FBI Sebut Ancaman Bom yang Dikirim Melalui Email Adalah Hoaks

Tidak ada bahan peledak yang ditemukan dan para pejabat federal dengan segera menyatakan ancaman itu sebagai hoaks
Seorang petugas Polisi Capitol memperingatkan orang yang lewat sebagai tanggapan atas ancaman bom di Mississippi State Capitol di Jackson, AS, 3 Januari 2024. Gedung dikosongkan, halaman dibersihkan dari kendaraan. (Foto: voaindonesia.com/AP/Rogelio V. Solis)

TAGAR.id – Ancaman bom yang dikirim melalui email kepada para pejabat di beberapa negara bagian di Amerika Serikat (AS) pada Rabu (3/1/2024) pagi sempat mengganggu urusan pemerintahan dan mendorong evakuasi di beberapa gedung parlemen negara bagian. Namun, tidak ada bahan peledak yang ditemukan dan para pejabat federal dengan segera menyatakan ancaman itu sebagai hoaks.

Ancaman itu muncul setelah serangkaian laporan palsu mengenai penembakan di rumah-rumah para pejabat publik dalam beberapa hari belakangan.

Connecticut, Georgia, Hawaii, Kentucky, Maine, Michigan, Minnesota, Mississippi dan Montana termasuk di antara negara bagian-negara bagian yang mengevakuasi kantor-kantor parlemen negara bagian atau bangunan-bangunan lainnya.

FBI menyatakan pihaknya mengetahui adanya sejumlah ancaman bom palsu di gedung-gedung parlemen negara bagian tetapi tidak “memiliki informasi yang mengindikasikan ancaman yang spesifik dan kredibel.” Biro penyelidik federal itu mengatakan bekerja sama dengan badan penegak hukum negara bagian, lokal dan federal untuk mengumpulkan, berbagi dan bertindak berdasarkan informasi.

“FBI menganggap ancaman palsu itu sangat serius karena ini membahayakan orang-orang tak bersalah,” katanya dalam sebuah pernyataan.

patung Ibu KonfederasiOrang-orang berdiri di samping patung Ibu Konfederasi (kanan) di luar Gedung Kongres Mississippi. Beberapa gedung DPR negara bagian di seluruh AS dievakuasi pada 3 Januari 2024 karena berbagai ancaman bom. (Foto: voaindonesia.com/AFP)

Gubernur Kentucky, Andy Beshear, mengatakan di X, dulu dikenal sebagai Twitter, bahwa gedung parlemen negara bagian dievakuasi sewaktu polisi negara bagian menyelidiki ancaman yang diterima oleh Kantor Sekretaris Negara Bagian. Para legislator sedang berada di tempat lain untuk mengikuti pelatihan mengenai etika, tetapi juru bicara Sekretaris Negara Bagian Michon Lindstrom mengatakan beberapa pendaftaran kandidat terganggu.

“Email massal” itu memperingatkan tentang sejumlah bom yang akan meledak dalam beberapa jam

Para pejabat keamanan publik menutup Gedung Kongres Mississippi pada hari kedua masa sidang parlemen dan Senat menangguhkan sidangnya pada pagi hari. Bangunan itu dievakuasi dan anjing-anjing pelacak bom bekerja sebelum kondisi dinyatakan aman.

“Ini adalah investigasi yang sedang berlangsung dan tidak ada ancaman lebih jauh terhadap Gedung Kongres maupun bangunan-bangunan di sekitarnya,” kata Bailey Martin, juru bicara Departemen Keamanan Publik Mississippi.

Penutupan berlangsung sebentar dan gangguannya minimal di sebagian besar negara bagian.

Gedung Kongres Montana dibuka kembali dalam dua jam setelah penyisiran di gedung itu tuntas dan ancamannya terbukti tidak kredibel, kata Megan Grotzke, juru bicara Departemen Administrasi.

Di Minnesota, argumen lisan di Mahkamah Agung negara bagian di dalam gedung Kongres terhenti, tetapi kegiatan itu dipindahkan ke ruang lain di Pusat Yudisial Minnesota, kata Kyle Christopherson, juru bicara Departemen Kehakiman Minnesota.

Negara bagian-negara bagian lainnya – di antaranya Wyoming, Oklahoma, Nebraska, New Hampshire, Missouri dan Maryland — menerima ancaman, tetapi tidak tutup.

Beberapa pejabat publik menerima telepon swatting dalam beberapa hari ini. Swatting adalah telepon iseng ke layanan darurat yang dimaksudkan untuk membuat polisi bereaksi.

Anggota DPR AS Marjorie Taylor Greene dari fraksi Republik menjadi sasaran telepon darurat palsu pada pagi hari Natal. Sekretaris Negara Bagian Maine Shenna Bellows juga terkena upaya swatting sehari setelah ia menyingkirkan mantan Presiden Donald Trump dari surat suara pemilihan pendahuluan kandidat presiden berdasarkan klausul pemberontakan dalam Konstitusi. Trump mengajukan banding atas keputusan itu.

Para pejabat publik lain yang menjadi sasaran dalam beberapa hari ini antara lain anggota DPR Brandon Williams dari New York, Senator Rick Scott dari Florida, Wali Kota Boston Michelle Wu dan Jaksa Agung Ohio Dave Yost.

Ratusan kasus swatting terjadi setiap tahun. (uh/ka)/Associated Press/voaindonesia.com. []

Berita terkait
WN Australia Didakwa Terkait Ancaman Bom dalam Penerbangan Scoot Singapura
Penerbangan TR16 dioperasikan maskapai murah Singapura, Scoot, terpaksa kembali ke Negara Kota itu satu jam setelah perjalanan (12/10-2023
0
FBI Sebut Ancaman Bom yang Dikirim Melalui Email Adalah Hoaks
Tidak ada bahan peledak yang ditemukan dan para pejabat federal dengan segera menyatakan ancaman itu sebagai hoaks