Ekspor Indonesia Naik, Meski Perdagangan Global Babak Belur

Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengatakan ekspor sejumlah produk unggulan Indonesia, mengalami peningkatan di tengah ketidakpastian global.
Ilustrasi produk minyak olahan. (Foto: Pixabay/Marina Pershina)

Jakarta - Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengatakan ekspor sejumlah produk unggulan Indonesia, seperti minyak olahan dari hewan/tumbuhan dan produk logam mengalami peningkatan, meski perdagangan global saat ini terdampak akibat pandemi Covid-19. 

Ia menuturkan produk ekspor yang mengalami peningkatan, antara lain minyak olahan dari hewan/tumbuhan yang naik hingga 91,05 persen, logam mulia (87,02 persen), bahan anyaman tumbuhan (62,69 persen), produk buah olahan (54,28 persen), alat kesehatan (48,25 persen), produk logam (30,71 persen), produk farmasi (17,06 persen), dan makanan olahan (7,99 persen).

Kenaikan produk tersebut, kata dia, karena Kementerian Perdagangan sudah menyiapkan beberapa strategi khusus agar tak terbawa arus negatif dari pandemi. Salah satu strategi yang diterapkan adalah strategi pemasaran.

Berikut empat poin strategi pemasaran untuk meningkatkan ekspor di tengah pandemi.

  • Pertama, emphatic society, yaitu mengedepankan empati dalam komunikasi pemasaran. Covid-19 yang telah merenggut banyak korban jiwa kini melahirkan masyarakat baru yang penuh empati dan sarat solidaritas sosial.
  • Kedua, multimedia marketing, yaitu menginformasikan dan menjawab segala keluhan pelanggan di berbagai platform informasi. Baik itu melalui situs web, surel, media sosial, notifikasi, maupun pesan dalam aplikasi.
  • Ketiga, go virtual, yaitu dengan memastikan bahwa bisnis perusahaan dapat dijangkau secara daring. Covid-19 telah membuat konsumen menjaga jarak dan menghindari kontak fisik sehingga beralih menggunakan media virtual/digital.
  • Keempat, jaminan keamanan. Saat ini masyarakat sangat mengedepankan keamanan dan keselamatan sehingga jaminan keamanan harus diprioritaskan.

Selain strategi pemasaran, Kemendag menurut dia menyiapkan strategi jangka pendek dan jangka menengah melalui pendekatan produk dan pasar untuk menyikapi perdagangan global.

Untuk strategi jangka pendek, pendekatan produk yang dilakukan Kemendag berfokus pada tiga kategori produk, yaitu produk yang tumbuh positif selama pandemi Covid-19, produk yang kembali pulih pascapandemi Covid-19, dan produk baru yang muncul akibat pandemi Covid-19.

Sementara itu, Kemendag menerapkan strategi pengembangan pasar ekspor yang disesuaikan dengan mempertimbangkan kondisi negara tujuan ekspor selama penanganan Covid-19 di masing-masing negara untuk pendekatan pasar.

Ia menjelaskan hingga satu tahun ke depan, negara tujuan ekspor difokuskan pada negara yang kondisi penanganan pandeminya sudah pulih atau mulai pulih, seperti Australia, Selandia Baru, Inggris, Jerman, Italia, Prancis, Uni Arab Emirat (UAE), Arab Saudi, Kuwait, Qatar, Aljazair, Kanada, dan Meksiko.

Kemudian, untuk strategi jangka menengah pihaknya tengah mengkaji produk yang memiliki kekuatan pasar di negara akreditasi para perwakilan perdagangan dan mengklasifikasikannya dalam tiga kategori.

Pertama, excellent products, yaitu produk yang memiliki market power di negara tujuan ekspor. Kedua, emerging products, yaitu produk yang memiliki tren ekspor meningkat selama lima tahun. Ketiga, losing products, yaitu produk yang memiliki tren ekspor menurun selama lima tahun.

Pemaparan strategi Kemendag ia sampaikan saat menerima penghargaan Lecture of The Year dari MarkPlus Inc pada acara The 8th Annual Jakarta Marketing Week (JMW) 2020, secara virtual, di Jakarta, Minggu, 20 September 2020.

Kegiatan JMW 2020 bertujuan untuk menghubungkan tenaga pemasar (marketer) dari semua lapisan masyarakat dan sebagai wadah masyarakat atau peminat pemasaran untuk mendapatkan wawasan seputar bisnis dan pemasaran di era normal baru dari berbagai macam tokoh masyarakat dan ahli pemasaran.

Agus mengapresiasi MarkPlus Inc. atas anugrah Lecture of the Year yang diberikan pada Kemendag. Ia berharap MarkPlus Inc. dan pemangku kepentingan lain dapat mendorong tenaga pemasar (marketer) dalam negeri untuk terus melakukan inovasi dan adaptasi dalam meningkatkan penjualan produk Indonesia di tengah pandemi Covid-19.

"Upaya tersebut penting dilakukan dalam menghadapi perubahan perekonomian global agar roda perdagangan terus bergerak,” ujar Agus Suparmanto seperti dikutip Tagar dalam keterangan resmi Kemendag, Senin, 21 September 2020. []

Berita terkait
BUMN Indonesia Ekspor PLTS ke Afrika
Sinergi BUMN Indonesia tanda tangani kontrak pembangungan PLTS dengan kapasitas 200 MW ke Kinshasa, Afrika
KKP Stop Sementara Ekspor Produk Ikan ke China, Kenapa?
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui BKIPM memutuskan untuk mengehentikan sementara ekspor produk ikan PT PI ke China.
59 Negara Tolak WNI, Memengaruhi Ekspor dan Impor?
Peneliti Indef Ahmad Heri Firdaus menilai tertutupnya pintu 59 negara bagi warga negara Indonesia belum tentu berpengaruh terhadap ekspor-impor.
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.