Gempa Malut Robohkan 3 Rumah Ibadah dan 6 Sekolah

Enam bangunan sekolah dan tiga buah rumah ibadah di Halmahera Selatan, Maluku Utara ikut ambruk saat gempa,
Rumah dinas Polsek Labuha Bacan, Kabupaten Halmahera Selatan rusak parah saat gempa beruntun guncang wilayah Maluku Utara, Minggu 14 Juli 2019.(Foto: Istimewa)

Ternate - Enam bangunan sekolah dan tiga buah rumah ibadah di Halmahera Selatan, Maluku Utara ikut ambruk saat gempa berkekuatan 7,2 magnitudo mengguncang wilayah tersebut, pada Minggu 14 Juli 2019 kemarin.

Berdasarkan data yang diperoleh Tagar dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku Utara, enam gedung sekolah yang ambruk itu tersebar di tiga desa yakni dua sekolah di Desa Ranga-Ranga, satu sekolah di Desa Lemo-Lemo dan tiga sekolah lain di Desa Gane Luar. Semua sekolah yang ambruk itu kondisinya sangat memprihatinkan.

"Total ada enam buah sekolah di tiga desa yang mengalami kerusakan parah akibat terkena dampak gempa kemarin," kata Sekretaris BPBD Maluku Utara Ali Yau, Senin 15 Juli 2019.

Selain fasilitas pendidikan, gempa juga ikut merobohkan sebuah gedung gereja di Desa Ranga-Ranga dan dua masjid di Desa Gane Luar dan di Desa Lemo-Lemo. Selain itu sebuah taman pengajian, poliklinik desa dan BUMdes serta perumahan guru di Desa Lemo-Lemo juga ikut ambruk.

"Jadi untuk rumah ibadah yang rusak itu ada tiga unit, dua bangunan masjid dan juga satu gedung gereja, semuanya rusak berat," sebutnya.

Selain rumah ibadah dan fasilitas pendidikan, gempa juga mengakibatkan ambruknya dua buah jembatan di Halmahera Selatan serta sebuah fasilitas pelabuhan di Bacan.

Menurut Ali hingga saat ini upaya pendataan terhadap dampak kerusakan akibat gempa tersebut masih terus dilakukan baik oleh Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan maupun BPBD Maluku Utara.

Kita memastikan semua warga yang menjadi korban bencana harus dapat diperhatikan

Dia menambahkan, langkah penanganan tanggap darurat sejauh ini terus dilakukan pemerintah daerah untuk menangani ribuan pengungsi yang masih bertahan di sejumlah titik lokasi pengungsian, baik yang ada di Labuha maupun di kecamatan lainnya.

"Yang paling dibutuhkan warga khususnya para pengungsi saat ini adalah selimut, tikar bahan makanan dan juga obat-obatan serta tenaga medis itu yang sudah dilakukan saat ini," katanya.

Sejauh ini masih terdapat ribuan pengungsi yang bertahan di sejumlah titik lokasi pengungsian baik di Labuha maupun di kecamatan lainnya. Di Labuha sendiri ada sebanyak 1.104 pengungsi yang tersebar di sembilan lokasi penampungan.

Sementara itu, Kepala BPBD Kabupaten Halmahera Selatan, Jalil Efendi yang dihubungi secara terpisah memastikan seluruh pengungsi di wilayah tersebut akan didata semuanya dan ditangani secara baik.

Menurut Jalil saat ini bantuan logistik untuk para pengungsi telah disalurkan ke sejumlah lokasi pengungsian yang ada di beberapa kecamatan.

"Kita memastikan semua warga yang menjadi korban bencana harus dapat diperhatikan, makanya kita data mereka dengan baik dan kita bantu kebutuhan dasar mereka saat ini," katanya. []

Baca juga:

Berita terkait
0
Panduan Pelaksanaan Salat Iduladha dan Ibadah Kurban 1443 Hijriah
Panduan bagi masyarakat selenggarakan salat Hari Raya Iduladha dengan memperhatikan protokol kesehatan dan melaksanakan ibadah kurban