Jakarta - Politikus Partai Gerindra Fadli Zon memprediksi selama 1 tahun ini Indonesia akan mengalami kemerosotan ekonomi. Dia meminta agar pemerintah dapat terus menggenjot pertumbuhan ekonomi pada tahun 2020.
"Setelah tahun lalu bisa tumbuh 3,6 persen, pertumbuhan ekonomi global tahun ini diperkirakan hanya akan menyentuh angka 3,0 persen saja. Ini terjadi karena lesunya pertumbuhan ekonomi negara-negara maju yang diproyeksikan hanya akan tumbuh sekitar 1,7 persen saja tahun ini dan tahun depan," kata Fadli melalui keterangan tertulis yang diterima Tagar, Selasa malam, 31 Desember 2019.
Agenda-agenda tidak masuk akal yang cenderung membebani APBN atau merugikan keuangan BUMN sebaiknya dievaluasi kembali
Menurut dia negara-negara berkembang akan mengalami hal serupa dengan Indonesia. Fadli mengatakan pertumbuhan ekonomi negara berkembang, menurut IMF, tahun ini akan terpangkas ke angka 3,9 persen.
"Membaca proyeksi itu tentunya sulit menyangkal bahwa resesi ekonomi global tengah menghadang di depan mata dan gelombang resesi tersebut pasti akan berimbas pada perekonomian Indonesia," ucap dia.
Mantan Wakil Ketua DPR itu menyebut di tengah turunnya harga komoditas, ekspor masih belum menolong banyak hal. Terlebih, perang dagang antara Amerika Serikat dan China tidak terhindarkan yang berdampak ke Indonesia.
"Perlambatan juga terjadi di bidang investasi. Tahun ini investasi di negeri kita mengalami perlambatan signifikan. Di kuartal ketiga 2019, investasi Indonesia hanya mampu tumbuh 4,21 persen, padahal pada kuartal sebelumnya masih tumbuh 5,01 persen," tuturnya.
Baca juga: Kebijakan Jokowi Dianggap Tepat Menurut Fadli Zon
Fadli menyarankan pemerintah mewaspadai target-target pembangunan yang tidak masuk akal, sebaiknya disesuaikan kembali dengan situasi ekonomi dan kemampuan keuangan negara.
"Sebab, tanpa target dan orientasi yang jelas, kegiatan pembangunan hanya akan menguapkan anggaran belaka, tapi tidak akan memberikan efek pengganda yang berarti," ucapnya.
Tak hanya itu, Fadli juga menyoroti tekanan utang terhadap APBN yang terlihat dari terus turunnya proporsi belanja modal Pemerintah yang terjadi sejak 2016 lalu.
Dia mengatakan pada 2018 proporsi belanja modal masih berada di angka 14,02 persen. Namun, tahun ini angkanya turun tinggal 11,59 persen saja. Penurunan ini, kata dia, menunjukkan kemampuan pemerintah dalam menstimulus pembangunan terus-menerus menurun.
"Menghadapi gelombang resesi global, mau tidak mau pemerintah harus merasionalisasi ulang agenda-agenda pembangunan tahun depan. Agenda-agenda tidak masuk akal yang cenderung membebani APBN atau merugikan keuangan BUMN sebaiknya dievaluasi kembali," kata Fadli Zon. []