Empat Jenis Ganja yang Bagus untuk Keperluan Medis

Senyawa obat psikoaktif THC di ganja dapat digunakan untuk mengobati kanker.
Penggunaan ganja selalu menjadi kontoversi karena dianggap ilegal dan termasuk ke dalam obat-obatan terlarang. (Foto: voanews.com)

Jakarta, (Tagar 7/11/2018) - Penggunaan ganja selalu menjadi kontroversi, tanaman bernama Cannabis Sativa ini dianggap ilegal dan termasuk dalam obat-obatan terlarang. Padahal tanaman yang tumbuh subur di Indonesia ini memiliki banyak manfaat untuk dunia medis. Walau terkandung bahan aktif THC yang dapat membuat penggunanya merasa mabuk atau biasa disebut giting.

Belum lama ini, Herbal Medicinal Products Platform Austria (HMPPA), sebuah jaringan ilmiah di bidang obat-obatan herbal, memilih ganja sebagai tanaman obat tahun 2018. Terpilihnya tanaman ganja berdasarkan studi terbaru, kepentingan ekonomi, dan hubungannya dengan Austria.

Untuk pengobatan, ekstrak tanaman ini dapat dibeli secara legal di Austria. Begitu pula di Belgia, Belanda, Spanyol, Italia, Finlandia, Portugal, Republik Cheska, Israel, Kanada, Selandia Baru, Inggris dan 20 negara AS, zat aktifnya dapat digunakan secara medis.

Ganja mengandung lebih dari 400 unsur yang saat ini masih diteliti. Penelitian terutama difokuskan pada dua zat aktif, yakni THC dan CBD.

Senyawa obat psikoaktif THC (tetrahydrocannabinol) dapat digunakan untuk mengobati kanker. Terbukti dapat membantu melawan mual dan meningkatkan nafsu makan. Selain itu, THC bisa menghilangkan rasa sakit dan mengendurkan otot. Sejak tahun 90an ganja telah digunakan di Amerika melawan spastisitas dan multiple sclerosis.

Unsur lainnya cannabidiol (CBD), bisa membantu epilepsi dan skizofrenia anak usia dini. Selain itu, dapat digunakan untuk transplantasi sumsum tulang, jika terjadi reaksi donor ke penerima.

Dikutip dari WebMD,  Dr Dustin Sulak merekomendasikan beberapa jenis ganja kepada para pasiennya dan mendapatkan hasil yang mengejutkan. Pasien dengan sakit kronis hanya perlu sedikit obat resep. Sedangkan, pasien dengan mutliple sclerosis mengalami lebih sedikit kejang otot dibanding sebelumnya. Pasien dengan peradangan usus parah mulai bisa makan lagi.

"Respon-respon ini adalah yang paling luar biasa bagi saya. Dengan penyakit peradangan usus, kami melihat pasien yang terlihat seperti tak ada harapan untuk sembuh ternyata bisa membaik secara dramatis," tutur Sulak yang bekerja di Maine Integrative Healthcare di Manchester seperti di kutip laman hellosehat.com.

Empat Jenis Ganja untuk Keperluan Medis

Ada empat jenis ganja yang sudah diizinkan untuk diproduksi demi keperluan obat atau medis di Amerika, yaitu:

Marinol dan Cesamet

Dua obat ini digunakan untuk mengatasi mual dan kehilangan nafsu makan. Bisa digunakan untuk kemoterapi dan pada pasien pengidap AIDS. Marinol dan Cesamet adalah bentuk lain dari THC, bahan utama ganja yang memberikan rasa high. Kedua obat ini disetujui FDA pada tahun 1980-an.

Epidiolex

Obat ini digunakan pada anak-anak penderita epilepsi. FDA melegalkan pada tahun 2013. Namun, penggunaannya secara umum sangat dilarang.

Sativex

Saat ini sedang diuji secara klinis di Amerika Serikat. Merupakan obat untuk mengatasi kanker payudara. Savitex merupakan kombinasi dari bahan kimia yang terkandung di dalam tanaman ganja yang disemprotkan ke mulut. Sativex disetujui di lebih dari 20 negara untuk mengatasi kejang otot dari MS dan sakit kanker. []

Berita terkait