GMKI Minta Pimpinan Lembaga Tindak Tegas Pelaku Ujaran Kebencian

GMKI minta pimpinan lembaga tindak tegas pelaku ujaran kebencian. “Tindak tegas setiap anggota yang radikal di media sosial, di ruang-ruang publik, tempat ibadah, maupun di ruang-ruang tertutup,” ujar Sahat Sinurat.
Ketua Umum Pengurus Pusat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (PP GMKI) Sahat Martin Philip Sinurat. (Foto: Dok/GMKI)

Jakarta, (15/5/2018) – Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (PP GMKI) Sahat Martin Philip Sinurat meminta setiap pimpinan lembaga harus menindak tegas para anggotanya yang mengeluarkan ujaran dan doktrin kebencian.

“Tindak tegas setiap anggota yang radikal di media sosial, maupun dalam aktivitas sehari-hari baik di ruang-ruang publik, tempat ibadah, maupun di ruang-ruang tertutup,” kata Sahat Sinurat di Jakarta, Selasa (15/5).

Sahat menyebutkan, sejumlah lembaga dan organisasi harus mengupayakan dan menjamin tidak ada satu pun anggota atau pengurusnya yang menganut paham-paham radikal.

“Setiap pimpinan lembaga seperti di lembaga negara, lembaga pemerintahan, lembaga agama, lembaga pendidikan yaitu sekolah dan perguruan tinggi, organisasi masyarakat, dan organisasi mahasiswa harus memastikan tidak ada anggota dan pengurusnya yang menganut paham radikal,” ujarnya.

Sahat pun mengapresiasi Rektor Universitas Indonesia (UI) Muhammad Anis yang menegaskan bahwa pihaknya menentang segala bentuk radikalisme dan terorisme, baik di dalam maupun di luar lingkungan civitas akademika.

“Semoga pimpinan lembaga lainnya segera menyusul untuk memastikan warga lembaganya tidak terlibat dalam ujaran kebencian, radikalisme, dan terorisme,” kata Sahat.

Akan Ditindak

Sebelumnya, Rektor UI menyebutkan, apabila ada unsur di lingkungan UI yang terbukti berbuat radikalisme dan terorisme, rektorat pasti mengambil tindakan tegas terhadap yang bersangkutan.

"UI menentang keras segala bentuk radikalisme dan terorisme, termasuk ujaran kebencian, baik di dalam atau luar kampus. Rektorat akan menindak tegas setiap warga UI yang melakukan tindakan provokasi yang mengarah pada radikalisme dan memecah belah bangsa," sebut Muhammad Anis Anis dalam keterangan persnya, Senin (14/5).

Anis mengungkapkan bahwa UI melihat bahwa teror dan kekerasan yang terjadi belakangan seolah mencabik-cabik komitmen Indonesia mengenai jaminan hak hidup dan kesejahteraan bagi setiap warga.

"Teror dan kekerasan telah mencabut derajat kita sebagai bangsa yang beradab, berbudi luhur, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan universal yang didasarkan pada nilai-nilai dasar agama dan Pancasila," bebernya.

Dalam kesempatan itu, Anis juga mengungkapkan, segenap civitas akademika UI mengutuk keras kekejaman para teroris di Markas Korps Brimob Polri, Kelapa Dua, beberapa waktu lalu.

Di lain pihak, UI berterima kasih kepada Polri yang berhasil mengatasi kerusuhan secara tegas, tapi tetap manusiawi.

UI juga mengutuk serangan teroris di tiga gereja di Surabaya serta di Sidoarjo. Terlebih pada serangan bom bunuh diri di Surabaya, para pelaku melibatkan anak-anak dalam aksinya.

"Kami mendukung Polri dan semua aparat penegak hukum untuk sepenuhnya mengusut tuntas terorisme di Mako Brimob dan Surabaya hingga semua pelaku dan auktor intelektualis dapat segera ditangkap, dihukum karena sudah menganiaya dan berlaku keji serta merusak kedamaian NKRI," kata Muhammad Anis. (yps)

Berita terkait
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.