingga tidak menciderai nilai-nilai yang akan diperjuangkan.
"Keberhasilan aksi bukanlah ketika kita berhasil menabrak aturan dengan sikap anarkisme dan premanisme. Tapi keberhasilan suatu aksi adalah aksi yang mendapat dukungan dari masyarakat bukan memberikan preseden buruk yang merusak citra organisasi," tegasnya.
Kemudian, polisi kata David, hanya bertugas tanpa maksud untuk menindas. Karena memberikan rasa aman merupakan kewajiban yang harus ditunaikan dengan tuntas.
"Ingat, polisi juga punya istri dan anak yang menanti saat mereka selesai menjalankan tugas," katanya.
Itu sebabnya David sangat mendukung aparat kepolisian mengusut tuntas para pelaku sesuai hukum yang berlaku di Indonesia. "Iya, itu sikap saya," tukasnya.[]