Jakarta - Peristiwa mengerikan terjadi setiap hari di berbagai penjuru dunia. Salah satunya yang sulit dilupakan dan mencoreng nama Indonesia adalah tragedi bom Bali I yang menewaskan lebih dari 200 orang dan membuat 200 lainnya mengalami luka berat dan luka ringan.
17 tahun lalu, Sabtu, 12 Oktober 2002 mata dunia tertuju ke Pulau Dewata Bali, saat Amrozi cs meledakkan bom daya ledak tinggi yang tersebar di beberapa titik lokasi tempat hiburan malam.
Bagi mereka mungkin hari itu adalah jihad, namun tidak sedikit yang mencapnya sebagai tindakan terkutuk. Kejadian itu terekam dan menjadi catatan aksi terorisme paling kelam dalam sejarah Indonesia. Berikut 5 fakta-fakta mengenai bom Bali:
1. Aksi Terorisme Terparah di Indonesia
Bom Bali 2002 merupakan rangkaian tiga peristiwa pengeboman yang terjadi pada Sabtu malam, 12 Oktober 2002.
Dua bom pertama meledak di Paddy's Pub dan Sari Club di Jalan Legian, Kuta, Bali. Sedangkan ledakan berikutnya terjadi di dekat Kantor Konsulat Amerika Serikat, Jalan Hayam Wuruk 188, Denpasar.
Peristiwa yang disebut Bom Bali I ini dianggap sebagai salah satu aksi teror paling gila dalam sejarah Indonesia.
2. Terjadi di Jalan Legian, Kuta
Sabtu malam, bom meledak di Jalan Legian, Kuta. Tepatnya, mengguncang Paddy’s Pub dan Sari Club. Hanya berselang 10 menit, pukul 23.15 Wita, bom kembali meledak di Renon, berdekatan dengan kantor Konsulat Amerika Serikat.
Sebanyak 202 jiwa tewas dalam peristiwa Bom Bali I. Mereka yang menjadi korban bukan hanya warga negara asing (WNA), namun juga banyak warga negara Indonesia (WNI).
3. Pelaku Bersaudara
Tersangka kunci tragedi Bom Bali I yakni Amrozi Bin Nurhasyim ditangkap di rumahnya di Desa Tenggulun, Lamongan, Jawa Timur. Pada 10 November 2002, Amrozi membeberkan lima orang yang menjadi tim inti pengeboman.
Eksekutor di Sari Club dan Paddy's adalah Ali Imron (adik Amrozi), Ali Fauzi (saudara lain ibu kandung Amrozi), dan Qomaruddin.
Sementara M Gufron (kakak Amrozi) dan Mubarok dipilih menjadi orang yang membantu mempersiapkan pengeboman.
Pada 26 November 2002, Imam Samudra, satu tersangka lain ditangkap di Kapal Pelabuhan Merak, Banten.
4. Jumlah Korban dan Turis Asing
Tragedi bom Bali 1 menyebabkan 202 jiwa hilang, sementara 209 lainnya mengalami luka-luka.
Korban tewas adalah turis dari 21 negara dunia. 88 korban merupakan warga negara Australia, 38 warga negara Indonesia, 28 warga negara Inggris, 7 warga negara Amerika, 6 warga negara Jerman.
5 warga negara Swedia, 4 warga negara Belanda, 4 warga negara Prancis, 3 warga negara Denmark, 3 warga negara Selandia Baru, 3 warga negara Swiss.
Kemudian, 2 warga negara Brasil, Kanada, Jepang, Afrika Selatan, Korea Selatan. Dan masing-masing 1 orang warga negara Ekuador, Yunani, Italia, Polandia, Portugal dan Taiwan.
5. Tugu Peringatan Bom Bali
Untuk mengenang dan menghormati nilai-nilai kemanusiaan, terutama para korban ledakan, dibangun Monumen Panca Benua atau lebih terkenal dengan sebutan Ground Zero.
Monumen ini diresmikan 12 Oktober 2004 oleh Bupati Badung, Anak Agung Ngurah Oka Ratmadi. Nama Ground Zero diberikan karena lokasi monumen berada di antara Sari dan Paddy's, tepatnya di depan bekas areal Sari Club dan di samping kanan bekas areal Paddy's Pub.
Di monumen tersebut tertulis 196 nama-nama korban tewas yang berhasil diidentifikasi. Ada pula 22 bendera yang berkibar, menandakan korban tewas berasal dari 22 negara.[]