Geger Paradise Papers, Bocornya Rahasia Kekayaan Elit Dunia

Penyelidikan bermula dari kebocoran berkas yang berisi 13,4 juta data yang berisi penyalahgunaan pajak di dunia global, yang berkembang dengan cara yang kompleks,
Paradise Papers. Kebocoran dokumen, kabarnya, dari perusahaan Appleby, yang berbasis di Bermuda. Appleby menyediakan layanan hukum offshore yang bertindak untuk pembentukan perusahaan di luar negeri, serta menyediakan struktur yang membantu mengurangi tagihan pajak mereka secara legal. (Foto: Ilustrasi/Ist)

Jakarta, (Tagar 6/11/2017) – Rahasia untuk melindungi kekayaan tokoh elit dunia yaitu kepala negara dan tokoh global dalam bidang politik, hiburan dan olahraga, telah terbongkar dalam sebuah penyelidikan.

Penyelidikan bermula dari kebocoran berkas yang berisi 13,4 juta data yang berisi penyalahgunaan pajak di dunia global, yang berkembang dengan cara yang kompleks, yaitu dengan membangun perusahaan buatan yang legal, yang dapat melindungi kekayaan mereka.

Kebocoran dokumen pada sebuah proyek yang bernama Paradise Pappers ini pertama kali dikabarkan surat kabar Jerman Süddeutsche Zeitung, kemudian dibagikan dengan International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ), Guardian, BBC dan New York Times.

Penyingkapan rahasia terbesar Paradise Pappers ini diduga akan memberikan tekanan pada para pemimpin dunia, seperti Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Perdana Menteri Inggris Theresa May, yang menggembor-gemborkan janjinya untuk mengekang skema penghindaran pajak agresif. Padahal sejumlah perusahaan di negara Amerika Serikat dan Inggris disebut dalam dokumen penghindaran pajak.

Berikut sejumlah rahasia yang diungkap dalam Paradise Papers,

- Jutaan poundsterling dari bangunan real estate Ratu Elizabeth II telah diinvestasikan dalam dana. Sebagian dari uangnya, dikirim ke pengecer, yang dituduh mengeksploitasi keluarga miskin dan orang-orang yang rentan

- Transaksi luar negeri oleh para anggota kabinet Donald Trump, penasehat dan pendonor, termasuk pembayaran substansial dari perusahaan yang dimiliki bersama oleh menantu Vladimir Putin kepada Wilbur Ross

- Bagaimana cara Twitter dan Facebook menerima ratusan juta dolar dalam investasi, yang dapat ditelusuri kembali ke lembaga keuangan negara Rusia

- Penghindaran pajak untuk Cayman Islands yang dikelola oleh kepala keuangan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau

- Penghindaran pajak agresif oleh perusahaan multinasional, termasuk Nike dan Apple

- Bagaimana cara sejumlah nama besar dalam industri film dan televisi melindungi kekayaan mereka dengan serangkaian skema perusahaan offshore

- Aliansi dan pinjaman rahasia yang digunakan perusahaan multinasional Glencore yang terdaftar di London dalam upayanya untuk mendapatkan hak penambangan yang menguntungkan di Republik Demokratik Kongo

- Jaringan perusahaan offshore kompleks yang digunakan dua miliarder Rusia untuk membeli saham klub sepak bola Arsenal dan Everton

Kebocoran dokumen, kabarnya, dari perusahaan Appleby, yang berbasis di Bermuda. Appleby menyediakan layanan hukum offshore yang bertindak untuk pembentukan perusahaan di luar negeri, serta menyediakan struktur yang membantu mengurangi tagihan pajak mereka secara legal.

Namun, Appleby menyangkal dokumen yang terungkap ke publik tersebut. Pihaknya mengaku telah menyelidiki semua tuduhan tersebut terhadap kliennya. Mereka tidak menemukan bukti kesalahan yang ada pada kliennya.

"Tidak ada bukti adanya kesalahan, baik dari pihak kita atau klien kami," elaknya seperti dilansir dalam The Guardians, Senin, (6/11)

Appleby mengklaim, merupakan firma hukum yang menjalankan pekerjaan yang halal dan tidak mentoleransi perilaku ilegal seperti penyimpangan pajak untuk menimbun kekayaan.

"Kami adalah firma hukum yang menasihati klien mengenai cara yang sah dan halal untuk melakukan tindakan bisnis untuk mereka. Kami tidak mentolerir perilaku ilegal," pungkasnya. (nhn)

Berita terkait
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.