Fadli Zon Ungkap Kaitan Demo Rusuh dengan Dunia Intelijen

Anggota Komisi I DPR Fadli Zon mengungkap ada kaitan demo rusuh dalam dunia intelijen yang dinamakan agent provocateur.
Anggota Komisi I DPR Fadli Zon mengungkap ada kaitan demo rusuh dalam dunia intelijen yang dinamakan agent provocateur. (foto: pinter politik.

Jakarta - Anggota Komisi I DPR Fadli Zon menguraikan, banyak terjadi kekerasan saat para buruh dan mahasiswa menyampaikan aspirasinya terkait penolakan mereka terhadap Omnibus Law Undang-Undang (UU) Cipta Kerja. 

Dia tidak memungkiri adanya aksi perusakan fasilitas publik oleh pedemonstran pasti menjadi sorotan banyak pihak dan bola liarnya melahirkan tuduhan terhadap pihak-pihak tertentu yang dituding mendalangi aksi demonstrasi.

Upaya untuk membunuh karakter dari orang-orang tertentu.

"Unjuk rasa adalah sebuah tindakan kegiatan yang dibenarkan oleh konstitusi dan dijamin oleh konstitusi, apalagi dalam demokrasi. Tetapi kita selalu melihat bahwa di dalam demonstrasi unjuk rasa atau proses ada saja sesuatu yang tidak direncanakan terjadi," kata Fadli Zon dalam YouTube Channel Fadli Zon Official, dikutip Tagar, Rabu, 14 Oktober 2020.

Baca juga: Fadli Zon Sebut Ada Agen Provokator Saat Demo Omnibus Law

Dengan adanya aksi pembakaran serta perusakan fasilitas publik dan tindakan ilegal lain dalam agenda demonstrasi, hal menariknya adalah adanya istilah agent provocateur di dalam dunia intelijen. 

Politisi Gerindra itu menyatakan, agent provocateur merupakan istilah klasik dalam dunia intelijen, yang bertugas melakukan penyusupan, juga infiltrasi kepada sebuah protes keberadaan sebuah demonstrasi. 

"Dan di dalamnya orang-orang yang melakukan infiltrasi atau penyusupan itu. Kemudian melakukan tindakan-tindakan ilegal yang tidak direncanakan oleh para demonstran yang ingin damai, misalnya dan sering kali ini kemudian diikuti oleh pendiskreditan atau upaya untuk membunuh karakter dari orang-orang tertentu," tuturnya.

Terkait intelijen, sebelumnya Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga menantang keberanian Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, serta Badan Intelijen Negara (BIN) untuk mengungkap siapa sponsor demo tolak Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja.

Baca juga: Markas Dirusak Aktivis Diciduk, Fadli Zon: PII Paling Dibenci PKI

"Jadi kalau saya ditanya ya seperti itu. Tapi yang paling bisa menjawab, yang paling bisa mengklarifikasi semuanya ini ya beliau-beliau," kata SBY melalui akun Youtube Partai Demokrat, seperti dikutip Tagar, Selasa, 13 Oktober 2020.

Kendati demikian, SBY tidak percaya jika tuduhan itu dialamatkan kepadanya dan Partai Demokrat. Pasalnya, dia mengaku memiliki hubungan yang baik dengan Airlangga, Luhut, dan BIN.

"Saya kok enggak yakin ya kalau Pak Airlangga, Pak Luhut, atau BIN yang dimaksud itu saya. Hubungan saya dengan Pak Airlangga selama ini baik, dengan Pak Luhut juga baik, dengan BIN juga enggak ada masalah. Saya enggak yakin kalau BIN anggap saya ini sebagai musuh negara. Saya kira enggaklah ya," ujar SBY. []

Berita terkait
Fadli Zon: Banyak Anggota DPR Belum Pahami Omnibus Law Ciptaker
Anggota Komisi I DPR Fadli Zon menilai anggota dewan banyak belum paham Omnibus Law UU Cipta Kerja karena tidak dibagikan saat pengesahan.
Fadli Zon Cetak Sendiri 812 Halaman Omnibus Law Cipta Kerja
Anggota Komisi I DPR dari Partai Gerindra Fadli Zon mengaku mencetak sendiri naskah Omnibus Law RUU Cipta Kerja setebal 812 halaman.
Neno Warisman Cerita Dipersekusi Rezim Tangan Besi ke Fadli Zon
Politikus Partai Gerindra Fadli Zon kembali mengungkap kejadian lampau saat Pilpres 2019 dengan mengundang Neno Warisman mengaku dipersekusi.
0
Penduduk Asli Pertama Amerika Jadi Bendahara Negara AS
Niat Presiden Joe Biden untuk menunjuk Marilynn “Lynn” Malerba sebagai bendahara negara, yang pertama dalam sejarah Amerika Serikat (AS)