Gaya Menlu Retno Saat Diskusi dengan Mahasiswa Semarang

Menteri luar negeri Retno Marsudi duduk lesehan bersama mahasiswa saat memberikan kuliah umum di Semarang.
Menlu Retno Marsudi duduk lesehan di kuliah umum di Undip, Semarang, Jawa Tengah, Jumat 30 Agustus 2019. (Foto: Tagar/Agus Joko Mulyono)

Semarang - Ada yang tidak biasa di acara kuliah umum di Gedung Prof Soedarto, kompleks kampus Universitas Diponegoro (Undip) di Tembalang, Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah, Jumat 30 Agustus 2019. Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi tampil merakyat di hadapan ribuan mahasiswa lintas kampus Semarang.

Style yang tidak biasa bagi seorang pejabat negara sekelas Retno Marsudi. Ia tidak ragu untuk duduk lesehan bersama sejumlah mahasiswa yang tidak kebagian tempat duduk di auditorium gedung. Padahal sudah disediakan kursi tersendiri oleh panitia, satu deret dengan pejabat-pejabat lain seperti Rektor Undip Prof Yos Johan Utama atau Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi.

Awalnya, acara yang diprakarsai Kementerian Luar Negeri tersebut berjalan seperti skedul yang sudah disusun. Sekitar pukul 09.00 WIB, Menteri Retno hadir di auditorium dan duduk di kursi deretan depan panggung utama. Setelah basa basi pembukaan oleh pembawa acara, kuliah umum mengenai Diplomasi Luar Negeri tersebut dimulai dengan sambutan Prof Yos mewakili tuan rumah.

Saat di penyampaian sambutan itu lah, sejumlah mahasiswa yang tak kebagian tempat duduk, merapat ke depan kursi tamu VIP. Dan karena memang sudah tidak ada lagi kursi yang bisa diduduki maka mahasiswa-mahasiswa itu memilih duduk lesehan.

Posisinya ada yang di tangga, satu deret dengan kursi yang ditempati para pejabat. Bahkan banyak yang duduk bersila di anak tangga maupun lantai di depan kursi yang ditempati Retno, Prof Yos maupun Hendi, sapaan akrab Wali Kota Hendrar Prihadi.

Retno sempat tersenyum melihat polah dan semangat para mahasiswa mengikuti kuliah umum. Demikian dengan Wali Kota Hendi. Sesekali Hendi terlihat meladeni permintaan swafoto dari beberapa mahasiswi yang duduk lesehan di depannya.

Sambutan Rektor Prof Yos rampung, berlanjut ke skedul berikutnya, yakni penjelasan seputar biografi Retno sebelum ia tampil memberi materi kuliah umum. Di saat itu lah, Retno seakan tak mampu menahan diri untuk tidak bergabung dengan para mahasiswa yang duduk lesehan.

Pejabat asal Manyaran, Semarang ini berdiri dari kursi dan langsung duduk lesehan. Ia memilih duduk di anak tangga depan tempat duduknya, di sekitar para mahasiswa yang sudah ndeprok sedari awal acara.

Tak ada rasa risih atau canggung dari Retno untuk menyimak paparan biografinya dengan gaya seperti itu. Malah para mahasiswa yang duduk di sekitarnya terlihat kaget dan saat mengetahui Retno memilih berlesehan ria. Mereka spontan menggeser duduknya guna memberi ruang Retno nyaman lesehan.

Biografi selesai dibacakan, pembawa acara meminta Retno duduk di kursi yang telah tersedia di atas panggung utama. Di momen ini, Retno dan moderator berbincang kasual seputar kehidupannya semasa di Semarang hingga jadi menteri.

Berlanjut ke acara inti, paparan Retno soal langkah-langkah dan pentingnya diplomasi Indonesia di dunia internasional. Ini dilakukan Retno sembari berdiri di podium layaknya Prof Yos saat memberi sambutan.

Lagi-lagi, Retno memperlihatkan gaya diplomasi yang tak lazim dilakukan pejabat negara. Usai paparan kuliah umum, masuk sesi tanya jawab atau diskusi, Retno mempersilahkan para mahasiswa untuk bertanya. Maka beberapa mahasiswa antusias maju sembari memperkenalkan diri.

Saat itu lah Retno merespon dengan gaya tubuh, mengajak para mahasiswa yang maju untuk duduk sama rendah di anak tangga panggung utama. Sempat terlihat bingung namun para mahasiswa langsung merespon dengan ikut melesehkan diri di kanan, kiri dan depan Retno. Maka sesi tanya jawab berjalan gayeng tanpa kekakuan protokoler.

Di sesi diskusi tersebut, satu materi menyinggung soal Palestina. Menanggapi hal itu, Retno balik bertanya ke ribuan mahasiswa yang hadir. “Siapa yang setuju bangsa Indonesia tetap merangkul Palestina,” tanya dia. Dan seluruh mahasiswa pun mengangkat tangannya sebagai tanda setuju.

“Berarti, saya sudah mendapat mandat dari kalian semua yang angkat tangan untuk tetap bersama Palestina,” ujar wanita alumni SMAN 3 Semarang ini.

Satu pesan moral disampaikan Retno berkaca ketika ia mengunjungi beberapa negara yang tengah dirundung koflik. Salah satunya, potret kehidupan masyarakat Palestina. “Saya selalu berdoa agar bangsa Indonesia tidak mengalami kondisi seperti di negara-negara yang saya kunjungi itu. Sebab satu kali konflik terjadi maka kita tidak tahu kapan konflik itu berakhir. Karenanya mari kita jaga persatuan,” tukas dia. []

Baca juga:

Berita terkait
Kiat Polri dan TNI Jaga Keamanan Semarang
Mengelola keamanan wilayah perkotaan seperti Semarang bukan sebuah persoalan mudah. Namun TNI maupun Polri mampu menjawab tantangan tersebut.
Suara Kecewa Pedagang Semarang Korban Normalisasi BKT
Suara kecewa pedagang Barito terdampak penggusuran proyek normalisasi Banjir Kanal Timur (BKT).
Hujan Mulai Turun Oktober di Semarang
Musim penghujan di wilayah Jawa Tengah diperkirakan bakal mulai awal Oktober. Ditandai dengan turunnya hujan di beberapa wilayah dataran tinggi.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.