Negara Miskin Dihadang Negara Kaya untuk Vaksin Virus Corona

Sekjen PBB mengatakan sedang terjadi nasionalisme vaksin dengan kondisi negara-negara kaya antre membeli jutaan dosis vaksin virus corona
Vaksin Covid-19 produksi Pfizer-BioNTech di Rumah Sakit Royal Victoria, Belfast, 8 Desember 2020 (Foto: voaindonesia.com/AP)

Jakarta - Sekjen PBB, Antonio Guterres, mengatakan sedang terjadi nasionalisme vaksin yang meningkat dengan kondisi negara-negara kaya antre membeli jutaan dosis vaksin antivirus corona (Covid-19). Hal ini potensial mengorbankan negara-negara yang jauh lebih miskin karena tidak mampu membeli vaksin.

Dalam pertemuan virtual, 9 Desember 2020, dengan Ketua Komisi Uni Afrika Moussa Faki Mahamat, Guterres menyerukan kontribusi 4,2 miliar dolar AS selama dua bulan mendatang bagi Fasilitas Akses Global Vaksin Covid-19 (COVAX), suatu proyek gabungan antara Organisasi Kesehatan Dunia, Koalisi bagi Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi dan Gavi, The Vaccine Alliance, suatu organisasi yang didirikan oleh Bill dan Melinda Gates untuk mengimunisasi anak-anak di negara-negara termiskin di dunia.

Pemimpin badan dunia itu mengatakan COVAX yang didanai sepenuhnya merupakan satu-satunya jalan untuk memastikan vaksin potensial akan tersedia bagi benua Afrika dan negara-negara berkembang lain. “Jika Afrika tidak didukung dengan tepat, kita tidak akan mampu memerangi pandemi di manapun secara efektif,” kata Guterres.

Imbauan Sekjen PBB itu muncul ketika beberapa negara sedang bersiap-siap untuk menyusul langkah Inggris melakukan gerakan imunisasi massal. Sebuah komite khusus Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA), 11 Desember 2020, memberikan otorisasi penggunaan darurat vaksin virus corona kepada Amerika Serikat (AS) yang dikembangkan bersama Pfizer/BioNTech. imunisasi pertama dimulai awal pekan depan.

Badan kesehatan nasional Kanada, Health Canada, 9 Desember 2020, menyatakan telah menyetujui vaksin Covid-19 buatan Pfizer/BioNTech, dan rakyat Kanada akan mulai menerimanya sedini pekan depan.

Dalam suatu pernyataan, Health Canada menyatakan telah menuntaskan suatu peninjauan independen penuh data mengenai keselamatan dan efektivitas vaksin itu, setelah menerima pengajuan permohonan dari perusahaan itu pada 9 Oktober 2020. Dalam pernyataannya, badan itu mengemukakan, “Rakyat Kanada dapat merasa yakin bahwa proses peninjauan berlangsung ketat dan bahwa kami memiliki sistem pemantauan yang kuat.”

Hari Senin, 7 Desember 2020, PM Kanada, Justin Trudeau, mengatakan dosis pertama vaksin Pfizer akan tiba di 14 pusat distribusi Kanada pekan depan, dengan lebih dari 200 ribu dosis sebelum akhir tahun. Kanada telah memesan 6 juta dosis dari Pfizer. Kanada menjadi negara ketiga, setelah Inggris dan Bahrain, untuk menyetujui penggunaan vaksin.

Dorongan untuk menyetujui atau membeli vaksin baru muncul sementara banyak negara mencatat jumlah infeksi baru Covid-19 dan kematian harian.

AS, yang memimpin di dunia dengan catatan hampir 290 ribu kematian dari 15,3 juta lebih kasus, mencapai tonggak suram baru hari Rabu, 9 Desember 2020, dengan 3.000 lebih kematian akibat virus corona. Ini jumlah tertinggi kematian dalam satu hari dalam pandemi selama hampir satu tahun ini. AS juga rata-rata mencapai lebih 200 ribu kasus baru per hari selama tujuh hari terakhir, suatu rekor baru.

Kementerian Kesehatan Jepang mencatat 2.810 kasus baru Covid-19 hari Rabu, 9 Desember 2020, rekor harian tertinggi sejak dimulainya wabah, termasuk 555 orang di seluruh negara itu didiagnosis dengan gejala virus corona yang serius.

Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Nasional Jerman, Robert Koch Institute, mencatat 23.679 kasus baru virus corona selama periode 24 jam pada hari Kamis, 10 Desember 2020, yang tertinggi dalam satu hari. Data pada hari Kamis itu mencakup 440 kematian, satu hari setelah mencatat 590 korban, angka tertinggi kematian akibat Covid-19 dalam satu hari.

Jumlah kematian global akibat virus corona telah melampaui lebih dari 1,5 juta dari 68,9 juta lebih kasus, seperti yang ditunjukkan Johns Hopkins Coronavirus Resource Center (uh/ab)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Sanksi Amerika Serikat Hambat Akses Iran Dapat Vaksin Corona
Presiden Iran, Hassan Rouhani, katakan sanksi AS persulit Iran beli obat-obatan dan pasokan kesehatan dari luar negeri termasuk vaksin virus corona
Euforia Vaksin Virus Corona Vs Pengabaian Protokol Kesehatan
Reaksi dunia terkait dengan hasil uji vaksin virus corona yang menjanjikan perlu juga diperhatikan bawah vaksinasi tidak semerta hentikan pandemi
Amerika Serikat Pakai Vaksin Virus Corona Pfizer-BioNTech
Panel FDA setujui penggunaan vaksin virus corona (Covid-19) produksi raksasa farmasi dunia yaitu Pfizer (AS) dan BioNTech (Jerman)
0
Staf Medis Maradona Akan Diadili Atas Kematian Legenda Sepak Bola Itu
Hakim perintahkan pengadilan pembunuhan yang bersalah setelah panel medis temukan perawatan Maradona ada "kekurangan dan penyimpangan"