Jakarta, (Tagar 19/9/2017) - Pengurus Pusat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (PP GMKI) menyesalkan terjadinya mobilisasi massa dan penggerudukan ke kantor YLBHI di Jl. Diponegoro, Senin (18/9) dinihari. Apalagi pengerahan massa ini dikarenakan adanya provokasi melalui informasi hoaks yang beredar di media sosial.
Dalam siaran pers GMKI, Ketua Umum GMKI Sahat Martin Sinurat menyayangkan melihat masyarakat kita dibenturkan untuk suatu persoalan yang masih diragukan kesahihannya, bahkan sebenarnya tidak ada.
"Menyikapi persoalan ini, kami meminta kepada setiap pihak untuk tenang dan tidak mudah terprovokasi akun-akun medsos yang tidak bertanggungjawab," kata Sahat.
Sahat juga meminta agar para pemimpin publik dan para elit tidak mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang berdasarkan asumsi semata, karena pernyataan para tokoh publik dapat melahirkan persepsi yang menaklukkan realita yang sebenarnya.
"Dan yang paling penting, kami menolak adanya upaya politisasi berbagai isu nasional dan internasional yang mengakibatkan konflik dan perpecahan di tengah bangsa kita," ujarnya.
Terkait penyelesaian persoalan HAM masa lalu, GMKI memandang perlunya sebagai satu bangsa untuk duduk bersama dan menuntaskan setiap persoalan yang masih belum selesai.
Menurut Sahat, rekonsiliasi perlu dilakukan agar kemudian kita dapat melangkah menuju masa depan bersama sebagai satu bangsa tanpa ada lagi utang masa lalu yang belum dituntaskan.
"Proses rekonsiliasi ini harus kita lalui untuk menunjukkan bahwa bangsa kita sudah cukup dewasa dan matang dalam menyelesaikan setiap persoalan bahkan persoalan yang paling sensitif sekalipun. Butuh para pemimpin yang negarawan agar kita dapat melalui masa-masa rumit ini," kata Sahat. (Fet)