Jakarta - Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PKB Jawa Timur, Abdul Halim Iskandar, membocorkan kriteria calon wali kota (cawali) Surabaya yang bakal diusung partainya dalam Pilkada 2020. Menurut dia, PKB tidak ingin mengusung cawali Surabaya seperti figur Tri Rismaharini.
Abdul beralasan, selama dua periode memimpin, Risma belum maksimal menyentuh masyarakat pinggiran Surabaya.
Halim menambahkan, kriteria lain adalah warga asli Surabaya. Jika tidak, kata dia, warga asli Surabaya akan termarjinalkan. Halim mencontohkan, di kawasan Rungkut berdiri perumahan elit di mana warga asli justru tergusur dan tergeser ke daerah pinggiran.
"Kita lihat saja Rungkut. Sepuluh tahun lalu, lima belas tahun lalu, dua puluh tahun lalu, dengan hari ini. Kita melihat situasi bagaimana Rungkut lima belas tahun lalu dengan hari ini, ke mana mereka yang asli," kata Halim kepada Tagar di Surabaya, Kamis 4 Juli 2019.
Halim menginginkan adanya wali kota yang benar-benar melindungi warga asli. Bila tak dilakukan, kata dia, warga asli Surabaya akan terpinggirkan. Padahal, warga asli adalah pemilik sejarah Kota Pahlawan. Maka diharapkannya Surabaya tidak seperti Jakarta saat ini.
"Kalau kita lihat Jakarta sekarang, di mana posisi orang Betawi? Di-pojok-pojok-kan. Kita lihat di pinggir Tanah Abang, ada orang Betawi?" ujar dia.
Langkah Risma membangun Surabaya selama ini kemudian disorot Ketua DPRD Jatim itu. Dia menilai, infrastruktur jalan seperti frontage road sepanjang Jalan A Yani yang telah dibangun belum mampu mengurangi kemacetan Surabaya.
"Frontage itu produk lama yang muncul hari ini, bukan produk baru," ujar dia.
Meski begitu, Halim mengakui pembangunan underpass di Jalan Mayjen Sungkono-HR Muhammad maksimal memecah kemacetan. Namun, menurut dia, hanya mengurai kemacetan bagi warga yang tinggal di kawasan elit.
"Akses ke sana (kawasan elit) memang dipermudah. Karena jika akses mudah, maka naiklah nilai lahan aset di situ," kata Halim.
Kakak kandung Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar itu berharap pengganti Risma lima tahun ke depan adalah yang memiliki visi pembangunan yang memanusiakan warganya, terutama warga asli Surabaya. "PKB tidak melihat orangnya, tapi visinya," ujar Halim.
Untuk diketahui, Tri Rismaharini merupakan warga kelahiran Kediri tertanggal 20 November 1961.
Baca juga: