Foto Berwarna Mengembalikan Kenangan Perang Dunia II

Ingatan orang-orang yang menjadi saksi sejarah tragedi kemanusiaan Perang Dunia II yang kelam itu telah memudar.
Sebuah foto keluarga saat menikmati udara sejuk di malam hari di akhir era Taisho (1912-19226) di distrik Nakajima di Hiroshima, yang sekarang disebut Kubah Bom Atom terlihat di atas sungai. Foto sebelum melalui proses pewarnaan oleh Anju Niwata dan Hidenori Watanabe.(Foto: Dokumentasi Japan News).

Jakarta - Perang Dunia II sudah berlalu 75 tahun silam. Ingatan orang-orang yang menjadi saksi sejarah tragedi kemanusiaan yang kelam itu telah memudar. Di tengah situasi seperti itu, sebuah proyek tengah dilakukan untuk memanfaatkan foto-foto jadul masa perang dengan bantuan teknologi terkini untuk mengembalikan sebagian dari kenangan itu.

Anju Niwata, 18 tahun, seorang mahasiswa di Universitas Tokyo, mengikuti kegiatan sekolah untuk mencatat kesaksian tentang hibakusha, atau korban bom atom, saat dia menjadi siswa sekolah menengah tahun pertama di Hiroshima. Taman Peringatan Perdamaian Hiroshima, dibangun di dekat pusat ledakan yang dahulunya merupakan area pusat kota tempat tinggal sekitar 4.400 orang.

Saya perhatikan foto-foto masa perang yang berharga di arsip tidak dilihat oleh banyak orang, dan saya rasa itu karena hitam-putih.

Baca Juga: Jepang Kirim Kapal Perang ke Timur Tengah 

Seperti diberitakan dari Japan News, Minggu, 9 Agustus 2020, Anju Niwata bertemu dengan seorang pria lansia yang pernah tinggal di daerah yang kini menjadi Taman Peringatan Perdamaian Hiroshima itu. Laki-laki itu mengaku kehilangan semua anggota keluarganya akibat ledakan bom atom saat pasukan Sekutu menyerang Hiroshima dan Nagasaki. Menurut pengakuannya, ia masih menyimpan foto hitam putih keluarganya.

"Kalau foto hitam putih diubah menjadi foto berwarna, mungkin dia akan merasa lebih dekat dengan keluarganya,” pikir Niwata usai mengikuti kuliah tentang arsip digital di SMA-nya sesaat setelah kegiatan. Pengajarnya adalah dari Universitas Tokyo, Profesor Hidenori Watanabe, 45 tahun, dan seorang profesor dari Universitas Metropolitan Tokyo.

Mengkhususkan diri dalam disain informasi, Watanabe berfokus pada teknologi digital baru seperti internet dan media sosial. Bekerja sama dengan masyarakat setempat, ia telah membuat arsip digital di Hiroshima, Nagasaki, Okinawa, dan tempat lain untuk menyampaikan kesaksian korban perang dan foto perang kepada banyak orang. "Saya perhatikan foto-foto masa perang yang berharga di arsip tidak dilihat oleh banyak orang, dan saya rasa itu karena hitam-putih," kata Watanabe.

Para lansia saat pertama kali berbicara tentang kesedihan karena kehilangan keluarga mulai berbicara tentang kenangan indah bersama keluarga setelah mereka melihat foto berwarna.

Sejak tahun 2010-an, teknologi digital sudah memungkinkan untuk mewarnai langit, laut, wajah, dan konten lainnya dalam foto hitam-putih dengan mudah dan membuatnya tampak seperti foto berwarna dengan memanfaatkan kecerdasan buatan yang telah memindai dan mempelajari sejumlah besar foto. Ketika foto hitam-putih yang diwarnai oleh kecerdasan buatan (AI) diposting di Twitter, foto tersebut memicu reaksi besar dan mendapat 100 juta tayangan selama dua setengah tahun.

“Foto hitam-putih yang diubah menjadi foto berwarna mungkin membuat orang menyadari bahwa peristiwa masa lalu mengarah pada kehidupan saat ini. Alhasil, banyak orang yang merasa perang itu terkait dengan diri mereka sendiri, ”kata Watanabe.

