FPI Meragukan Nasionalisme Luhut, Mahfud MD, Prabowo

Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI) Munarman meragukan nasionalisme Luhut Binsar, Mahfud MD dan Prabowo Subianto atas klaim China di Natuna.
Front Pembela Islam (FPI). (Foto: Taraf.id)

Jakarta - Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI) meragukan bentuk nasionalisme Menteri Koordinator (Menko) Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD, dan Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto.

Kritik ini Munarmawan lontarkan terkait dengan sikap tiga Menteri Kabinet Indonesia Maju itu yang dianggapnya cenderung melunak terhadap polemik klaim kepemilikan perairan Natuna oleh China.

Mantera investasi mampu membuat orang itu luntur nasionalismenya.

"Rakyat Indonesia bertanya, apakah sikap pejabat tinggi Indonesia tersebut cinta NKRI? Apakah sudah sesuai UUD 45 dan Pancasila," kata dia dalam keterangan tertulis yang diterima Tagar, Sabtu pagi, 4 Januari 2020.

Dia menilai lembeknya sikap Luhut, Mahfud MD dan Prabowo, seolah telah menggadaikan kedaulatan Tanah Air ke Negeri Tirai Bambu yang sudah melanggar batas wilayah di Laut Natuna, setelah kapal coast guard China masuk tanpa izin ke wilayah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia.

Baca juga: Kapal Perang TNI AL Usir Pencuri Ikan Asal China

MunarmanSekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI), Munarman usai diperiksa di Sub Direktorat Reserse Mobil (Subdit Resmob) Polda Metro Jaya sebagai saksi dalam kasus penculikan dan penganiayaan pegiat media sosial Ninoy Karundeng, Rabu, 9 Oktober 2019. (Foto: Antara/Fianda Rassat)

Munarman melanjutkan, sikap itu di matanya tidak segarang tatkala pemerintah menyinggung persoalan radikalisme yang menyudutkan umat Islam di dalam negeri.

"Kok kedaulatan negara digadaikan ke China? Kok tidak seganas ucapan dan tindakan ketika yang dihadapi rakyat sendiri dan umat Islam," ujarnya.

Dia mempertanyakan apakah dalam konteks ini para menteri tersebut sudah jadi agen Republik Rakyat China (RRC). 

"Apa karena visi bos besar harus bersikap ramah pada RRC. Rakyat bertanya ini. Semua kena kena 'sihir' komunis China. Mantera investasi mampu membuat orang itu luntur nasionalismenya," kata Sekretaris Umum FPI Munarman.

Baca juga: Diprotes Pemerintah, Dubes China Laporan ke Beijing

Seperti diketahui, Luhut Binsar Pandjaitan meminta permasalahan dengan China di perairan Natuna jangan terlalu diributkan. Sebab, makin gaduh akan mengganggu investasi Nasional. Terlebih Indonesia sedang menyedot investasi dari Negeri Tirai Bambu.

"Ya makanya saya bilang jangan ribut. Untuk apa kita ribut yang enggak perlu diributin, bisa ganggu," ujar Luhut usai bertemu Menhan Prabowo Subianto di Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Jakarta Pusat, Jumat, 3 Januari 2020.

Sementara itu Menhan Prabowo meminta kepada semua pihak untuk tenang saja, sehingga tidak ada yang terganggu, termasuk investasi dari China.

"Kita cool (tenang) saja. Kita santai kok ya," kata Prabowo.

Kemudian, Menko Polhukam Mahfud MD masih menunggu perkembangan respons Pemerintah China atas nota protes yang telah dikirimkan terkait intrusi kapal Coast Guard China ke perairan Natuna, Kepulauan Riau

"Ya, kan sudah, Menlu (Menteri Luar Negeri) sudah mengajukan protes, ya," katanya di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Kamis, 2 Januari 2020.

Kemenlu, kata mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu, sudah mengirimkan nota diplomatik protes ke Pemerintah China.

"Itu ditunggu perkembangannya," kata Mahfud MD. []

Berita terkait
Indonesia Tolak Klaim China Atas Laut Dekat Natuna
Indonesia menegaskan penolakannya terhadap klaim China atas kedaulatan perairan di dekat Kepulauan Nansha, Laut China Selatan
China Langgar Kedaulatan RI di Laut Natuna Utara
Lagi-lagi China langgar kedaulatan RI di perairan Laut Natuna Utara yang sudah diakui oleh UNCLOS PBB dan masuk wilayah ZEE Indonesia
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.