Jakarta - Mesiwah Pare Gumboh atau yang berarti syukuran panen bersama adalah upacara adat masyarakat Dayak Deah yang berada di Desa Liyu, Balangan, Kalimantan Selatan. Ritual seperti ini dilakukan sebagai bentuk wujud syukur kepada Sang Pencipta atas perolehan panen yang melimpah.
Dayak Deah menjadi salah satu suku Dayak di Kalimantan Selatan yang masyarakatnya agraris. Kegiatan mereka sehari-hari diisi dengan bercocok tanam di ladang.
Pelaksanaan ritual Mesiwah Pare Gumboh dilakukan dengan cara menyerahkan hasil panen yang masih mentah kepada tetua adat yang disebut nyerah ngemonta. Masyarakat akan meminta tetua adat sebagai pelaksana ritual agar memohonkan restu dan rasa syukur, kemudian dilanjutkan dengan nengkuat mulkng (penyerahan panen yang sudah matang kepada leluhur), Besoyokng (membaca mantra), mengudang (menyerahkan), dan tombai (penyelesaian ritual dan permasalahan).
Selain upacara, berbagai macam atraksi dilakukan dalam rangkaian acara tersebut seperti mandi api, sendratari mesiwah pare, ngerokop esa (menangkap ikan).
Selain untuk melestarikan kebudayaan daerah, kegiatan ini juga bertujuan untuk merawat kebhinekaan, dan dapat mendatangkan wisatawan baik itu lokal maupun mancanegara.