Niwata mempelajari teknologi tersebut dari Watanabe. Selama aktivitasnya mendengarkan kesaksian tentang hibakusha di Hiroshima, ia mulai mengubah foto hitam-putih yang masih dimiliki hibakusha menjadi foto berwarna dan menyajikannya dengan versi berwarna. Ini adalah awal dari proyek yang disebut "Kioku no Kaito" (Pembekuan kenangan), yang dilakukan bersama oleh Niwata dan Watanabe.

Bom HiroshimaKehancuran terlihat di sekitar \'ground zero\' setelah pemboman atom di Hiroshima, Jepang. (Foto: Departemen Pertahanan/Departemen Angkatan Udara /REUTERS)

“Mewarnai foto hitam-putih membantu menghasilkan dialog. Kami tidak tahu apakah foto berwarna benar-benar menunjukkan warna asli, tapi kami berharap foto tersebut akan membantu menciptakan banyak kesempatan untuk berbicara dan memikirkan perang dari generasi ke generasi, ”kata Watanabe.

Ternyata hasilnya memang melebihi harapan mereka. Orang-orang yang lahir saat peristiwa Perang Dunia II 70 tahun silam, setelah melihat foto berwarna itu merasa senang dan satu per satu kenangan muncul di memori mereka. Ada seorang demensia yang membuatnya sulit berbicara dengan orang lain, begitu melihat foto berwarna, matanya berbinar seolah-olah ingin berbicara tentang kenangan anggota keluarga yang tewas dalam serangan bom atom.

Melihat bunga berwarna putih, orang tersebut menunjukkan kesalahan. "Bunga itu seharusnya dendelion kuning." Kata Niwata,"Para lansia saat pertama kali berbicara tentang kesedihan karena kehilangan keluarga mulai berbicara tentang kenangan indah bersama keluarga setelah mereka melihat foto berwarna. Itu sangat mengesankan. ”

Proyek tersebut sekarang mencakup wilayah selain Hiroshima. Keduanya, Watanabe dan Niwata bekerja mewarnai foto hitam-putih kota-kota Jepang selama Perang Pasifik, medan perang di luar negeri, dan pemandangan lainnya. Pada bulan Juli, mereka menerbitkan sebuah buku tentang orang-orang sebelum perang dan masa perang dan peristiwa yang dihidupkan kembali melalui foto-foto berwarna AI, yang berisi 355 foto.

Buku tersebut baru-baru ini membawa dialog baru dalam keluarga Niwata sendiri. Dia memberikan buku itu kepada kakeknya, yang berasal dari Prefektur Hiroshima. Kemudian, dia mulai berbicara tentang pengalamannya pada usia 5. “Pertama, saya melihat kilatan cahaya dan kemudian mendengar suara yang sangat keras. Sementara saya hanya bisa melihat bagian atas karena pegunungan, saya melihat awan jamur gelap naik ke langit. "

Simak Pula: Haruma Miura dan 5 Seleb Jepang Berakhir Bunuh Diri

Niwata terkejut. “Saya mendengar kakek berbicara pengalamannya tentang bom atom pada Perang Dunia II untuk pertama kalinya,” tuturnya. []

Berita terkait
5 Film Populer Aktor Jepang Haruma Miura
Aktor Jepang Haruma Miura tewas bunuh diri. Namun, aktingnya membekas. Berkatnya sejumlah film populer di Asia hingga dunia.
Dilarang Teriak Naik Roller Coaster di Jepang
Pengunjung yang mengunjungi Taman Hiburan Fuji-Q Highland dilarang berteriak saat menaiki wahana roller coaster guna mencegah penyebaran Covid-19.
Inggris - Jepang Akan Nego Perdagangan Pasca Brexit
Inggris dan Jepang akan memulai pembicaraan perdagangan pasca keluar dari Uni Eropa atau Brexit.
0
Kesehatan dan Hak Reproduksi Adalah Hak Dasar
Membatasi akses aborsi tidak mencegah orang untuk melakukan aborsi, hal itu justru hanya membuatnya menjadi lebih berisiko mematikan