Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan Indonesia sedang mempersiapkan diri menghadapi resesi ekonomi global yang terus membayangi di depan mata.
Menurut dia, tidak hanya Indonesia yang harus mengantisipasi ini, tetapi negara-negara lain juga harus mencegah terpaan resesi ekonomi.
Menjadi tanggung jawab kita bersama untuk mengatakan tidak bagi resesi ekonomi global.
Baca juga: Gerindra: Pertamina Batu Loncatan Ahok Jadi Wapres
Jokowi tidak menampik, kerugian akan dialami negara-negara maju, hingga kategori negara berkembang seperti Indonesia.
Menurutnya, akibat dari resesi dunia ini akan berdampak kepada sektor usaha yang akan mengalami kerugian besar.
“Menjadi tanggung jawab kita bersama untuk mengatakan tidak bagi resesi ekonomi global,” kata Jokowi dalam forum ASEAN-Republic of Korea (RoK) CEO Summit, di Busan Exhibition and Convention Center (BEXCO), Senin, 25 November 2019.
Presiden RI ke-7 itu menjelaskan, kecepatan perkembangan teknologi telah mengubah cara hidup manusia secara dramatis yang harus diikuti, tidak bisa dilawan arus teknologi ini.
Salah satu contohnya, kata dia, jika dalam satu dekade sebelumnya armada taksi dimiliki oleh perusahaan besar, maka dengan adanya teknologi, perusahaan besar perlahan digantikan oleh pemilik mobil perseorangan.
Baca juga: Mardani Ali Sera Heran Ada Mimpi Nostalgia Orde Baru
Maka dari itu, menurut Jokowi ada tiga hal yang harus dilakukan negara-negara ASEAN dan Korea Selatan dalam menghadapi resesi ekonomi dan tantangan global ke depan.
Pertama, membangun infrastruktur yang berkualitas. Jokowi mengatakan saat ini Indonesia gencar melakukan pembangunan infrastruktur untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, melalui terciptanya pusat-pusat ekonomi baru termasuk di daerah-daerah terpencil.
"Indonesia akan menggelar forum infrastruktur dan konektivitas di kawasan Indo Pasifik. Saya undang semua pelaku usaha untuk merebut infrastruktur dan konektivitas di Indonesia dan juga di kawasan Indo Pasifik," ujarnya.
Untuk mendukung terciptanya poin pertama, bahkan Jokowi melakukan penyederhanaan dengan merevisi 74 undang-undang yang dinilai menghambat investasi.
"Kami akan segera merevisi 74 undang-undang yang menghambat investasi. Sudah saya minta untuk diselesaikan dalam waktu dekat ini," tuturnya.
Poin kedua, kata Jokowi yaitu peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah kunci lompatan ekonomi bagi sebuah negara.
"Untuk itu revitalisasi pendidikan guna menciptakan link and match antara pendidikan dan dunia kerja menjadi sebuah keniscayaan," ucapnya.
Poin terakhir, ketiga adalah pengembangan energi terbarukan. “ASEAN dan Korea harus menjadikan champion pengembangan energi terbarukan di kawasan," ujar Jokowi. []