Faktor Jokowi Kalah di Jawa Barat Menurut Mahfud MD

Berikut ini faktor kekalahan Jokowi-Ma'ruf Amin di Jawa Barat menurut pakar hukum tata negara Mahfud MD.
Presiden Jokowi blusukan ke pasar di Bogor, Selasa 23 April 2019. (Foto: Facebook/Presiden Joko Widodo)

Jakarta - Video pernyataan Pakar Hukum Tata Negara Mahfud MD, perihal faktor kekalahan pasangan capres-cawapres Jokowi-Ma'ruf Amin di beberapa wilayah termasuk Jawa Barat, beredar di dunia maya.

Dalam potongan video berdurasi 1 menit 20 detik itu, Mahfud menyebut faktor kekalahan Jokowi di beberapa wilayah termasuk Jawa Barat, lantaran daerah-daerah tersebut merupakan provinsi dengan masyarakat konservatif agama yang kuat.

Dia kemudian menekankan, agar kedua pasangan calon segera melakukan rekonsiliasi demi menjaga kesadaran soal keberagaman dalam berbangsa dan bernegara.

Garis keras itu sama dengan fanatik dan sama dengan kesetiaan yang tinggi. Itu bukan hal yang dilarang, itu term politik. Sama halnya dengan garis moderat, itu bukan hal yang haram.

"Di beberapa provinsi yang agak panas, Pak Jokowi kalah. Dan itu diidentifikasi tempat kemenangan Pak Prabowo, itu adalah diidentifikasi yang dulunya dianggap provinsi garis keras dalam hal agama, misal Jawa Barat, Sumatera Barat, Aceh dan sebagainya, Sulawesi Selatan juga," kata Mahfud dalam potongan video wawancara yang viral.

"Saya kira rekonsiliasinya jadi lebih penting untuk menyadarkan kita bahwa bangsa ini bersatu karena kesadaran akan keberagaman dan bangsa ini hanya akan maju kalau bersatu," kata dia lagi.

Demi menghindari polemik lebih lanjut, Mahfud MD kemudian menjelaskan pengertian diksi 'garis keras' yang dimaksud dalam potongan video viral wawancaranya tersebut.

Menurutnya, sebutan garis keras yang dia gunakan merupakan istilah dalam terminologi politik. Sama halnya dengan istilah moderat, fanatik, konservatif maupun progresif.

"Garis keras itu sama dengan fanatik dan sama dengan kesetiaan yang tinggi. Itu bukan hal yang dilarang, itu term politik. Sama halnya dengan garis moderat, itu bukan hal yang haram," jelas Mahfud melalui media sosial Twitter, Minggu pagi, 28 April 2019.

"Dua-duanya boleh dan kita bisa memilih yang manapun. Sama dengan bilang Jokowi menang di daerah PDIP, Prabowo di daerah hijau," jelasnya lagi dalam cuitan yang sama.

Diketahui sebelumnya, hasil quick count pemilihan presiden 2019 oleh berbagai lembaga survei, menyebut pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin mengalami kekalahan dari pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, di provinsi Jawa Barat.

Dalam rilis Charta Politika misalnya, pasangan Jokowi-Amin hanya berhasil meraup 41,94% suara masyarakat Jawa Barat. Sementara pasangan Prabowo-Sandiaga unggul dengan perolehan suara hingga 58.06%. []

Baca juga:

Berita terkait
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.