Semarang - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta menyebut erupsi Gunung Merapi diprediksi bersifat efusif atau lelehan. Meski begitu, Gubenur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta seluruh komponen untuk tidak meremehkan Merapi.
Ganjar menyatakan seluruh pihak yang terlibat dalam penanganan potensi bencana Merapi, termasuk masyarakat sekitar, tetap siaga dan waspada akan segala macam bentuk erupsi dan potensi bahaya yang ditimbulkannya.
Baginya, erupsi Merapi pada periode sebelumnya telah memberikan pelajaran dan gambaran yang nyata tentang ancaman bahayanya.
"Dulu ada bunker bawah tanah, tapi nyatanya enggak kuat," kata Ganjar dalam diskusi daring bertajuk Erupsi Merapi, Apa Yang Bisa Kita Lakukan, Minggu, 29 November 2020.
Biarkanlah Merapi berekspresi.
Sejauh ini, Ganjar yakin bahwa masyarakat di lereng Gunung Merapi sudah lebih mengerti dan memahami apa yang harus dilakukan ketika terjadi erupsi. Ia juga percaya mereka memiliki kearifan lokal tentang early warning system yang baik dan masih dipertahankan hingga saat ini.
"Saya melihat ternyata kearifan lokalnya luar biasa, kentongannya hidup lagi. Early warning system yang baik sekali. Masyarakat sudah sangat mengerti tentang kondisi Gunung Merapi dan apa yang harus segera mereka dilakukan," bebernya.
Terkait hasil monitoring BPPTKG tentang perkembangan aktivitas Merapi, Ganjar meminta seluruh komponen dan pemerintah di daerah agar dapat memanfaatkan informasi yang ada sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan berbasis pengurangan risiko bencana.
"Kita perlu memberikan pikiran dan gambaran yang bersifat teknis, sehingga risiko bencana bisa kita kurangi," ujar dia.
Baca lainnya:
- Bayang-bayang Erupsi Merapi di Pilkada Klaten dan Boyolali
- Skenario Darurat Pilkada di Tengah Pandemi dan Bahaya Merapi
- 18 TPS di Klaten Masuk Zona Bahaya Erupsi Merapi
Dalam kesempatan itu, gubernur khas rambut putih ini kembali mengingatkan kepada seluruh masyarakat di wilayah kawasan rawan bencana (KRB) III untuk selalu waspada dan dapat memahami tentang fenomena alam Merapi.
"Biarkanlah Merapi berekspresi. Kita sudah mengambil manfaat dari Merapi. Insya Allah nanti manfaatnya kita dapatkan kembali," pungkasnya. []