Foto: Mesiwah Pare Gumboh, Syukuran Adat Dayak Deah

Dayak Deah menjadi salah satu suku Dayak di Kalimantan Selatan yang masyarakatnya agraris. Kegiatan mereka diisi dengan bercocok tanam di ladang.
Prosesi Mesiwah Pare Gumboh sebagai perwujudan syukur kepada tuhan atas berkah dan keselamatan yang dilakukan oleh masyarakat Dayak Deah, Desa Liyu, Balangan, Kalimantan Selatan. (Foto: Antara/Bayu Pratama)

Jakarta - Mesiwah Pare Gumboh atau yang berarti syukuran panen bersama adalah upacara adat masyarakat Dayak Deah yang berada di Desa Liyu, Balangan, Kalimantan Selatan. Ritual seperti ini dilakukan sebagai bentuk wujud syukur kepada Sang Pencipta atas perolehan panen yang melimpah.

Dayak Deah menjadi salah satu suku Dayak di Kalimantan Selatan yang masyarakatnya agraris. Kegiatan mereka sehari-hari diisi dengan bercocok tanam di ladang.

Pelaksanaan ritual Mesiwah Pare Gumboh dilakukan dengan cara menyerahkan hasil panen yang masih mentah kepada tetua adat yang disebut nyerah ngemonta. Masyarakat akan meminta tetua adat sebagai pelaksana ritual agar memohonkan restu dan rasa syukur, kemudian dilanjutkan dengan nengkuat mulkng (penyerahan panen yang sudah matang kepada leluhur), Besoyokng (membaca mantra), mengudang (menyerahkan), dan tombai (penyelesaian ritual dan permasalahan).

Selain upacara, berbagai macam atraksi dilakukan dalam rangkaian acara tersebut seperti mandi api, sendratari mesiwah pare, ngerokop esa (menangkap ikan).

Selain untuk melestarikan kebudayaan daerah, kegiatan ini juga bertujuan untuk merawat kebhinekaan, dan dapat mendatangkan wisatawan baik itu lokal maupun mancanegara.

Mesiwah Pare GumbohProsesi Mesiwah Pare Gumboh sebagai perwujudan syukur kepada tuhan atas berkah dan keselamatan yang dilakukan oleh masyarakat Dayak Deah, Desa Liyu, Balangan, Kalimantan Selatan. (Foto: Antara/Bayu Pratama)

Mesiwah Pare GumbohRitual Mesiwah Pare Gumboh atau yang berarti syukuran panen bersama, dilakukan dengan cara menyerahkan hasil panen yang mentah kepada kepala adat. (Foto: Antara/Bayu Pratama)

Mesiwah Pare GumbohMasyarakat akan meminta tetua adat untuk memohonkan restu dan rasa syukur kepada sang pencipta atas perolehan panen yang melimpah. (Foto: Antara/Bayu Pratama)

Mesiwah Pare GumbohAtraksi mandi api, salah satu prosesi yang ada di dalam ritual Mesiwah Pare Gumboh. (Foto: Antara/Bayu Pratama)

Mesiwah Pare GumbohMesiwah Pare Gumboh pertama kalinya diselenggarakan secara bersama-sama di 2019. Sejumlah tamu ikut serta dalam acara tersebut yang terdiri dari peneliti, dosen, dan wisatawan dari berbagai daerah. (Foto: Antara/Bayu Pratama)

Mesiwah Pare GumbohSelain melestarikan budaya, kegiatan ini diharapkan dapat menjadi objek wisata baru sehingga dapat menarik wisatawan lokal maupun mancanegara untuk berkunjung. (Foto: Antara/Bayu Pratama)




Berita terkait
Batu Balian dan Legenda Dayak di Kalimantan Selatan
Batu Balian di Desa Paau, Kalimantan Selatan, menjadi legenda penduduk sekitar menyoal pertempuran adu kuat ilmu antar suku Dayak.
Ratusan Artefak Dayak Dipamerkan di Swiss
Museum di Lugano, Swiss, menggelar pameran al. ratusan artefak Dayak, seperti pisau, tato etnik, dll.
Dewan Adat Dayak Agabag: Kami Bertanggungjawab Atas Penghargaan yang Kami Berikan
Dewan Masyarakat Adat Dayak Agabag mengatakan mereka bertanggungjawab penuh atas penghargaan yang diberikannya.