Banyuwangi - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Pos Pengamatan Gunung Api Raung mencatat telah terjadi 60 kali letusan dalam waktu 24 jam ini. Letusan Gunung Raung ditandai dengan keluarnya asap berwarna kelabu dan merah dengan ketinggian 50 hingga 200 meter.
Kepala Pos PGA Raung Mukijo mengatakan berdasarkan hasil pengamatan secara visual, gunung yang terletak diperbatasan tiga Kabupaten yaitu Banyuwangi, Jember dan Bondowoso, sudah terjadi 60 kali letusan.
Kalau untuk gempa tektonik jauh sudah 5 kali terjadi dengan amplitudo :3-32 mm, S-P : 11-47 detik dan durasi 60-164 detik. Sehingga status gunung masih normal
“Tadi pagi gunung teramati jelas, Kabut 0-II, Hingga Kabut 0-III. Asap bertekanan rendah hingga sedang, teramati berwarna putih, kelabu dan coklat dengan intensitas tipis hingga sedang dan tinggi 50-100 meter dipuncak kawah,” ujar Mukijo kepada Tagar, Jumat 17 Juli 2020.
Untuk gempa hembusan terjadi 23 kali dengan amplitudo 2-16 mm dan durasi 38-81 detik. Sedangkan untuk gempa tremor non harmonik terjadi 15 kali dengan amplitudo 3-32 mm, dan durasi 118-214 detik.
Baca juga:
- Gunung Raung Banyuwangi Keluarkan Asap Coklat
- Komitmen Bupati Banyuwangi Tak Kurangi ADD
- Pandemi Covid-19, Banyuwangi Surplus Beras
“Kalau untuk gempa tektonik jauh sudah 5 kali terjadi dengan amplitudo :3-32 mm, S-P : 11-47 detik dan durasi 60-164 detik. Sehingga status gunung masih normal,” tutur Mukijo
Dengan Kondisi ini, Mukijo meminta masyarakat untuk tetap tenang dan selalu mengikuti arahan dari instansi yang berwenang. Kata dia, masyarakat diimbau untuk tidak terpengaruh dengan informasi-informasi tidak jelas sumbernya terkait aktivitas Gunung Api Raung.
"Masyarakat kami minta untuk tetap tenang dan mengikuti aparat yang berwenang. Erupsi Gunung Raung ini skala kecil. Sehingga tidak menimbulkan dampak signifikan. Kita berdoa saja smoga erupsinya tidak besar. Saya juga berharap jangan termakan informasi tidak jelas sumbernya,” kata Mukijo.
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi, menutup sementara Aktivitas pendakian ke Gunung Raung. Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Banyuwangi, Eka Muharram mengatakan, penghentian sementara pendakian ke Gunung Raung ini sudah dikomunikasikan dengan tiga pemangku wilayah yang berbatasan langsung dengan Gunung Raung.
“Kami menutup sementara aktivitas pendakian di Gunung Raung, ini demi keselamatan bersama. Kami minta pemangku wilayah yang daerahnya berbatasan langsung dengan Gunung Raung segera membuat papan pengumuman penutupan pendakian. Seperti di Pos pendakian Kalibaru, Songgon dan pos pendakian di Kabupaten Jember dan Bondowoso,” kata Eka Muharram.
Kata Eka, meski telah erupsi, namun hingga saat ini, belum ada laporan hujan abu vulkanik Gunung Raung di wilayah Kabupaten Banyuwangi dan sekitaranya. Akan tetapi masyarakat diminta untuk tidak panik jika terjadi hujan abu nantinya.
“Kami harap masyarakat tidak panik jika kemungkinan terjadi hujan abu, cukup memakai masker dan kacama mata untuk menghindari iritasi mata dan alergi di hidung. Tapi sampai saat ini belum ada laporan hujan abu di wilayah Banyuwangi,” ucap Eka Muharram.
Sebelumnya, Gunung Raung sejak hari Kamis dini hari 16 Juli 2020 kemarin, telah erupsi dengan skala kecil. Asap berwarna coklat terlihat keluar dari puncak gunung dengan ketinggian 100 meter. Meski demikian status Gunung Api Raung masih dalam level normal. []