TAGAR.id, Jakarta - Kanker serviks atau kanker leher rahim di Amerika Serikat (AS) meningkat lagi.
Seorang pakar mengatakan hal ini erat kaitannya dengan miskonsepsi bahwa penyakit mematikan ini hanya menjangkiti orang tertentu.
Padahal, siapa pun yang memiliki rahim (baca: perempuan) berpotensi terjangkit virus kanker serviks.
Di Amerika, bulan Januari dikenal sebagai Bulan Kesadaran Kesehatan Kanker Serviks, atau di Indonesia dikenal sebagai kanker leher rahim. Menurut situs American Association for Cancer Research, lebih dari 14.000 perempuan di Amerika didiagnosis menderita kanker serviks yang invasif setiap tahun.
Kanker serviks pernah menjadi penyebab utama kematian akibat kanker bagi perempuan di Amerika. Saat ini skrining dan pencegahan telah sangat mengurangi dampak kanker ini. Meskipun demikian menurut National Cancer Institute, pada tahun 2022 lalu saja hampir 14.100 perempuan di Amerika didiagnosis menderita kanker serviks, dan hampir 4.300 orang meninggal akibat penyakit itu.
Diwawancarai Kantor Berita Associated Press (AP) Dr. Rachel Katzenellenbogen, Associate Professor of Pediatrics di Indiana University School of Medicine di Indianapolis, Negara Bagian Indiana, AS, mengatakan dari 600.000 kasus kanker serviks di seluruh dunia setiap tahun, sekitar 14.000 kasus terdapat di Amerika.
“Kanker serviks adalah kanker terbanyak keempat yang diderita perempuan di seluruh dunia, dan 85 persen kasus kanker serviks terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Ada banyak perempuan di seluruh dunia yang berisiko mengidap penyakit ini dan meninggal," katanya.
Meskipun demikian kini kasus kanker serviks di Amerika meningkat. “Salah satu miskonsepsi terbesar tentang kanker serviks adalah orang percaya penyakit ini tidak mungkin menjangkiti mereka. Seseorang mungkin merasa ini bukan penyakit yang perlu dikhawatirkan," katanya.
"Padahal kanker serviks dapat berkembang pada siapa pun yang memiliki rahim. Jadi penting untuk memahami bagaimana orang dapat melindungi diri mereka sendiri, serta memahami metode yang tersedia untuk mengidentifikasi kanker sejak dini, serta mengobatinya sebelum menjadi tidak terkendali," lanjut Rachel.
Lalu apa rekomendasi Dr Rachel Katzenellenbogen?
“Saya percaya ada banyak hal yang dapat dilakukan seseorang untuk melindungi diri mereka dari kanker serviks. Satu hal yang diketahui para pakar tentang kanker serviks adalah penyakit ini disebabkan oleh human papillomavirus atau HPV. Ada vaksin yang sangat efektif yang dapat melindungi orang dari jenis HPV paling umum yang terkait kanker serviks," ujarnya.
"Vaksin ini disetujui untuk orang yang berusia 9-45 tahun. Jika seseorang mendapatkan vaksin sebelum terpapar, risiko terkena kanker dalam hidup mereka akan turun drastis. Hal lain yang diketahui para pakar, yang dapat melindungi seseorang dari kanker serviks adalah skrining untuk infeksi HPV dan perubahan sel serviks. Ini merupakan prediktor atau hal-hal yang dapat mengindikasikan adanya kanker serviks. Datang ke dokter dan skrining secara teratur merupakan hal penting untuk mengidentifikasi infeksi atau lesi apapun, sehingga dapat diobati sebelum menjadi tidak terkendali," lanjut Rachel. (em)/Associated Press/voaindonesia.com. []