Semarang - Sulistyowati, 33 tahun, warga Gombong, Kebumen, curhat terbuka lewat media sosial soal pelayanan rumah sakit yang berimbas pada keluarganya yang dikucilkan warga. Keluhan perempuan itu langsung direspons Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo
Lewat akun Facebook Sulis Tyowati Sidareja Kunci, Sulistyowati mengunggah video yang berisi penjelasan dirinya telah ditelepon langsung oleh Ganjar, Minggu sore, 13 Desember 2020. Di video berdurasi sekitar satu menit itu, warga Gang Sindoro 1 No 5 RT 2 RW 4, Gombong, menyatakan persoalan yang menimpa keluarganya sudah clear.
Berikut penjelasan lengkap Sulis Tyowati dalam videonya:
Assalamualaikum warahmatullah hiwabarakatuh
Dengan datangnya video ini saya ingin menyampaikan bahwa masalah yang di video kemarin saya sudah clear sudah diklarifikasi Pak Ganjar langsung.
Bapak Ganjar bersedia membantu saya untuk masalah bapak saya kemarin. Bapak Ganjar sudah bantu keluarga saya. Saya terima kasih Pak Ganjar karena sudah mendengarkan keluh kesah saya, rakyat kecil ini.
Semoga ke depannya bisa jauh lebih baik. Tidak ada orang yang mengalami seperti saya lagi. Saya terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Pak Ganjar, atas kebaikan Bapak Ganjar bersedia mendengarkan keluh kesah saya, terima kasih.
Wassalamualaikum warahmatullah hiwabaratuh.
Dikonfirmasi lewat sambungan telepon, Sulis menjelaskan Ganjar telah memerintahkan pihak kecamatan dan desa untuk membuat selebaran yang menyatakan bahwa semua anggota keluarga Sulis telah dites dan hasilnya negatif.
"Nanti saya bilang ke kecamatan, saya disuruh bikin tulisan di kertas nanti distempel dan ditempel-tempelkan, bahwa bapak dan keluarga tidak corona biar warga tidak mengucilkan lagi. Karena keluarga saya juga hasil tesnya negatif," katanya.
Dengan cara seperti itu Sulis berharap keluarganya, terutama ibunya bisa kembali beraktivitas normal. Apalagi selama ini ibunya menjalani profesi sebagai tukang pijit urut keliling.
"Saya plong (lega) setelah ditelpon Pak Ganjar. Sudah tadi, jam lima sore ditelpon sama Pak Ganjar. Ngobrol lama sama Pak Ganjar. Maksud saya dibersihkan nama keluarga saya karena dianggap Corona jadi keluarga saya dikucilkan warga," katanya.
Baca juga:
- 5 Pertanda Kamu Harus Segera Ganti Masker Covid-19
- Rencana Karantina Pemudik di Solo, Ganjar: Ide Pak Rudy Baik
- Negara Miskin Dihadang Negara Kaya untuk Vaksin Virus Corona
Selain itu, selama 45 menit ngobrol dengan Ganjar dia juga merasa lega karena gubernur berambut putih itu juga bersedia memberikan bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) kepada ibunya, Sustiatin, 70 tahun. Karena selama ini, ibunya yang kondisi perekonomiannya pas-pasan tidak pernah mendapat bantuan.
"Kemarin di video kan juga saya sampaikan ibu saya tidak pernah dapat PKH, Pak Ganjar bersedia membantu. Saya akui beliau baik. Saya juga tadi langsung ditelpon dari Kecamatan Gombong untuk datang ke kecamatan. Insyaallah besok datang. Meski sebenarnya sudah saya klarifikasi ke Pak Ganjar itu sudah cukup. Tapi karena saya sudah buat video itu saya harus tanggung jawab," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Sulistyowati curhat di akun Facebooknya soal pelayanan rumah sakit yang memperlakukan bapaknya seolah pasien positif Covid-19. Padahal sejak lama bapaknya mengidap asma. Dan hasil pemeriksaan laboratorium menyatakan ayah perempuan tersebut negatif corona.
Dampak dari isu covid tersebut, keluarga Sulistyowati dikucilkan. Bahkan saat proses pemakaman, tidak ada warga yang mau memandikan dan menyalati jenazah bapaknya. Ia lantas minta agar Gubernur Ganjar Pranono membantu menangani masalah keluarganya itu. []