Gejala dan Bahaya Keputihan untuk Perempuan

Mengenal gejala dan bahaya keputihan untuk perempuan itu penting untuk mencegah dampak buruk ke depannya. Berikut ulasannya.
Ilustrasi perempuan setelah menggunakan skin care. (Foto: Pixabay.com)

Palangkaraya - Keputihan atau fluor albus dikenal sebagai gejala gangguan organ intim perempuan, berupa cairan putih kekuningan atau putih kelabu yang keluar dari vagina. 

Secara normal, hampir 20 persen wanita dapat mengalami keputihan. Meski begitu, bukan berarti diabaikan begitu saja, tetapi sudah seharusnya diwaspadai karena permasalahan kewanitaan ini terjadi karena infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus dan jamur.

Sayangnya, kebanyakan kaum hawa kerap kali menganggap remeh keputihan itu. Padahal, jika sudah menyebar ke organ dalam reproduksi wanita dan mengenai saluran telur, hal itu bisa berakibat buruk. Bahkan, bisa berdampak pada kemandulan dan kehamilan di luar kandungan. Namun, parahnya lagi bisa menimbulkan penyakit infeksi kandungan yang menahun.

dr Mikko Uria Napas LudjenDokter Spesialis Kebidanan dan Penyakit Kandungan RSUD Doris Sylvanus Palangkaraya dan RS Siloam Palangkaraya, Mikko Uria Napas Ludjen. (Foto: Tagar/Tiva Rianthy)

"Sebaiknya jika sampai tiga hari keputihan tidak sembuh dan sudah mengalami perubahan abnormal, sebaiknya cepat memeriksakan diri, supaya tidak bertambah parah,"kata Spesialis Kebidanan dan Penyakit Kandungan RSUD Doris Sylvanus Palangkaraya, dr Mikko Uria Napas Ludjen, Senin, 10 Februari 2020.

Menurut Kepala Pengawas Internal RSUD Doris Sylvanus Palangkaraya, keputihan yang normal, biasanya tidak berwarna atau bening, tidak berbau, tidak berlebihan, dan tidak menimbulkan keluhan seperti gatal-gatal.

Sebaliknya keputihan yang harus diwaspadai, yaitu jika sudah mengalami perubahan warna seperti kekuningan, kelabu, kehijauan, perih, gatal-gatal, dan rasa terbakar pada daerah intim. Kadang-kadang terasa panas dan nyeri sesudah buang air kecil dan pada saat berhubungan intim. 

Gejala-gejala tersebut sebagai tanda keputihan yang abnormal atau patologis, sehingga harus segera diobati. Sebenarnya, bakteri penyebab keputihan yang tidak normal bisa dihambat dengan kandungan antiseptik.

Mulailah menjaga kebersihan dan kesehatan vagina agar terhindar dari keputihan yang tidak normal, serta jangan remehkan keputihan.

Penyebab keputihan sering dikaitkan dengan kadar keasaman daerah sekitar vagina, karena keputihan bisa terjadi akibat pH vagina tidak seimbang. Sementara, kadar keasaman vagina disebabkan faktor intern dan ekstern.

Faktor intern antara lain dipicu oleh pil kontrasepsi yang mengandung estrogen, IUD yang bisa menyebabkan bakteri, trauma akibat dari pembedahan, terlalu lama menggunakun antibiotik, kortikosteroid dan imunosupresan pada penderita asma, kanker atau HIV positif,

Sedangkan faktor ekstern, antara lain kurangnya personal hygiene, pakaian dalam yang ketat, seks dengan pria yang membawa bakteri neisseria gonorrhoeae (kencing nanah), serta menggunakan WC umum yang tercemar bakteri chlamydia.

Namun, penyebab utama keputihan yang perlu diperhatikan, yaitu jamur candida albicans. Jamur itu mudah tumbuh pada media sabouraud yang membentuk koloni dengan sifat-sifat khas, seperti menonjol pada permukaan medium, kaloni halus, licin, dan berwarna kekuningan.

Candida albicans dapat tumbuh pada tubuh manusia sebagai saprofit atau parasit di dalam pencernaan, pernapasan atau vagina orang sehat. Pada keadaan tertentu sifat jamur ini dapat berubah menjadi patogen yang menyebabkan keputihan.

Sebaiknya, jika keputihan yang dialami terjadi akibat infeksi bakteri dan tak kunjung sembuh, segera berkonsultasi ke dokter untuk terhindar dari komplikasi akibat keputihan.

Komplikasi akibat keputihan, yakni Pelvic Inflammatory Disease (PID). Penyakit ini suatu bentuk peradangan organ reproduksi wanita. Peradangan tersebut sering dihubungkan dengan masalah kesuburan hingga kehamilan ektopik (kehamilan di luar rahim).

Keputihan abnormal juga meningkatkan risiko terkena infeksi HIV, kencing nanah dan penyakit lainnya. Terakhir, komplikasi dalam kehamilan. 

Sebenarnya keputihan, normal terjadi saat hamil. Namun, jika terjadi keputihan tidak normal maka bisa berbahaya. Risikonya berupa kelahiran prematur dan berat badan bayi rendah.

Bila persoalan itu lambat ditangani, keputihan bisa menjadi gejala awal dari kanker leher rahim. Penyakit tersebut dikenal sebagai pembunuh nomor satu bagi kaum hawa. 

"Keputihan yang abnormal masih dapat dicegah dengan menghambat bakteri penyebab keputihan. Jadi, mulailah menjaga kebersihan dan kesehatan vagina agar terhindar dari keputihan yang tidak normal, serta jangan remehkan keputihan", ujar Ketua Komite Medik RS Siloam Palangkaraya itu. []

Baca juga:

Berita terkait
Kepedulian Sulli dengan Kesehatan Organ Intim Wanita
Mantan bintang K-Pop Sulli ternyata peduli dengan kesehatan organ intim wanita.
Peremajaan Vagina, Ada Masalah Medis atau Ingin Otot Kelamin Kencang?
Peremajaan vagina dilakukan beberapa artis, untuk meningkatkan kepercayaan diri dan kualitas hidup wanita.
Jangan Bersihkan Organ Intim Kewanitaan Pakai Sabun, Inilah Alasannya
"Sabun untuk badan sifatnya basa. Sementara vagina bersifat asam"