Facebook Larang Iklan Menyesatkan Soal Virus Corona

Facebook melarang iklan menyesatkan menjanjikan vaksin atau obat yang dapat menyembuhkan virus corona.
Konferensi Facebook batal digelar akibat virus corona. (Foto: Reuters/Toby Melville)

Jakarta - Facebook melarang iklan menyesatkan menjanjikan vaksin atau obat yang dapat menyembuhkan virus corona baru jenis COVID-19. Raksasa jejaring sosial yang dibangun oleh Mark Zuckerberg itu juga melarang iklan yang menciptakan rasa urgensi.

Kebijakan Facebook itu untuk merespon Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang memperingatkan adanya infodemik virus corona, penyampaian informasi yang keliru dan teori konspirasi yang tersebar di media sosial. Infodemik adalah informasi berlimpah yang sebagian besar tidak akurat.

Sejauh ini belum ada obat atau vaksin yang bisa menyembuhkan corona COVID-19. Wabah virus yang mematikan ini tidak menunjukkan tanda-tanda melambat. Jumlah kasus terinfeksi secara global telah menembus angka 80.000 minggu ini, dengan angka kematian sekitar 2.800/

"Kami baru-baru ini menerapkan kebijakan untuk melarang iklan yang merujuk ke virus corona dan yang menciptakan rasa urgensi," kata Facebook kepada Business Insider, Rabu, 26 Februari 2020. Kata Facebook lagi,"Kami juga memiliki kebijakan untuk permukaan seperti Marketplace yang melarang perilaku serupa."

Virus Corona COVID-19WHO mengirim tim lanjutan ke China minggu ini untuk misi internasional memeriksa epidemi virus corona yang sudah punya nama resmi COVID-19. (Foto: Channel News Asia|AFP|STR).

Sebelumnya beredar sebuah informasi yang menyebutkan vaksin sudah siap edar. Menteri Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat, Chad Wolf mengatakan kepada Senat bahwa ia mendengar vaksin virus corona sudah sia edar dalam beberapa bulan ke depan. Namun Pusat Pengendali dan Pencegahan Penyakit (CDC) menyebutkan bahwa dibutuhkan waktu setahun sebelum disetujui," jelasnya.

Vaksin eksperimntal yang dikembangkan oleh perusahaan bioteknologi AS, Mederna dikirim dalam minggu ini, kata peneliti pemerintah AS. Lebih dai 80 uji klinis juga sedang dilakukan di China, dengan masing-masing percobaab berisi hingga 600 orang. Perawatan yang sedang diuji berkisa dai obat-obatan tradisional China yang berusia berabad-abad hingga obat malaria dan HIV yang terbukti membunuh virus dalam kultur sel.

Perusahaan teknologi lain juga mengambil langkah-langkah untuk membendung penyebaran informasi yang salah dan mencari untung dari wabah virus corona. Twitter mengatakan akan memprioritaskan informasi kesehatan otoritatif, sementara Amazon telah memperingatkan penjual pihak ketiga yang menjual barang seperti masker dengan harga yang berlipat-lipat dari harga resmi.[]

Baca Juga:

Berita terkait
Pasar Otomotif China Anjlok Akibat Virus Corona
Angka penjualan di pasar otomotif China mengalami penurunan yang cukup signifikan, yakni sebesar 92 persen pada Februari 2020.
WHO: Dunia Harus Siap Hadapi Pandemi Virus Corona
WHO mengingatkan dunia harus berbuat lebih banyak untuk mempersiapkan kemungkinan virus corona jenis COVID-19 menjadi pandemi.
Temasek Potong Gaji Staf untuk Bantu Korban Corona
Temasek akan melakukan pembekuan gaji dan kenaikan promosi karyawan untuk membantu penggalangan dana bagi korban wabah virus corona.